Peringkat

11 6 5
                                    

~*~

Sudah beberapa bulan berlalu, hari ini adalah hari terakhir bagi seluruh siswa AHS untuk mengikuti ujian kenaikan kelas. Di kelas Yejin khususnya, mereka lebih banyak mengambil nilai dari hasil merias wajah mereka sendiri. Padahal merias wajah adalah hal yang paling Yejin gemari, namun ia justru terlihat sangat malas melakukannya.

Hal ini terjadi setelah ia mengikuti perlombaan merias wajah dan dinyatakan gagal oleh para juri. Bukan tanpa alasan atau tidak mau menerima kenyataan jika ia telah gagal, melainkan ia merasa dicurangi oleh pihak HB Entertainment.

Lebih tepatnya ia mendapat perlakuan tidak adil. Sejak saat itu, Yejin benar-benar tidak ingin merias wajah lagi setelah kejadian itu. Entah hal ini akan bertahan sesaat atau untuk selamanya. Biarkan waktu yang menjawab.

Pada penilaian awal, para juri sangat memuji hasil riasannya. Bahkan, dikatakan tanpa dites pun ia bisa langsung bekerja di agensi. Saat melakukan voting dengan meminta para staf HB Entertainment, nilanya justru lebih besar dari yang lainnya. Saat itu, Yejin merasa cukup yakin dengan hasilnya. Namun, dadanya terasa seolah dihantam benda keras yang membuatnya kesulitan bernapas begitu hasilnya diumumkan.

Jangankan mendapat juara pertama, bahkan masuk lima besar saja namanya tidak tertera di sana. Karena tak kuasa lagi menahan gejolak di hatinya, ia memutuskan untuk bertanya pada juri kenapa ia gagal dan tidak mendapat kesempatan sedikit pun untuk mendapat pekerjaan di HB Entertainment.

Jawaban yang diberikan oleh Direktur Park Bogum membuatnya sangat tertegun. Tidak masuk akal.

// flashback on //

Aula besar itu terasa begitu dingin karena di dalamnya terdapat AC sekitar enam buah yang di tempatkan di sudut-sudut tertentu di dinding paling atas, hampir dekat dengan palfon.

Semakin lama hawa dingin itu justru berganti panas karena sebagian besar yang mengisi ruangan itu sedang dalam keadaan tegang, takut, hingga ada yang berkeringat dingin karena menunggu hasil yang sudah mereka nantikan sejak setengah jam yang lalu.

"Para siswa dan siswi sekalian, kalian pasti sudah tidak sabar menunggu hasilnya bukan?" sapa Direktur Park Bogum begitu dirinya naik ke atas panggung.

Meski takut dengan hasilnya, mereka tetap penasaran siapa yang akan menempati posisi pertama. Ada juga yang sudah pasrah lebih dulu dengan hasilnya. Respon yang diberikan sangat beragam. Ada yang antusias, pesimis hingga menjadi pihak netral. Bagi pihak netral, bisa meninap di salah satu hotel ternama ini saja sudah terasa seperti tiket lotre menuju surga. Kalah-menang urusan Tuhan.

"Sebentar lagi akan saya umumkan. Kami hanya akan mengambil lima peserta dengan nilai teunggul. Sesuai dengan penilaian para juri dan hasil voting dari para staf." Park Bogum menambahkan, membuat para siswa semakin penasaran.

Di ujung sana, dengan jarak yang sedikit menjauh dari teman-temannya bahkan tema satu kelompok yang sebelumnya sudah ditentukan Yejin terlihat ikut penasaran. Kedua tangannya saling bertangkup, menandakan ada serpihan harapan yang ia inginkan dari hasil yang keluar nanti.

Mengingat penilaian para juri dan hasil vote sangat baik untuknya, ia sedikit berpikir positif jika ia punya kesempatan itu. Meski sedikit, Yejin yakin ada celah baginya untuk menang.

"Kita mulai dari peringkat lima"

Ucapan Direktur membuat mereka semakin ketar-ketir, penasaran. Detak jantung mereka bahkan terdengar begitu kencang oleh diri mereka sendiri. Jika saja detakan itu dapat terdengar oleh indera pendengaran, bisa dipastikan ruangan itu akan sangat berisik sekarang.

BINASA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang