D U A B E L A S

33.5K 2.9K 580
                                    

Tandai typo!

___________

"Pras brengsek!"

"Putra ku sangat menggemaskan" ujar Pras, ia membantu Raffa untuk bangun.

"Raffa putra ku!" Tegas Pram, tatapan nya menajam menatap ke arah sang kakak, Pras Emilio Miller.

"Raffa juga putra ku! Aku akan membawa nya pulang bersamaku!"

Pram mengepalkan kedua tangannya mendengar perkataan Pras, "Silahkan, jangan salahkan aku jika peluru ini menembus otak kecil mu!" Pram mengeluarkan revolver dari saku jas yang ia kenakan. membidik nya langsung pada kepala Pras, Pras justru tertawa keras melihat kelakuan Pram.

Raffa menatap bingung ke arah kedua nya, berada di tengah-tengah membuatnya tidak terlihat sama sekali. Ketiga nya menjadi tontonan karyawan yang ada di sana, sedangkan Gio tetap berada di belakang Pram.

"Persiapan yang bagus, maka ini akan menembus jantung mu" Pras membidik langsung pada dada kiri Pram.

"Daddy" panggil Raffa, tangan mungil nya menarik-narik ujung jas yang di kenakan Pram.

Tidak ada sahutan, kedua nya masih asik menodongkan revolver masing-masing.

Raffa menghentak kan kaki nya kesal, bergantian melihat Pram dan juga Pras. Tingkah lucu Raffa tidak luput dari penglihatan karyawan yang ada di sana, terlihat sangat menggemaskan. Bibir mungil nya mengerucut kedepan, netra nya berkaca-kaca mencoba mengalihkan perhatian kedua nya, namun tetap saja tidak ada yang menanggapi.

Tanpa aba-aba Raffa berlari keluar menuju parkiran khusus, bodyguard yang melihatnya menunduk hormat. Raffa berhenti tepat di depan mobil Pram, menetralkan nafas nya yang ngos-ngosan akibat berlari.

Sedangkan Pram dan Pras melangkah dengan tergesa-gesa setelah menyadari Raffa tidak ada di sana, dari kejauhan kedua nya melihat Raffa yang masih berdiri di depan pintu mobil.

Tangan mungil Raffa bergerak akan membuka pintu mobil, namun tangan seseorang menghentikan nya.

"Tidak perlu melakukan hal yang berbahaya, Papa mempekerjakan mereka untuk melakukan semua nya. Tanpa terkecuali"

Raffa terperangah, ia bahkan tidak melakukan apa-apa yang menurut Pras berbahaya.

Pram tersenyum miring mendengar nya "Gio, pecat seluruh pengawal yang bertugas hari ini"

Gio mengangguk, sudah terbiasa dengan sikap Pram yang semena-mena.

"Para pengawal mu sangat payah, aku akan mengganti nya dengan pengawal inti, khusus untuk menjaga putraku!"

Pram mengangguk membenarkan, merendahkan sedikit tubuh nya untuk memeluk Raffa.

Pras melepas pelukan kedua nya dengan paksa, membawa Raffa masuk ke mobil setelah Gio membukakan Pintu.

Raffa duduk di tengah diapit kedua pria paruh baya yang masih terlihat sangat tampan, aura kepemimpinan serta wibawa sangat melekat dalam diri kedua nya, Raffa jadi minder sendiri.

"Baby, pasti si bodoh ini sudah menceritakan tentang papa bukan?"

Raffa menggeleng dengan polos mendengar pertanyaan Pras, Raffa memang tidak tahu yang berada di dekat nya ini adalah Pras yang pernah di ceritain Rere. Sedangkan Pram mendengus mendengar perkataan Pras, kakak nya ini memang banyak bicara berbeda dengan ia yang irit bicara.

"Lupakan si bodoh itu, perkenalkan nama Papa Pras Emilio Miller. Tentu saja Papa kakak dari si bodoh itu, panggil Papa baby."

"Iya, Papa."

ARRAFFA | Selesai |Where stories live. Discover now