Mengapa setiap aku mendekat dia pergi?
Apakah dia menghindar?
Atau memang karena udah punya perempuan itu?
-Tiara-
---------------------------------------
"Kantin, yuk?" tanya Yori kepada teman-temannya.
"Gas lah, laper nih," ucap Anggi dengan semangatnya.
"Aku mah ayo-ayo aja," ucap Key dengan pasrah, seakan dia ikut aja kemana sahabat dia pergi.
Terlihat, Tiara sedang memandang sahabatnya yang sedang berdiskusi menuju kantin. Diskusi yang sungguh unik, karena bagi Tiara ke kantin ya ke kantin aja, tidak perlu di diskusikan bahkan diperdebatkan. Namun, Tiara senang karena bertemu dengan teman yang diluar ekspektasinya, yang ternyata begitu gila bila di jelaskan.
"Ikut kan, Ra?" tanya Yori sembari menatap wajah Tiara yang sedang melamun.
"Eh, iya ikut dong," ucap Tiara dengan wajah tampak terkejut karena pertanyaan Yori.
"Oh iya, nanti aku yang bayar ya, sebagai tanda perkenalan," ucap Tiara sembari tersenyum.
Terlihat, mereka nampak begitu bahagia mendengar ucapan dari Tiara. Seakan mereka bisa makan sepuasnya hari ini. Atau mungkin seakan mereka belum makan sekian lama, dan akhirnya mendapatkan makan sepuasnya hari ini. Tiara hanya terkekeh pelan. Melihat temannya begitu kegirangan.
"Yang bener, Ra?" tanya Yori seakan terkejut dengan ucapan Tiara baru saja.
"Beneran," balas Tiara yang semakin membuat ke empat temannya bersorak bahagia.
"Alhamdulillah Ya Allah, akhirnya aku bisa makan banyak," ucap Key sembari membuka tangannya seperti sedang mengucap syukur pada yang kuasa.
"Dasar Key, diajak tadi kaya ogah-ogahan, pas dapet gratisan paling semangat," ledek Dhea sembari tertara kecil.
"Ya, namanya rejeki kan gaboleh ditolak, ya kan, Ra?" ucap Key sembari tersenyum bahagia.
"Iya-iya," hanya itu jawaban yang keluar dari mulut seorang Tiara.
"Key, aku bingung, kamu sering banget dapet gratisan dan pasti makan paling banyak, tapi kok ga bisa gemuk?" tanya Anggi penasaran, begitu penasaran.
"Ga tau juga sih, turunan mungkin," jawab Key dengan cuek.
"Sialan ya, aku makan dikit langsung berasa naik dua kilo loh, bisa-bisanya kamu segitu aja badannya," ucap Anggi sembari memegang pinggulnya yang sedikit melebar.
"Ya, itu deritamu, Nggi," jawab Key sembari tertawa begitu lepas.
Ya begitulah, pertemanan Tiara dengan teman barunya di SMA Perbangsa ini. Bercandaanya yang luar biasa, namun tak ada yang merasa tersakiti satu sama lain. Mungkin rasa tersakiti ada, namun kebersamaan antara mereka yang membuat rasa sakit itu tak terasa.
Mereka menuju kantin yang berada di belakang sekolah, lebih tepatnya masih masuk lingkup sekolah, namun di bagian belakang. Tiara merasakan keindahan yang disuguhkan dari SMA Perbangsa ini. Terdapat berbagai pohon yang rindang, dan juga terdapat beberapa tanaman merambat, yang menutupi atap lorong menuju kantin. Sungguh indah semua yang Tiara lihat saat ini. Terlihat, kantin yang sudah mulai ramai oleh para siswa SMA Perbangsa. Kantin yang lumayan besar ini terlihat begitu bersih, dengan beberapa macam makanan yang di jual pada kantin ini begitu beragam.
"Eh, duduk disitu aja yuk," ucap Yori sembari menunjuk bangku kosong di pojok.
"Boleh juga tuh dipojok, biar bisa ngobrol dengan tenang," ucap Anggi dengan memainkan kedua alisnya.
YOU ARE READING
Same But Different
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA] Lelaki itu. Ya, lelaki itu sangat mirip dengan Ardan - Kekasih Tiara yang telah pergi meninggalkannya. Lelaki dengan wajah yang sangat mirip namun dengan sifat yang sangat berbeda yang membuat Tiara meras...
