13

2.9K 306 30
                                    

Maleeeen kesayangan.
Uda dipanggil sayang, jangan lupa vote komen nya, sayang dua.

Komen woi, kasih semangat kek gitu, bikin anak orang seneng dapet pahala.

.
.

.
.

Jaehyun tengah menangis dengan sesenggukan dengan memeluk boneka kesayangan istrinya dulu.

"Jaehyun, bersabarlah sebentar lagi ya? Aku yakin Taeyong tak lama lagi akan kembali ke pelukan kita. Kita sudahi acara kucing-kucingan kita,"

"Tidak, tidak bisa! Dia tak akan bisa menerima ku!"

"Dia pasti bisa, jangan berpikir buruk tentangnya."

"Dia mempunyai sifat sama persis seperti ku, dia tak akan mau mengakui ku yang gila seperti ini!" Teriaknya murka.

Ten dan Tiffany mengusap genangan air mata mereka berusaha agar tetap kuat.

"Kau tidak gila, Jaehyun. Jika aku dalam posisi mu, kemungkinan besar aku juga akan stres dan kehilangan akal. Lima belas tahun bukan waktu yang cepat dan kau bisa bertahan sampai sekarang demi istri dan anak-anak mu."

"Mereka akan kembali lagi padamu, jadi berhentilah memendam semuanya."

"Tidak John tidak!"

Siwon menghela nafas lelah.

"Baiklah, kita bicara terlebih dulu padanya, aku sangat yakin jika dia akan berpikir lebih jernih dari pada adiknya."

Kemudian Johnny pun mengangguk mengiyakan.

Dan pada akhirnya, Jaehyun pun mengangguk setuju dengan paksa.

...

"Duduklah, Aldebar."

Aldebar mengernyit heran, pasalnya saat baru saja mereka sampai, Siwon ayahnya menyuruhnya untuk segera mengistirahatkan Nanda setelahnya ia akan berbicara serius dengannya.

"Ada apa?" Tanya nya setelah ia turun dari lantai dua, yang ternyata di bawah sudah duduk berkumpul.

"Duduklah dulu."

"Aku tidak suka berbasa-basi, aku tak akan meninggalkan Nanda."

Siwon tau jika Aldebar itu sangat-sangat keras kepala, persis seperti ayahnya.

"Duduk, Aldebar." Kali ini Jaehyun yang menginterupsi, Aldebar menaikkan alisnya tapi tetap menurut ia duduk di sofa single.

"Hanya tiga tahun."

"Tidak."

"Ini sudah kami putuskan untuk kebaikan kita semua?"

Aldebar berdecih, "kalian semua, bukan aku dan Nanda."

"Aldebar menurutlah, ya?" Bujuk Tiffany.

"Tidak dan tidak akan untuk selamanya."

"Aldebar,"

Aldebar memicing melihat Debaran pun turut andil dalam hal ini.

"Kau mengadukan ku pada mereka, sialan?"

𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫?✓【ɴᴏᴍɪɴ】Där berättelser lever. Upptäck nu