Chapter 13

107 25 26
                                    

Selamat datang di chapter 13

Tinggalkan jejak dengan vote dan komen

Tandai jika ada typo (hobi)

Thanks

Happy reading everyone

Hope you like it

❤❤❤

_____________________________________________

Tidak pernah menyangka akan menjelajahi dunia pria itu lebih dalam seperti ini
Rasanya menyenangkan

—Amarante Orva
_____________________________________________

—Amarante Orva_____________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Akhir pekan yang ditunggu-tunggu telah tiba. Rampung mengenakan pakaian santai tetapi cukup hangat, melilitkan syal dan mengambil tas selempang kecil hitam serta tote bag putih, Amarante turun ke lantai dasar untuk keluar dari gedung apartemen. Ia mendapati Asthon yang  menunggunya sambil bersandar di pintu Caldilac hitam dengan kedua tangan dilipat di dada lengkap dengan senyuman hangat.

“Sudah siap bertemu Noire?” tanya pria itu lantaran membukakan pintu mobil untuk Amarante.

Merci,” kata gadis itu sebelum duduk dan menunggu Asthon masuk mobil baru lanjut menukas, “Aku gugup, Asthon.”

“Jangan gugup. Noire bukan siapa-siapa tapi sebenarnya juga siapa-siapa.” Asthon menaikkan suhu sebelum melajukan mobil.

“Maksudnya?”

“Jangan terlalu dipikirkan, nanti kau juga akan tahu.”

Dibutuhkan hampir dua puluh menit untuk berkendara dengan kecepatan standar dari rue d’Enghien menuju Résidence Charles Floquet yang terletak di rue du Général Lambert. Tiba di sana, Asthon pun memarkir mobil di tepi jalan yang khusus disediakan untuk kendaraan roda empat.

Tak lupa menyambar tote bag yang ia letakkan di jok tengah, Amarante meluncur turun dari mobil mengikuti pria itu. Hal yang pertama kali dilakukannya begitu kaki-kakinya resmi menginjak paving adalah mendongak untuk melihat bangunan tersebut.

“Apa ini apartemenmu?” tanya gadis itu. Tidak menyadari jika Asthon sudah berdiri di depannya.

“Begitulah,” jawab pria itu lantaran mengulukan tangan kiri sedangkan tangan kanannya dijejalkan dalam saku mantel hitam. “Berikan tote bag-nya padaku.”

“Jadi, Noire tinggal di apartemenmu?” Amarante kembali bertanya dan tetap menurut untuk menyerahkan tote bag itu kepada Asthon. Namun, bukan hanya tali tas tersebut yang diambil pria itu, melainkan juga tangan Amarante yang telanjang. Jadinya, mereka seperti membawa tote bag tersebut berdua.

EPOQUE à PARISWhere stories live. Discover now