Between Us 16

4.5K 1K 751
                                    




Untuk part ini, akan ada target vote dan komen untuk unlock next partnya ya! 700 vote dan 700 komen. Boleh komen setiap Line biar cepat terpenuhi tantangan komennya.
Absen dulu sini biar lebih semangat untuk mengawali baca RBU. Voter ke berapa nih?

Kalo kayak gini? coba tebak dia siapa?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalo kayak gini? coba tebak dia siapa?













Kendati kemarin malam hujan terperas deras dari awan, hari ini ramalan cuaca mengatakan jika langit kembali cerah tanpa mendung. Dan sekarang, meskipun hari nampak menyenangkan untuk jalan-jalan atau berbelanja ramyeon instan, hampir pukul sembilan di hari Minggu dan Anne belum menyerah dengan buku pelajarannya. Anne memang percaya, jika ia berusaha keras maka hasil yang ia dapatkan juga akan mengikuti—sama besarnya.

Sebab Anne menyadari, kendati ia dan Mary lahir dari rahim yang sama, meskipun mereka memiliki paras yang identik, kendati mereka akhirnya terpelanting dan hidup di dalam panti asuhan, nasibnya tidak seberuntung dan seindah Marydith ketika dewasa. Marydianne tumbuh besar di balik dinding lembab dan juga ukuran ranjang sama yang ditata sejajar untuk dua puluh anak dalam satu ruangan yang kelewat apak.

Sementara hidup Marydith seolah ditulis indah oleh Tuhan, diukir menggunakan tinta emas pada lembaran takdir hingga gadis dengan rambut coklat terang itu tumbuh besar bersama keluarga terpandang dan kaya raya. Anne juga berpikir jika Mary tidak akan meninggalkannya, tetapi Anne terlalu munafik jika apapun yang sama itu tidak akan terpisah dan dipisahkan.

"Kau bilang tidak akan pergi meninggalkanku."

Anne benar-benar ingat ekspresi apa yang adik kembarnya sematkan, ia juga ingat kalimat apa yang Mary berikan untuk menenangkannya. "Aku sebenarnya tidak ingin pergi, tapi mereka membutuhkanku. Kau juga berkata jika aku harus mencobanya, Ann. Jadi aku ingin mencobanya sekarang."

Iya, Anne dulu memang meyakinkan Mary untuk menerima hak asuh baru. Tapi, pikiran anak-anak itu gampang berubah, secepat itu pula beralih. Dan saat keluarga baru Mary datang, Anne menyesal meyakinkan saudarinya pergi sebab baru menyadari jika ia akan sendiri.

Anne, ingin pergi juga.

Anne ingin mendapatkan keluarga baru juga.

Dan benar, setelah beberapa hari Marydith akhirnya pergi dengan keluarga asuh baru, sedangkan Anne tetap berada di panti asuhan. Bukan kenangan yang baik, dan tidak ada seorangpun yang bisa menyalahkan jika pada akhirnya, Anne tumbuh dengan konsep jika dirinya tidak pernah diinginkan sama sekali. Perundungan yang dilakukan gadis bernama Eris juga terus terjadi sampai Anne berusia lima belas tahun, sebelum Eris diadopsi oleh keluarga pengusaha roti dan di bawa ke daerah Daegu—begitu yang Anne dengar.

Lihat? Bahkan bocah jahat saja bisa mendapatkan sebuah keluarga dan jaminan hidup yang Anne inginkan. Tetapi apa yang tersisa untuk Marydianne? Tidak ada. Tuhan nyatanya tidak menyisakan apapun, takdirnya tidak ditulis menggunakan tinta emas, perak atau bahkan perunggu. Hingga di usia tujuh belas tahun, saat panti asuhan mengijinkan Anne untuk pergi, gadis itu bertekad akan mengubah hidup dan menulis takdirnya sendiri.

Resilience-Between Us ☑️Where stories live. Discover now