🐈‍⬛6🐈‍⬛

Magsimula sa umpisa
                                    

Boomm... Boomm...

Ledakkan demi ledakkan di kejauhan semakin mendekat seiring berlama-lama mereka berdua di situ. Chat Noir pergi ke suatu tempat untuk memberi makan kwaminya, Plagg, sepotong chammembert. Kim telah berganti menjadi Roy Singe saat Chat Noir kembali ke tempat itu.

"Apa rencananya?" Roy Singe menunggu partner Ladybug itu sebelum keluar menghadapi sosok akuma yang masih mengamuk. Kapal rumah Couffaine berguncang hebat karenanya.

"Dengar, yang kita hadapi adalah Storyteller, apapun yang dia tembaki akan berubah menjadi manik-manik di punggungnya yang seperti tanduk rusa itu. Kami tidak tau jelasnya tapi Ladybug dan yang lain sudah tertangkap. Tinggal aku dan kau seorang yang tersisa, yah, kau mungkin lihat prosesnya." Chat Noir membawa pria mirip Wukong ke celah-celah bagian dek kapal. "Aku akan melindungimu dari depan. Kau hanya perlu mengeluarkan kekuatanmu dan melemparnya ke arah bagian manapun yang kau bisa, mengerti?"

"Ok! Mudah..."

Chat Noir menghela nafas. "Apapun yang terjadi, kau harus berhasil. Mengerti?"

Hap!

Baru saja Chat Noir hendak melompat keluar, matanya langsung melotot begitu melihat Storyteller nyengir dari arah random dalam jarak dan cara yang cukup membuat siapapun jantungan. "Peek-a-booom!"

Booooomm!...

"Aaakkh!..."

Suara teriakkan Chat Noir menggema dalam goa luas. Adrenalin memicu jantungnya berdetak sangat kencang sehingga nafas laki-laki pirang itu keluar masuk tak karuan. Pupil hijau emerald itu bergerak memeriksa dimana dan bagaimana dia terduduk di lantai batu dingin mirip marmer dan tempat agak gelap bertabur sesuatu seperti bintang.

"Adrien?"

"Hik!"

Chat Noir terkejut. Matanya refleks mencari seseorang yang baru saja memanggil namanya diluar kostum. Seseorang yang tak asing baginya baik sebagai superhero maupun model remaja Adrien Agreste, gadis cantik manis berambut segelap langit malam dan mata jelita sewarna samudra, putri pembuat roti terbaik di kota Paris sekaligus designer jenius berbakat. "... Marinette?"

Mereka bertatapan dalam diam.

Marinette seperti sedang melindungi sesuatu diantara kedua telapak tangannya. Suatu benda bulat bercahaya agak merah yang didalamnya ada sesuatu aneh seukuran tikus nyingnying tanpa telinga lebar dan berekor empat seperti daun, dilengkapi dengan dua antena, meringkuk dan menggigil.

"Hatschu!..."

Gadis itu bergerak seperti memeluk benda- makhluk kecil itu di pipinya, berusaha membuatnya hangat, namun air mata yang mengalir di pipi Marinette mengatakan seperti dia telah mencari atau menunggu makhluk itu dalam waktu yang lama.

"Tikki..."

Bersamaan dengan itu, sepasang anting knot di telinga Marinette Dupain Cheng berkilau merah dengan lima bintik yang muncul lalu menghilang. Seperti energinya terkumpul ke tubuh mungil sesuatu di telapak tangan Marinette.

Bukan, itu jelas bukan sesuatu yang biasa!

Sebagai Chat Noir dia punya satu yang seperti itu, ya, seekor kwami. Makhluk ajaib yang memberinya kekuatan super dengan masuk ke dalam miraculous... Oh!

Srek..

Chat Noir memeriksa cincin di salah satu tangannya, "aaakkh!"

Pekikkan lain muncul saat pria itu melihat sepasang tangan dengan kulit putih cerah khas manusia tanpa ada kuku super kuat dan tajam atau apapun yang seharusnya membungkus bagian situ. Dia bersyukur setidaknya cincinnya masih di situ.

Under the Same UmbrellaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon