"Icung gak tuka di emah, gak boleh emah macih kecil, Na." Ujar bocah itu dengan bibir mengerucut lucu, sedang Chenle hanya diam memperhatikan obrolan antara ibu dan anak itu, sama sekali tak ada raut bersalah di wajah manis miliknya. Sedang Jaemin, Ibu dari Jisung itu hanya terkekeh gemas di buatnya.

"Gapapa, kan emah nya pipi, nanti kalo Lele gak pernah emah Jisung lagi tandanya Lele gak sayang lagi sama Icung. Icung mau nanti Lele gak sayang lagi sama Icung?"

Chenle yang mendengar itu lalu menatap kearah Jisung yang terlihat menggelengkan kepalanya pelan, hal yang membuat Chenle tersenyum manis bukan main. Dengan satu kali gerakan ia langsung memeluk tubuh Jisung erat-erat sampai keduanya sudah berguling ke lantai. Anak dari Mark juga Haechan itu sudah menciumi wajah Jisung dengan buas, sampai-sampai Jisung berteriak dan hendak menangis kembali kalau saja teriakan seseorang menghentikan perbuatan Chenle.

"MAMAAAA!" Seru Chenle ketika seseorang yang ternyata Mama nya itu sedang tersenyum dengan wajah sumringah miliknya.

"Haii anak manis, aduuhh anak nya Mama." Haechan menciumi wajah Chenle dengan gemas, yang mana berhasil membuat sang anak terkikik geli karenanya.

🔹🔹🔹

"Sumpah ya Chan, anak lo beringas banget!

Haechan tentu saja langsung mendongak, menatap bingung kearah Jaemin yang sudah menggelengkan kepalanya. "Beringas gimana? Dia nakalin Jisung lagi?"

"Gak nakalin sih, cuma jahil banget. Dikit-dikit nyium anak gue mulu sampe itu anak nangis mulu karena risih." Jaemin terkekeh, teringat ketika Chenle yang mengganggu Jisung ketika anak itu sedang asik dengan mainan mobil-mobilan miliknya.

"Aduhh, Na. Sorry banget, gue gak tau lagi mau bilanginnya gimana. Padahal itu anak jarang banget mau nyium gue apalagi Baba nya."

"Hah? Serius?" Jaemin membelakkan matanya tak percaya.

Haechan mengangguk, "gue udah bilangin padahal, kalo Icung gak mau, ya jangan di paksa. Ternyata anak itu masih suka nyium-nyium Jisung ya." Haechan menatap Jaemin tidak enak, pasalnya anak nya ini memang terkadang bersikap acuh tak acuh kalau sudah membahas untuk jangan lagi menganggu Jisung.

Jaemin yang tahu Haechan merasa tidak enak dengannya lalu tertawa, "santai aja kali. Namanya anak kecil, mungkin Chenle gemes sama anak gue, makanya dia gitu."

"Iya sih, tapi kalo udah sampe nangis kan kasian juga Na, apalagi lo pasti pusing banget ngadepin anak gue."

"Gak juga lah, santai aja. Gue maklum-maklum aja, namanya anak kecil Chan."

Haechan lalu mengangguk, sebenarnya dia juga tidak mau menitipkan Chenle di rumah Jaemin, hal itu di karenakan Haechan merasa tidak enak Chenle terus-terusan di titipkan di sana, ia juga kasihan pada Jaemin karena harus mengurusi dua bocah yang sayangnya berprilaku berkebalikan. Kalau saja Chenle ini anteng seperti Jisung, mungkin Haechan tidak ambil pusing tentang hal itu. Chenle juga sudah mengerti jika Haechan mengatakan ia harus di titipkan, anak itu bersikeras harus di titipkan dirumahnya 'Buna Nana' kalau katanya. Kalau saja Chenle tidak menangis karena Haechan mengatakan ia akan di titipkan pada Oma atau Omi nya Haechan tidak akan tetap menitipkan Chenle pada Jaemin sendiri.

"Gue pulang dulu lah kalo gitu, lo sama Jisung pasti capek dibuat sama Lele, itu ada oleh-oleh buat kalian nanti di buka ya." Haechan lalu berdiri, ia akan menuju dimana play ground khusus di rumah Jaemin ini untuk memanggil suami juga anaknya.

Dan Jaemin sendiri hanya mengangguk dan mengucapkan kata terima kasih pada Haechan, ia juga mengikuti Haechan dari belakang untuk menjemput anaknya sendiri.

"Sayang, ayo kita pulang." Ajak Haechan, ia sudah menggelengkan kepalanya melihat tingkah Chenle yang lagi-lagi sibuk menciumi Jisung, sedangkan Jisung sendiri dengan wajah datar miliknya masih sibuk bermain dengan robot-robotan miliknya.

"Nak! Jung Chenle.. jangan di ciumin terus Icung nya, gak liat itu muka Icung udah merah karena kamu ciumin terus.. Baba kok anaknya di diemin aja!" Haechan menatap Chenle dengan tatapan lelah lalu mendengus setelah menatap kearah Mark. Yang mana Mark sendiri tanggapi dengan sebuah cengiran khasnya.

"Apaa Mama?"

"Ayo kita pulang."

Mendengar itu Chenle hanya diam, menatap wajah sang Mama dengan tatapan menolak yang amat kentara.

"Gak ada penolakan, Buna capek mau istirahat, Icung juga mau nyembuhin pipi nya yang terus-terusan kamu ciumin." Ujar Haechan, lalu menggandeng lengan Chenle. Tapi anak itu sendiri langsung melepaskannya dengan pelan.

"Mama masih mau main sama Icung."

"Kan udah tadi seharian Nak, sekarang pulang dulu. Besok-besok baru main lagi, gak kasian sama Buna? Liat.. mukanya udah capek loh."

Chenle lalu menoleh, melihat kearah Jaemin yang hanya menatap kearahnya juga. Anak umur 4 tahun itu lalu mengangguk, mengulurkan tangannya untuk meminta gendong Baba nya.

Jaemin yang melihat itu tentu saja merasa iba, "gapapa Chan kalo Lele belum mau pulang, nanti di anter sama Jeno aja."

Haechan tentu saja menggeleng menanggapinya, "gue tau lo capek, Na. Kasian juga Jisung mau tidur nanti, ayo kita pulang." Finish Haechan, ia lalu berjalan lebih dulu keluar dari ruang bermain yang cukup besar ini. Baru di ikuti dengan Mark juga Chenle yang berada dalam gendongannya, juga Jaemin dan Jisung yang sudah mulai terlelap entah sejak kapan.

"Kita pulang dulu ya, Na. Makasih banyak udah mau di repotin buat ngurus Chenle." Ujar Haechan saat mereka sudah berada di halaman depan rumah keluarga Lee ini.

Jaemin tersenyum sebagai responnya, "gak kok, Chenle kan juga anak gue. Itung-itung simulasi punya anak 2 ya kan." Katanya lalu terkekeh, hal itu juga berhasil membuat Haechan juga Mark terkekeh pula.

"Lele pamit sama Buna dulu."

"Buna Lele pulang ya." Katanya dengan lesu, setelah mengatakan itu kepalanya kembali terkulai di pundak milik sang Baba. Haechan menanggapinya dengan sebuah senyuman saja, lalu mengalihkan tatapannya pada Jisung yang sudah tertidur.

"Astagaa, gemes banget." Ujarnya sembari mengelus kepala Jisung.

"Kecapekan, makanya bisa langsung plek tidur gitu."

Haechan lagi-lagi terkekeh, lalu setelahnya benar-benar pamit untuk pulang. Sekilas matanya melirik kearah sang anak yang terlihat sedih bukan main. Sebenarnya, kalau saja Haechan tak menitipkan Chenle dari pagi hingga hampir sore begini ia akan dengan senang hati tetap meninggalkan Chenle seperti apa yang Jaemin katakan, berhubung ia sudah sangat lama menitipkan Chenle, jadi Haechan menutup mata juga hatinya agar mampu melihat sang anak dengan wajah memelas seperti itu. Haechan hanya merasa tidak enak dengan Jaemin saja, hanya itu. Apalagi melihat Jisung yang langsung tertidur di pundak Jaemin menambah rasa tidak enak itu bersarang di hatinya.

▫️▫️▫️

Si agresif Jung Chenlee..

Part depan cerita ini akan End yaa..

See youuu 💚💚💚

[END] Not Innocent {Markhyuck}Where stories live. Discover now