28. Sarapan

47K 6.6K 234
                                    

"Mas Anton?"

Alea dengan wajah bingung menunjuk pria di depannya. Bagaimana bisa manusia itu muncul di sini?

"Kamu udah dateng?"

Btara muncul dari arah lain. Alea segera berjalan ke Btara. Dia menarik pria itu ke ruang tengah, menjauhi dapur.

"Kenapa, sih? Kamu nggak jadi masak?"

"Kamu kok malah santai banget? Itu kamu nggak lihat ada Mas Anton di dapur kamu?"

"Lihat."

"Terus kamu bersikap biasa aja? Kamu nggak ngerasa aneh? Mas Anton atasanku yang ngeselin itu ada di apartemen kamu!"

Btara tertawa kecil. Wajah terkantuknya langsung terlihat segar. Bagi Btara, selalu lucu melihat Alea marah atau bingung.

"Ya terus aku harus gimana? Wajar Mas Anton di sini pagi-pagi. Kan dia semalem nginep."

"Pertanyaannya, ngapain dia nginep di sini?"

"Dia kakakku, Sayang. Semalam kan aku udah bilang kalau kakakku nginep."

Alea terdiam. Syaraf-syaraf otaknya berusaha merangkai semua informasi yang baru diterimanya. Semua masuk akal. Kakak Btara ada di sini karena dia menginap semalam. Tapi kenyataan bahwa Mas Anton adalah kakak Btara masih tidak masuk akal untuk Alea.

"Kamu serius?"

"Serius, Sayang."

Alea ternganga karena teringat sesuatu.

"Berarti selama ini aku gosipin sama jelek-jelekin Mas Anton di depan adiknya sendiri?"

Btara tersenyum dan mengangguk. Kontan saja Alea merasa tidak enak hati.

"Kamu kenapa, sih, nggak bilang-bilang ke aku? Kalau kamu bilang kan aku pasti jaga mulutku ini," ujar Alea sambil menepuk mulutnya sendiri.

"Habis aku senang kalau kamu jelek-jelekin Mas Anton." Btara berucap dengan wajah sumringah tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Awas aja kalau kamu cepu-cepu ke Mas Anton! Bisa habis karirku di kantor."

"Tok, tok, tok, permisi. Ini Alea jadi masak nggak, ya? Kalau nggak sa..."

"Jadi! Jadi, kok, Mas! Ayo!"

Alea menyeret Btara ke dapur.

Alea memasak sementara Btara dan Mas Anton menunggu di kitchen island. Mereka seperti anak kembar. Sama-sama memakai kaus dengan wajah masih kusut.

"Berarti Mas Anton udah lama tahu kalau aku pacaran sama Btara?" tanya Alea yang tengah menyiapkan piring.

Anton meletakkan ponselnya sebelum menjawab. "Nggak juga. Baru semalam tahu."

Alea mengerutkan dahi mendengar jawaban Mas Anton.

"Baru semalam? Mas Anton nggak kaget?"

"Nggak." Anton tersenyum tipis dan melirik Btara. "Btara kan buaya, jadi udah biasa lihat pacarnya di mana-mana."

Bugh!

Btara meninju lengan Mas Anton, lalu menatapnya tajam. Alea tampak sedikit terkejut melihat Btara meninju. Lebih terkejut lagi melihat Mas Anton tampak sangat tenang meski lengannya baru ditinju.

"Kamu jangan percaya apapun omongannya dia. Mas Anton emang suka mengada-ngada."

Alea meletakkan piring berisi pindang ikan patin ke meja makan, lalu duduk di hadapan Btara.

"Masa, sih? Mas Anton nggak kelihatan kayak orang yang suka bohong, tuh."

Btara berdecak dan menatap Mas Anton penuh dendam.

Accidentally SoulmateWhere stories live. Discover now