44

554 47 4
                                    

Siapa sangka Saena akan di kurung bak seorang sandera.

Saena sudah tiga hari berada di suatu bangunan yang entah apa, saena tidak tau. Sedari ia di bawa pergi oleh Jimin komplotan nya, matanya di tutup kain dan tidak di izinkan berbicara.

Saena rasa, dia kini berada di negaranya, Korea Selatan.

Setiap pagi hanya dapat melihat rintik embun menetes dari ranting depan kamarnya, tidak adak akses menuju manapun, seluruh nya di kelilingi pohon besar, sudah pasti ini di dalam hutan.

Tidak enak makan, tidak enak tidur, bahkan berbicara saja rasanya kini Saena tidak Sudi.

Terdengar kunci dari pintu di buka dari luar.

Saena yang tengah terduduk di atas kasurnya pun, terburu-buru menatap siapa itu.

"Pagi noona" ucap Jungkook.

Dia Jungkook, membawa nampan dengan sarapan di atasnya.

"Kau harus sarapan, kemarin malam kau tidak makan malam, jadi sarapan lah" ucap Jungkook menaruh nampan di hadapan Saena.

Saena masih terlihat tidak mementingkan ucapan Jungkook.

"Kau masih marah kepada ku, noona?" Tanya Jungkook.

Saena menatap wajah Jungkook dengan pandangan dinginnya.

"Bisakah kau tinggalkan aku?" Pinta Saena.

Bukannya menurut, Jungkook mendudukan tubuhnya tepat di samping Saena tengah duduk dan menatap makanan tanpa selera.

"Noona, kenapa kau marah kepada ku?" Tanya Jungkook.

Apa maksudnya? Apa dia bertingkah seorang dirinya polos?

Saena menatap Jungkook "aku tidak mengerti apa yang kau lakukan sekarang, kau mengurungku, Jungkook!" Saena di balut emosi.

Jungkook terkekeh "tidak ada yang mengurung mu Noona, bukankah aku menyelamatkan kau dari pembunuh oppa mu?" Jungkook mengangkat sebelas alisnya.

Saena, cukup tersentak kembali mendengar kenyataan pahit yang dalam dalam ia singkirkan dari pikirannya.

"Apa kau masih belum bisa menerima itu semua?" Tanya Jungkook lagi.

Saena diam.

"Kau bahkan mendengarnya sendiri dengan telinga kau Noona_"

"_bahkan, yoongi Hyung mengatakannya sendiri, bukan?"

Saena, memejamkan matanya kuat-kuat, mengingat semuanya sudah jelas benar-benar jelas.

*Malam itu.

Saena berhasil di bawa kabur Jimin.

Jungkook dan Jimin terdengar tertawa puas menikmati keberhasilan nya, ini adalah sebuah keberhasilan.

"Hai, Noona" Jungkook membuka kain yang menutup kepala Saena.

Saena terkejut, bau lembab menyeruak di Indra penciuman nya. Dia dimana? Kemana Jimin membawanya.

"Aku ingin bertanya terlebih dahulu kepada mu" ucap Jimin.

Saena menatap Jimin dengan tatapan kesal dan bencinya.

Jimin, menunjukan layar ponselnya.

"Apa kau benar-benar mengenal dia?"

Pria dengan balutan serba hitam, dia Seungyoo, kakak Saena.

Bulir air mata Saena seketika lolos dari pelupuk matanya, mengingat hari dimana melihat kakaknya termutilasi dengan mata kepalanya sendiri.

"D-dia" Saena tidak mampu mengeluarkan suara.

"Betul, dia kakak mu" Jimin memotong ucapan Saena.

"Sekarang, lihat aku" Jimin mengangkat dagu Saena dengan telunjuknya.

"Apa kau benar-benar mencintai kekasih mu itu?"

Pertanyaan bodoh macam apa itu, jelas Saena menyayangi dan mencintai Taehyung.

"Ini tidak ada urusannya dengan, kekasihku!" Ucap Saena dengan sedikit membentak, walau jujur tubuhnya sudah bergetar hebat.

"Hahaha, bagaimana tidak ada hubungannya" tawa salah satu pria di belakang sana, tidak tau siapa.

Saena memejamkan matanya, berdoa sebisanya agar dirinya dan siapapun yang Saena sayangi terlindungi dari iblis jahat ini.

"Aku sudah memberi tau yang sebenarnya, kau tetap tak percaya?" Tanya Jimin kembali.

"UNTUK APA AKU PERCAYA?!" Saena tidak dapat menahan emosi nya.

"Sttt sayang, bagaimana jika kau membangunkan mereka" Jimin menutup mulut Saena dengan telunjuknya.

Seketika, lampu menyorot ke arah tengah sana.

Taehyung? Sialan, iblis ini!.

"Ta-taehyung?" Ucap Saena lirih.

"Biar aku tunjukan" ucap Jimin.

Jimin berjalan ke arah kumpulan manusia yang terikat di kursi, taehyung dan para hyungnya.

"Hyung bangun" bisik Jimin tepat di telinga salah satu pria di sana.

Saena tetap memperhatikan apa yang tengah Jimin lakukan saat ini.

Setelah pria di sana sadar, yoongi.

"Apa yang kau lakukan dengan Seungyoo, Hyung?"

"Seungyoo teman ku Hyung, kenapa kau dan adikmu itu membunuhnya?" Jimin membuat nada suaranya seperti merengek.

"Aku tidak membutuhkan manusia tidak berguna seperti kalian" ucap yoongi terbatuk.

Mereka benar-benar saling mengenal? Pikir Saena saat ini.

"Tidak perlu seperti itu Hyung, aku hanya ingin kau menjelaskan secata detail Saja bagaimana kejadian itu terjadi" ucap Jimin.

Yoongi terlihat seperti ingin melawan, naas mungkin tubuhnya terasa lemas dan sudah kehilangan banyak tenaga.

"Hyung ayolah ceritakan kepada ku, jika kau tidak menceritakan sebuah cerita, maka aku tidak akan bisa tidur nyenyak"

Terdengar kekehan dari mulut yoongi.

"Kau menginginkan Asia, bukan?"

Jimin mengangguk dengan alis terangkat.

"Kau tidak bisa, bahkan Seungyoo sang otak mu saja sudah terbunuh!"

Mendengar satu kalimat keluar dari mulut yoongi pun kembali meruntuhkan kekuatan di hati Saena, Saena kembali menangis dengan tubuh yang melemas dan bergetar.

"Aku tau, aku memang sudah kalah, tapi aku ingin tau bagaimana itu bisa terjadi, bukankah jika kau menceritakan keberhasilan mu akan semakin membuat mu merasakan kemenangan?" Ucap Jimin.

"Aku hanya ingin memusnahkan cacing lintah seperti kalian, bersandar di keluarga kami, tapi berkhianat!!"

"Seungyoo sialan itu! Bajingan paling durhaka di dunia! Untuk apa aku mengasihi nya!"

Benar, dunia Saena kembali runtuh saat itu juga.

Dunia yang sudah runtuh dan kembali di susun dengan kehadiran, taehyung. Runtuh, kembali runtuh.

Saena benar-benar sudah mencintai Taehyung, baginya taehyung lah yang kini dia punyai.

Bagaimana sekarang, Saena tidak tau dia harus seperti apa, semuanya terlihat mengecewakan.



Hai!!!!

Sedikit nya:) maaf ya readers, aku emang lagi sibuk gitu, huhu...

Tapi aku usahain buat tetep rutin up yaa....

Papay~

-tbc.

Don't forget vote.

mafia ganteng [kth]Where stories live. Discover now