5

6.5K 571 56
                                    

MORNIIIING~
Awali pagi kalian dengan membaca,
Ow slebew.
Semoga sukak!

.
.

.
.


RENJUN dan juga Guanlin tengah berjalan di lorong rumah sakit ternama itu.

"Aldebar benar-benar gila seperti nya."

"Ya, gara-gara kak Debar, aku tidak bisa leluasa bermain di sekolah!"

"Bukankah Aldebar sedikit berlebihan?"

"Maksud ku, dengan tidak mengizinkan Nanda ke sekolah hanya karena ia tidak ada disana untuk menjaga Nanda. Bukankah itu sedikit berlebihan?"

Renjun menaikkan bahunya tak mengerti.

"Mungkin kak Debar hanya tidak mau Nanda terluka. Bukankah setiap kali tidak ada kak Debar disisi Nanda ataupun Nanda yang mencoba kabur selalu terjadi sesuatu padanya?"

"Benar juga. Ah kita sudah sampai,"

Guanlin pun menurunkan gagang pintu itu tanpa perlu mengetuk.

Renjun dan juga Guanlin sedikit membeku melihat pemandangan dihadapan mereka.

"Kenapa? Masuklah jika ingin, asalkan tutup mulut kalian. Nana baru saja tidur." Ucap Aldebar didalam sana.

Renjun meneguk ludahnya sedangkan Guanlin melangkah masuk dengan tanpa beban.

Posisi nya sekarang Nanda sedang tertidur dengan memeluk Aldebar di brankar yang tak kecil itu.

Renjun dan Guanlin tentu sedikit terkejut, pasalnya posisi itu lebih tepatnya untuk sepasang kekasih bukan? Atau tidak? Entahlah.

"Apakah tangan mu tidak sakit seperti itu?" Tanya Guanlin.

"Tidak masalah."

Guanlin mengangguk. Ia meringis dalam hati, Nanda sedikit menindih tubuh Aldebar! Itu akan terasa kebas jika terlalu lama.

"Apa sebaiknya kita membangunkan Nanda, kak?" Tanya Renjun hati-hati pada Aldebar.

"Tidak." Renjun juga ikut mengangguk mengiyakan saja, walaupun dalam hatinya telah menyusun beberapa kalimat wejangan untuk Nanda.

Aldebar telah dirawat disana dua hari, dan dua hari itu Nanda sama sekali tak dibolehkan beranjak dari ruangan sama sekali. Sekolah saja Nanda terpaksa harus bolos. Kakak yang sungguh menyebalkan sekali bukan?

Renjun dan Guanlin hanya duduk melihat bagaimana Aldebar mengelus surai Nanda dan punggung Nanda bergantian.

"Mereka lebih terlihat seperti memiliki hubungan kekasih dari pada saudara." Bisik Renjun.

"Aku juga merasakannya."

"Wah ada tamu,"

Aldebar, Guanlin dan juga Renjun menoleh pada pintu yang baru saja dibuka oleh Tiffany.

"Kenapa kalian hanya duduk?"

"Ah, Nanda sedang tidur jadi kita tidak boleh bersuara."

Tiffany menoleh pada brankar yang disana ada Aldebar yang tengah memutar bola mata.

"Ah, pasti manusia lintah itu yang tidak memperbolehkan kalian bersuara, ya?"

Renjun dan Guanlin mengangguk canggung.

"Diamlah, ku bilang Nana baru saja tidur."

"Anak lintah ini, dia sendiri yang meminta adik terkasih nya menemani hingga ajal menjemput, dia sendiri yang mengoceh."

𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫?✓【ɴᴏᴍɪɴ】Where stories live. Discover now