HKT || KERTAS BROSUR

24 3 0
                                    


Aletta berjalan dengan cepat menuju kantor Osis, ia harus cepat-cepat menyelesaikan tugas dari osis narsis ini. Kalau tidak pasti Room chat nya akan penuh oleh omelan Riyan yang sangat tidak sabaran.

Tak lama matanya menangkap sosok yang ia cari saat, lelaki itu sedang duduk di kursi depan kantor osis yang biasa digunakan sekertaris osis untuk mencatat disana,

Aletts menghentikan langkahnya di depan meja yang ada di hadapan Riyan, kemudia ia sedikit membanting kantong kresek yang di tangannya.

"Nih kertas-kertas lo." katanya,

Riyan terpelongo oleh cara Aletta yang kurang sopan dengannya. Bisa bisanya dia semena-mena dengan ketua osis, mau cari masalah?

"Gak sopan banget, punya sopan santun kan?" Balasnya penuh dengan penyindiran

"Apa lagi sih? Gue cape mau istirahat."

"Tadi ke tukang fotocopy sama siapa?"

"Jisan," balas Letta,

"Gua ada nyuruh lu dianterin dia?" Tanya Riyan

"Lu ada bikin peraturan kalo ngga boleh dianterin sama Jisan? Lo pikir lo siapa ngatur ngatur gue?" tambah Aletta, ia menatap jengah Riyan yang masih kelihatan santai. Sungguh ia sangat lelah dan ingin beristirahat sekarang juga. Andai saja Jisan yang jadi ketua Osis, pasti dia tidak akan se tega ini kepada dirinya

"Karna lu udah ngga sopan ke gua, sebarin kertasnya ke setiap kelas dari kelas 10 dan 11," cetus Riyan, setelah mengatakan itu dia pergi ke-dalam kantor OSIS begitu saja,

"MAKSUTNYA DIA APA SIH!?" jerit letta dalam hati, batinnya sudah meraung meminta istirahat, tapi setumpuk kertas ini harus ia
bagikan ke setiap kelas di sekolah ini. Tega sekali bukan? Keras kepala, egois, kasar, semuanya hal yang tidak disukai oleh Aletta ada didalam diri Riyan, berbeda dengan Iqbal yang selalu lembut dengannya, Jisan yang selalu bertutur kata dengan halus kepadanya. Entah kenapa Aletta selalu saja membandingkan seseorang dengan Jisan,

                      ****

Setelah Aletta menyebarkan beratus-ratus lembar brosur ke setiap kelas, ia mendapatkan panggilan dari kakak-nya, iqbal.

Lelaki itu tidak sengaja melihat Aletta yang membawa begitu banyak tumpukan kertas ditangannya sehingga membuat Aletta kesulitan dan keberatan. Dimana teman-temannya dan Jisan, kenapa tidak ada yang membantu Aletta?

Aletta dan iqbal sudah duduk di kursi kantin berdua, kebetulan setelah istirahat tadi adalah jam kosong setelah kepala sekolah mengumumkan informasi kontes kecantikan.

Situasi seperti ini yang Aletta tidak sukai, duduk berdua dengan Iqbal, belum kagi air wajah lelaki itu yang kurang menyenangkan.

"Makan. Waktu istirahat dipakai buat makan bukan buat keliling sekolah," omel Iqbal memberikan sepiring nasi goreng buatan ibu kantin

Aletta mau tidak mau harus memakannya, memakannya begitu lahap karna kondisi perutnya juga yang sedang lapar.

"Siapa yang nyuruh lo kaya gitu?" tanya Iqbal,

"Maksud abang?"

"Bawa kertas sebanyak itu, lu bukan osis kenapa harus bantu-bantu mereka? Kurang banyak anggota OSIS-nya?" tegas Iqbal yang masih marah karna melihat adik kesayanganya ditimpahi banyak kerjaan, dirinya bahkan tidak pernah menyuruh adiknya mengerjakan sesuatu seberat itu.

"Berlebihan banget sih, bang. Ale cuma bantu-bantu aja, enggak cape juga," tutur Aletta meminum es jeruk-nya kembali,

"Jangan mau di suruh-suruh kaya gitu lagi, mereka malah ke-enakan jadiin lo bahan suruhan,"

HELLO,KETOS TAMPAN Where stories live. Discover now