7

4.9K 451 55
                                    

TELAH dua hari ini Aldebar sudah berada di rumah karena memang sudah di perbolehkan untuk dirawat dirumah saja.

Tentu dengan Nanda yang selalu disisi Aldebar, jika tidak bisa-bisa rumah nya itu menjadi kapal pecah karena ulah Aldebar yang mengamuk.

Sedari tadi Aldebar selalu memperhatikan gerak-gerik Nanda, seperti ada yang aneh, pikirnya.

Nanda terlihat suram, maksudnya dia lebih banyak melamun dan tak banyak bicara.

"Nana,"

"Eung?"

"Ada masalah?"

Nanda diam sejenak sembari mengerjap lalu menggeleng dengan tersenyum.

Aldebar meyakini jika senyum Nanda tadi adalah palsu. Ada yang Nanda sembunyikan.

"Bicaralah, ada apa?"

"Tidak, Nana hanya rindu sekolah." Ucapnya, tak sepenuhnya bohong karena memang ia sangat merindukan sekolah, apalagi sahabat satu-satunya itu.

Aldebar hanya mengangguk, walaupun ia masih curiga pada Nanda. Tidak mungkin hanya itu alasannya kan?

"Tolong ambilkan aku soda dibawah,"

Nanda mengangguk, ia beranjak dari duduknya untuk mengambilkan soda sang kakak.

Tapi ditengah jalan ia berpikir, "mas Debar ingin soda? Tapi apa boleh orang yang sakit seperti mas Debar meminum soda?"

Ia menggelengkan kepalanya, ia hanya diberi perintah untuk mengambilkan soda, jadi ia hanya menuruti permintaan Aldebar.

Ia kembali berhenti melangkah,  pikirannya kembali melayang pada pagi tadi saat telinganya tak sengaja menangkap pembicaraan orang tuanya.

"Kita harus cepat-cepat memindahkan Aldebar ke California sebelum mereka terlalu jauh! Kita harus memisahkan Nana dan Aldebar secepatnya."

"Ya, tapi tunggu keputusan Johnny dan Ten,ya. Ah memikirkan Jaehyun, kepalaku menjadi begitu pusing."

"Mas Debar akan pergi meninggalkan Nana nanti, ya?"

"Kenapa Mamih dan Papi ingin memisahkan kami?"

"Apa yang mereka katakan?"

Nanda terkejut bukan main saat suara Aldebar tiba-tiba ada dibelakang nya.

Sial.

"A-ah, bukankah mas Debar menginginkan soda, Nana akan mengambilkan kenapa mas Debar kesini?" Tanya Nanda setengah panik.

"Katakan apa yang mereka katakan."

"Katakan apa? S-siapa?"

"Ka. Ta. Kan. Na. Na."

Nanda langsung menciut, ia memeluk Aldebar dan menangis tertahan di dada Aldebar. Ia sedih karena orang tuanya akan memisahkan mereka dan sekarang ia juga takut pada Aldebar yang sepertinya akan kembali mengamuk.

Terkutuk lah mulutnya yang asal bicara tadi. Ia yakin sesuatu akan terjadi beberapa saat kemudian.

"Hiks, mas."

Gigi Aldebar bergemelutuk, sialan orang tua nya itu. Berani-beraninya membuat pujaan hatinya menangis!

"Jangan menangis."

𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫?✓【ɴᴏᴍɪɴ】Where stories live. Discover now