U || 26

5.2K 276 61
                                    

Votee dulu vote kuy🥰 komennya jgn lupa!

Maaf kalo ada typo.

•UNCONSCIOUS•

Evelyn segera membalikkan tubuhnya kebelakang saat mendengar suara pria yang dihafalnya, yaitu Jeffrey.


Pria itu berjalan menghampiri Evelyn yang tengah duduk dikasur, begitupun juga ia. Keduanya duduk berhadapan dengan jarak yang cukup renggang. Keduanya saling diam dengan canggung, seolah bingung ingin mengatakan apa.


"Kenapa kau di kamarku?" Evelyn membuka percakapan.


Jeffrey belum menjawab. Bahkan keduanya sama-sama menundukkan kepala seolah tak sangggup untuk saling menatap. Evelyn malu karena ucapannya tadi pasti terdengar oleh Jeffrey. Begitupun pria itu yang malu karena tiba-tiba menyusup masuk ke kamar seorang gadis.


"Apa kau marah padaku?" balas Jeffrey.


Perkataan Jeffrey sontak membuat Evelyn mengangkat kepalanya untuk menatap pria dihadapannya.


"Tidak" jawabnya cepat.


"Ku dengar kau berkali-kali mengumpatiku" balasnya lagi.


Evelyn menutup wajahnya dengan satu tangannya karena terlalu malu.


"Maaf" jawab gadis itu pelan.


Terdengar kekehan pelan dari pria itu.


"Apakah masih sakit?"


Evelyn kembali mengangkat kepalanya terkejut saat tiba-tiba Jeffrey bertanya hal itu. Pertanyaannya sudah pasti mengarah kepada kewanitaannya. Tiba-tiba Evelyn merasa malu namun hatinya menghangat. Entah, ia senang jika Jeffrey memperhatikannya. Ditambah suara tenang dan lembut Jeffrey membuat hatinya berdebar.


Evelyn menjawabnya dengan anggukan pelan. Kini keduanya saling menatap.


"Ini..., aku tidak tahu yang mana obatnya. Semoga membantu"


Jeffrey memberikan sebuah plastik berisi obat dari apotek. Segera gadis itu menerimanya. Tiba-tiba Evelyn tersenyum saat Jeffrey membelikannya obat pereda nyeri.


"Terima kasih"


Jeffrey membalasnya dengan anggukkan dan senyuman.


Evelyn heran melihat perubahan sikap ajudannya ini. Tadi pagi pria itu bersikap biasa saja seperti acuh dan kikuk bahkan seolah tidak mengingat kejadian waktu lalu. Namun saat ini berbeda, bahkan pria itu perhatian dan ingat segala yang telah diucapkannya.


Keduanya masih dalam suasana canggung, bahkan terdengar berkali-kali keduanya berdehem canggung.


"Aku tidak bisa keluar dari kamarmu sekarang, aku harus menunggu sampai jam 12 sampai semua orang tertidur" kata Jeffrey cepat. Ia bicara seperti itu untuk mengurangi salah paham.


"Jika kau ingin tidur, tidur saja. Jangan pedulikan aku" kata Jeffrey lagi.


Evelyn turun dari kasur kemudian berjalan menuju mini kulkasnya.


"Apa kau lapar?"


Walaupun Jeffrey mengatakan tidak, tapi tetap saja Evelyn membawakan beberapa cemilan miliknya untuknya.


Tak lama, terdengar beberapa ketukan pintu dari kamar Evelyn. Segera gadis itu membuka pintu sedikit agar keberadaan Jeffrey di dalam tidak terlihat.


UNCONSCIOUSWhere stories live. Discover now