15

2.8K 292 17
                                    

Selamat malam minggu bagi yang menjalankan :)



Aldebar gusar. Entah kenapa perasaan itu hinggap sejak kemarin hingga malam ini. Intinya hatinya merasa tak tenang, sungguh. Walaupun Aldebar bisa dengan begitu baik menutupi itu dari ekspresi wajahnya.

Nanda yang paham betul terhadap Aldebar pun ikut heran. Pasalnya malam ini Aldebar sama sekali tak membahas pasal malam panas.

Tentu saja, sejak kepindahan mereka dua Minggu yang lalu Aldebar tak pernah absen menjamah tubuhnya. Aneh saja hari ini bahkan ia bisa melihat selangkangan Aldebar tak mengeras.

"Mas Debar,"

Aldebar menoleh dan bergumam, membalas panggilan Nanda.

"Mas Debar sakit?"

"Tidak,"

"Kenapa mas Debar tidak banyak bicara?"

Aldebar menaikkan alisnya, "apa aku tipe orang yang banyak bicara?" Tanya Aldebar balik.

Nanda memberengut, "ish, bukan itu! Maksud Nana—

"Apa? Maksud mu lubang mu sudah gatal ingin ku masuki?"

Seketika ia memukul bibir Aldebar karena spontan dengan pipi memanas. Sial, Aldebar.

"Kau berani memukul ku?"

"Ah, maaf. Nana tidak sengaja," ucapnya dengan tangan ia silangkan di dada dan wajah yang palingkan dilengkapi dengan bibir yang ia poutkan.

Diam-diam Aldebar tersenyum kecil karena gemas.

"Sudah malam, tidurlah."

Dengan malu yang masih tersisa sedikit Nanda menoleh kembali pada Aldebar.

"Mas Debar,"

"Hm, apalagi?"

"Kalau mas Debar sedang banyak pikiran atau masalah apapun, mas Debar bisa membaginya dengan Nana,"

Aldebar tersenyum tampan, ia ulurkan tangannya untuk mengusap surai sang adik.

"Kau masih balita, tak akan mungkin mengerti."

"Ish!" Kesalnya dengan menghempas jauh tangan Aldebar dari kepalanya.

"Tidur," dengan begitu Aldebar mematikan lampu kamarnya, hanya tersisa lampu tidur yang menerangi malam mereka.

Nanda beringsut masuk kedalam pelukan Aldebar, tentu dengan Aldebar yang membalas merengkuh sang adik dan keduanya tertidur pulas.

Ah tidak, walaupun matanya terpejam, tak bisa dipungkiri jika didalam otaknya tengah merancang sesuatu. Karena sudah ia pastikan jika keluarga nya tengah mengincar mereka.

...

Guanlin dan Debaran sudah mendapatkan informasi valid dari rekan nya tentang Aldebar.

"Bara, ini adalah informasi yang paling berdasar. Ada rekaman cctv sekaligus pelayan yang melayani Aldebar di surya ibox shop yang menjadi saksi."

Debaran mengangguk, "bukankah seharusnya ada informasi lebih lanjut, seperti alamat lengkap ataupun nomor ponsel di sana?"

Guanlin berdecak, "sayangnya Aldebar selalu berhati-hati, ia menulis alamat tempat tinggal paman Siwon, bukan tempat tinggal nya sekarang."

Debaran menggaruk kesal rambutnya, "lalu bagaimana?"

"Aku sudah mempunyai rencana. Aku mempunyai seorang teman yang mungkin bisa melacak keberadaan Aldebar."

𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫?✓【ɴᴏᴍɪɴ】Where stories live. Discover now