"HAH!"

Raut kaget semua orang terlihat jelas begitu Raffa mengatakan 'itu', bahkan Arsen langsung menatap Ata dengan tatapan bertanya.

"Laffa kila bang Gata udah mati loh," ujar Raffa, jari telunjuknya menoel-noel pipi Gata.

"Dek," tegur Rasya.

"Iya kak, Laffa kila udah mati benelan. soalnya bang Gata nyelahin dili."

"Abang kok bisa selamat? terus abang kesini sama siapa?" tanya Ata.

Gata tersenyum menatap Ata, "Abang dibeli sama keluarga kandung. kesini diajak sama bang biru," jawab Gata.

"Ditolong, Ta. bukan dibeli," sahut Biru.

"Iya bang iya, dibeli."

"Laffa pelnah diculik lagi dong bang, tapi Laffa bisa kabul, Laffa kan kuat sepelti Elsa."

Rasya, Revan, dan juga Raven mendelik mendengar ucapan Raffa.

"Raffa pernah diculik? sama siapa? kok nggak mati," berondong Ata.

"Adaww," ringis Ata begitu Arsen menyentil bibirnya pelan.

"Sama siapa?" tanya Gata penasaran.

"Sama yang dulu, tapi Laffa pukul, eh pamannya malah nangis."

Tawa Aby, Dery, Jery, Gilang, dan Yuda tidak bisa ditahan lagi. kelimanya tertawa keras mendengar penuturan Raffa.

"Serius? kata bang Nathan pelakunya emang berhasil kabur," papar Biru.

"Pelakunya orang yang sama?" tanya Rangga entah kepada siapa.

"Iya bang, pelakunya sama." jawab Raffa.

"Berarti adek emang udah diincar," celetuk Revan.

"Sen, adek tidur." beritahu Elang yang melihat Ata tertidur di pangkuan Arsen.

"Bang Gata sama Ata cepet banget tidulnya, Laffa aja masih melek."

"Kalo bisa tentang penculikan yang dulu jangan dibahas lagi, Gata masih trauma."

"Iya bang Bilu, maaf ya kalo Laffa udah ingetin bang Gata tentang penculikan itu." ujar Raffa, ia bangkit dari pangkuan Rasya untuk memeluk dan mengecup kening Gata singkat.

* * *

Setelah merayakan ulangtahun meriah di hotel SW kemarin, keesokan harinya keluarga Miller melakukan penerbangan ke Swiss.

Dan suatu keberuntungan bagi Raffa karena bisa bermain ke Swiss saat musim salju tiba, berbeda dengan anggota keluarga yang khawatir karena cuaca terlalu dingin. namun Raffa mengatakan ia baik-baik saja, tubuh kecilnya bahkan dibalut pakaian hangat. mulai dari Hoodie kebesaran yang dipakaikan Raina,  sepatu boots hitam beludru yang dipasang Raels dikedua kaki kecil Raffa dan terakhir syal panjang yang dipakaikan Rasya.

Setelah seharian berada di mansion karena salju yang semakin meningkat, kini semua anggota keluarga sudah beraktifitas seperti biasa.

Raina dan Raels yang duduk di teras mansion bersama Margareth-- ketua maid yang diberi kepercayaan untuk menjaga mansion milik keluarga Miller yang ada di Swiss. sedangkan Pras dan Pram sibuk dengan laptop yang ada di pangkuan masing-masing, hanya Arnold yang duduk santai sambil melihat pemandangan didepannya. pemandangan yang membuat bibirnya terus menyunggingkan senyum, putra-putranya bermain salju dengan tawa yang tak pernah jeda terdengar.

"Kakak. hidung, tanduk sama kancing olav-nya mana?" tanya Raffa setelah Rasya selesai membuat olav yang terlihat sangat polos.

"Sebentar dek, pake ranting pohon, gapapa?"

"Gapapa deh kak, yang penting olav-nya bisa hidup."

Rasya menggeleng mendengar perkataan Raffa, mana mungkin olav yang ia buat bisa hidup. Rasya berlalu untuk mencari ranting pohon untuk membuat hidung, tanduk dan kancing untuk olav.

"Cepetan ya, kak."

"ADEK... YUHUUUUUUU!" Rere berlari untuk memeluk tubuh kecil Raffa.

"Kak Lele awas dulu, olav Laffa bisa tumbang."

Rere langsung melepas pelukannya, ia menoleh kesamping menemukan olav buatan Rasya.

"Adek mau susu nggak? kakak ambilin," tawar Rere.

"Mau dong kak, yang lasa putih."

"Siap sayang, tunggu bentar." Rere kembali berlari kedalam mansion untuk membuatkan susu untuk Raffa.

Raffa bersenandung kecil seraya memandang olav buatan Rasya yang tampak sempurna, meskipun masih polos. namun bibirnya langsung melengkung kebawah begitu olav yang ada di hadapannya hancur kembali.

"BANG LAVEN! BANG LEVAN! TANGGUNG JAWAB, OLAV LAFFA LUSAK GALA-GALA ABANG."

"HUWAAAAAAAAAA AYAH!! BANG LAVEN SAMA BANG LEVAN NAKAL!"

Dor!

Revan dan Raven mematung di tempat begitu mendengar tembakan udara yang berasal dari Rangga, keduanya sontak mundur begitu melihat Arnold, Pras, dan Pram yang berjalan mendekat dengan tatapan nyalang menatap keduanya.

"AYO AYAH, BUNUH BANG LAVEN SAMA BANG LEVAN. LAFFA DUKUNG SEPENUH HATI."

* * *

Part tiga (Regata) udah aku kasih spoiler dikit, pas Gata minta jalan-jalan, tapi biru nolak dan bilang akan dibawa kesuatu tempat. nah, yg dimaksud biru itu ulangtahun Raffa.

Kalo vino ga usah ditanya lagi, part ending Raffa udah aku kasi spoiler buat tokoh yang belum muncul di cerita Vino.

ARRAFFA | Selesai |Where stories live. Discover now