Lagi

46 20 33
                                    

~*~

Byurrrr... satu guyuran air kotor berhasil membasahi seluruh tubuh Yejin.

“Euhh, bau banget lo sampah. Ga pernah mandi ya? Ucap Seo Jin begitu Eun Byeol selesai mengguyur tubuh Yejin dengan air yang sudah dicampur dengan kaldu ikan busuk.

“Uweekk... pergi yuk gue mau muntah,” tambah Irene yang segera meninggalkan Yejin dan disusul oleh anggota gengnya. Saat ini Yejin menjadi tontonan gratis bagi beberapa murid yang melihatnya.

Pagi ini Yejin sudah mendapat sarapan kaldu ikan busuk. Badannya benar-benar sangat bau. Bahkan ia sendiri tak sanggup mencium aroma tubuhnya sendiri. Yejin segera berlari ke kamar mandi.

Beberapa anak yang dilaluinya pun dengan sigap menutup hidungnya sambil memandangi Yejin dengan tatapan jijik. Ada juga yang terheran melihatnya datang ke sekolah dengan pakaian yang basah. Padahal dari tadi nggak ada hujan, kenapa dia kelihatan basah kuyup, pikir mereka yang tidak tahu kejadian sebenarnya.

Brukk... Yejin terjatuh begitu melewati pintu kamar mandi saat ia hendak masuk ke dalam. Dia menyadari bahwa kakinya telah tersandung sesuatu.
Yejin memegangi kakinya yang terasa sakit. Sepertinya pergelangan kakinya terkilir karena ia jalan dengan terburu-buru.

“Makanya jalan tu pake mata!!!”

Yejin mendongak ke atas untuk memastikan ulah siapa lagi yang tega melakukan hal ini padanya. Ya Tuhan, bahkan belum ada lima menit diganggu sama trio nenek lampir sekarang siapa lagi?

“Lo siapa? Salah gue apa sama lo?” Ucap Yejin begitu menyadari wanita asing yang saat ini tengah berdiri di hadapannya.

“Salah lo? Lo salah karena dulu pernah kecentilan sama cowo gue!”

“Oh ya, kenalin gue Shim Joy. Teman satu angkatan lo, cuma kita beda jurusan. Karena lo nggak level satu jurusan sama gue” tambahnya sambil mendekatkan wajahnya dengan Yejin.

“Maksud lo apa? Gue ga pernah deketin siapapun di sini. Cowo lo aja mungkin ga tau diri deketin gue.”

Yejin menjawab apa adanya, karena dia sendiri tidak ingat pernah menggoda cowok-cowok di sekolahnya. Kecuali memang para buaya itu yang mendekatinya, dan saking banyaknya mereka yang mendekati Yejin dulu, dia bahkan tidak ingat wajah mereka satu pun.

Hanya Jimin dan gengnya yang tergambar jelas di memori Yejin karena mereka memang cukup populer di AHS. Ia, populer sebagai buayanya sekolah.

Dengan wajah yang merah padam, Joy pun berdiri dari posisi jongkoknya dan langsung menginjak kaki Yejin yang sedari tadi dia pegang.

“Aww, sakit Joy.. sakittttt, jangan lakuin ini ke gue,” rintih Yejin kesakitan sambil memohon agar Joy menghentikan perbuatannya.

“Gimana? Enak? Sekali lagi lo berani ngejelekin pacar gue, habis lo sama gue,” Joy justru semakin kuat menekan kakinya di atas tangan Yejin yang masih memegangi kakinya yang semakit sakit.

Mata Yejin memerah, ia menggigit bibir bawahnya dengan kuat karena tak kuasa menahan injakan kaki Joy yang terasa semakin mencengkram. Seluruh otot kakinya terasa nyeri, tangannya terasa panas karena terinjak langsung oleh sepatu Joy yang keras.

“Joy, stop! Kalo lo terusin gue bakal laporin kejadian ini sama Bu Jesicca,” ancamnya sedikit berteriak.

“Hah, apa? Gue ga salah dengar lo mau laporin gue sama guru BK yang waktu itu pernah ngingetin lo buat ngga nyari masalah di sekolah ini. Karena kalo ketahuan bukannya lo bakal dikeluarin ya?

“Lo tahu, gue dapet rekaman suara lo sama temen lo kemarin di ruang obrolan sama teman-teman satu jurusan. Asal lo tahu aja, udah banyak anak-anak yang tahu rekaman suara lo ini. Jadi lo tu udah ga bisa apa-apa lagi Kim Yejin!” Tambahnya disusul dengan tawanya yang begitu keras. Menggema di seluruh ruang kamar mandi.

BINASA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang