selamat tinggal paman

185 20 3
                                    

Pagi hari di pemakaman yang sepi seorang gadis meletakan bungga lily di makam ibunya lalu memanjatkan doa ditemani sang kakek di sebelah. Gadis itu tidak lain dan tidak bukan adalah dhi ra

"Ra udah yuk pulang" kakek park menginterupsi memegang  pundak sang cucu pelan

Dhi ra tersenyum tipis tak ikhlas meninggal pemakaman dengan cepat namun apa boleh buat dia mengangguk berjalan mengikuti sang kakek

Siang harinya dhi ra sedang bermalas-malasan di tempat tidur sambil membaca mangga online di hpnya

"Andai tiap hari bisa gini.." monolog dhi ra sambil berfikir kebawah mencari cemilan ke dapur

Di ruang tamu terlihat istri dari paman moon ji nangis tersedu-sedu dengan moon bin yang menenangkannya tidak lupa anggota keluarga yang lain terlihat cemas dan kakek yang sedang menelpon mencari berita

Dhi ra menghampiri moon bin dan ibunya mengerakan dagu seakan bertanya ada apa kepada moon bin

"Ayah, tidak pulang semalem padahal pas di telpon dia di jalan" ucap moon bin lalu mengelus punggung sang ibu

"Bibi tenangnya aku akan meminta tolong ke teman-temanku untuk mencari paman" ujar dhi ra berjongkok di hadapan istri dari pamannya dengan tatap sendu tapi dia harus membuat harapan kepada sang bibi

Dhi ra bangkit menelpon semua temannya meminta bantuan mencari pamannya moon bin

"Ra makasih ya" ucap moon bin tiba-tiba melihat sang adik berusaha
membantu

Dhi tersenyum lalu menyarankan sesuatu ke moon bin "ka coba abang lapor polisi"

"Itu sudah di lakukan dhi ra, kakek yang melaporkannya" balas moon bin

"Oh..." dhi ra mengangguk dan beroh ria

Karena tidak mendapat kabar dhi ra dan moon bin memutuskan untuk mencarinya dengan mengendarai motor di bantu oleh teman-teman di ra dan moon bin yang berpencar

Suara telpon berdering dari hp moon bin membuat dhi ra dan moon bin berhenti dan moon bin mengangkat telponnya

"Ra, ayah sudah di temukan kita ke rumah sakit" ujar moon bin setelah mengangkat telpon

Tanpa ba bi bu mereka langsung ke rumah sakit yang di beri tahu di telpon

"Ck...lebih lama dan merepotkan dari yang ku duga" batin dhi ra

Sampainya di kediaman keluarga Park terlihat ramai dengan anggota keluarga yang menangis dan petugas kepolisian yang berjaga

Moon bin yang datang bersama dhi ra menghampiri sang ibu yang sedang menangisi jasad ayahnya, dhi ra yang perlahan mendekati ke arah jazat dengan tertunduk. Terkejud dengan serangan neneknya seperti ingin menyakar dan menjambak dhi ra karena gak terima ditinggal lagi anaknya

"Ini pasti ulahmu kan, hari ini...hari ulang tahunmu kan.. pembawa sial!!!" rancaunya yang terus mencoba menghampiri dhi ra namun di cegah sang kakek

Dhi ra pun langsung bersembunyi di balik tubuh kakeknya

"Sudah cukup... jangan salah kan anak itu lagi, dia gak salah apa-apa ini takdirnya" ucao kakek menenangkan istrinya

"Dhi ra kau ke kamar saja" perintah kakek ke dhi ra yang sudah menangis dan ketakutan. Dhi ra mengikuti perintah kakeknya sengan wajah sembabnya

Pemakaman park moon ji semua kerabat datang namun dhi ra tidak di perbolehkan untuk ikut memakamkan, berakhir dengan dhi ra yang melihat pemakamannya dari jauh di temani kakeknya yang selalu merangkulnya

"Hiks..kakek kenapa paman pergi..dia sayang banget sama dhi ra.. waktu semuanya ngindar dari dhi ra dia tetep sayang sama dhi ra" rancau dhi ra sambil menangis, kakek hanya menengakan cucunya dengan tatapan sendu

"Apa bener ya kek..yang di bilang semuanya, hiks... kalo aku ini pembawa"...

"Sttt sudah-sudah jangan lanjutin lagi" ucap kakek yang akhirnya membuka suaranya

"Min jee bawa dia pulang" perintah kakek ke asisten pribadi dhi ra

"Baiklah, nona ayok saya antar" ucap min jee sopan dhi ra hanya mengangguk mengiyakan dan pergi dari pemakaman

Dhi ra menoleh ke atah kakeknya yang menghampiri pemakaman dengan tegarnya namun dhi ra tau kakeknya itu juga sedih di tinggal putranya

"Ini sudah berakhir kek, aku akan berjanji setelah ini tidak ada lagi yang mebuat mu sedih" gumam dhi ra dalam hati lalu melanjutkan perjalanannya pulang

Sampainya di kediaman park, dhi ra langsung ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya

*firee...

Suara dering telpon dari hp dhi ra, dhi ra langsung mengangkatnya

"Dhi ra... kita semua turut berduka citanya" ucap orang yang di telpon yang ternyata itu adalah panggilan grub

"Iya terima kasih ya guys dan maaf gw dah ngerpotin kalian buat nyari tadi" balas dhi ra 

"Iya gak papa santai aja kali..

"Kek ama siapa aja lu..

"Namanya musibah kan gak ada yang tau..

"Iya bener tuh, Padahal kita udah nyi...

"Ehh...  seru serentak orang yang ada di telpon

"Kenapa sih guys?"tanya dhi ra

"Engga gk papa...

"Iya gak papa...

"Pokoknya lu jangan sedih terus ya..

"Iya sekali lagi terima kasihnya" dhi ra

"Ya udah gw tutup dulu...

"Gw juga mak gw manggil...

"Nanti kalo ada apa-apa kasih tau kita  ya...

"Iya pasti" dhi ra

"Gw tutup ya gw ada kerjaan by..

"Bay" dhi ra

"Gw juga deh ra...

"Yah tinggal segini...

"Gak asik ih pada...

"Ya udah bubar bubar...

"Dah ra....

Setelah telpon grub itu berakhir

Dhi ra pun meletakan hpnya dan memandang langit-langit atap kamarnya

"Kalo kalian tau yang gw perbuat apa kalian akan masih sebaik ini" gumam dhi ra melihat sebentar fotonya dengan teman-temannya

"Ya sudah lah emang dari awal gw udah bersedia atas semua konsekuensinya" lanjut dhi ra yang mulai tertidur

.
.
.
.

Tbc...

Jangan lupa vote dan comentnya, semua vote dan coment kalian berharga buat author

See you next time 💜👋




~LIAR~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang