16

2.5K 269 12
                                    

"Mas Debar,"

"Mas,"

"Ish, mas Debar!"

"Hm, ini masih terlalu pagi Na."

"Heung, mas Debar dengarkan Nana dulu~"

"Mas!"

"Hm,"

"Mas dengar Nana kan?"

"Hm,"

"Mas, Nana ingin seblak rasa kuaci."

Nanda menghentak-hentakkan tubuhnya kesal dipelukan Aldebar karena melihat seseorang yang diajak berbicara kembali terpejam, "mas Debar, hiks."

"Apa Nanda?"

"Nana!" Ralat Nanda tak terima.

Aldebar menghela nafas jengah, "iya, Nana. Apa, kau mau apa? Ini masih terlalu pagi."

"Nana mau seblak rasa kuaci." Ucapnya dengan ekspresi yang, ah sangat cantik dan menggemaskan!

Tolong kuatkan hati Aldebar untuk menolak permintaan aneh sang adik itu.

"Tidak."

"Mas Debar ih!"

"Kalau ingin, buatlah sendiri."

Nanda kembali mempoutkan bibir nya, "Nana mau keluar, ayo mas." Ucapnya dengan tangan menarik-narik lengan Aldebar.

"Tidak Nanda."

"Mas Debar,"

"Mas Debar jahat! Nana mau keluar, Nana ingin menghirup udara segar!" Rajuknya.

"Sekali tidak tetap tidak."

"Nana sudah tidak keluar dari sini hampir satu bulan! Nana bosan,"

Nanda menjambak surai Aldebar ketika melihat sang kakak malah kembali tidur.

"Akh, Nanda!"

...

Chanhe mengulat dengan sangat nikmat, ketika tangannya tak sengaja menyentuh sesuatu, ia menoleh ke sumber itu.

Memandang dan kembali terpesona. Sosok itu lagi-lagi membuatnya jatuh, ia mengulas senyum manisnya pada pagi itu.

Debaran, sang kakak yang masih terpejam terlihat sangat tampan dan begitu mempesona. Telah lebih dari dua tahun ia mengangumi kakaknya sendiri.

"Sampai kapan memandangiku seperti itu?"

Chanhe mengerjap beberapa saat, sebelum ia terkejut bukan main ketika sadar jika Debaran telah bangun dan memergokinya sedang menatap dunianya.

"Aku bertanya, sampai kapan, hm?"

"Ti—tidak! Chanhe tidak melihat kak Bara!" Elaknya.

Debaran akhirnya membuka matanya, tak lupa terkekeh karena tingkah sang adik yang begitu menggemaskan.

"Aku tau itu, jangan mengelak."

Chanhe beranjak duduk dan mengalihkan pandangannya ke arah pintu kamar mandi yang tepat dihadapannya.

"Hey,"

"Sayang,"

"Tidurlah lagi, kemarilah."

Ingin sekali rasanya Chanhe jumpalitan. Sial, ini masih sangat pagi. Kenapa sang kakak sudah bersikap sangat manis!

𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫?✓【ɴᴏᴍɪɴ】Where stories live. Discover now