42

61.5K 6.6K 1K
                                    

Siang ini Haechan pergi dijemput oleh Mark pergi ke kampus, karena Haechan ada kelas sekitar jam 10 siang sedangkan Mark jam 7 tadi sudah berangkat. Tidak boleh menyetir sendiri, entah kenapa. Padahal Haechan kan hanya hamil, bukan sakit parah atau apalah itu.

"Kamu udah makan belum, tadi pagi gimana masih mual-mual gak?" Mark menoleh, ia sedang memundurkan mobilnya, mereka akan segera menuju ke kampus kembali.

"Udah tadi, makan sama sup buatan Mama biar rasa mualnya reda."

"Oh Mama tadi dateng?"

Haechan mengangguk, "Mami juga, kamu potong rambut ya?"

Mark melirik Haechan sekilas, lalu mengangguk, "kenapa gak bagus ya?"

"Dih belum juga dibilangin, bagus kok, aura bapak-bapaknya nampak sekali." Haechan terkikik, ia kemudian mengacak gemas rambut sang suami.

"Ih by berantakan nih."

Mendengus, Haechan makin mengacak rambut milik Mark, gemas sekali soalnya.

"Halah, aut-autan gitu lebih keren kali."

"Emang kamu mau aku yang kayak gitu diliat sama orang?"

Haechan terdiam, ia nampak berpikir, benar juga ya. Rambut aut-autan milik Mark itu hanya terjadi saat mereka berdua dirumah atau saat mereka sedang melakukan bercocok tanam. Selebihnya Mark akan berpenampilan rapih, pokoknya tidak sehot kalau rambutnya berantakan.

Ngomong-ngomong soal bercocok tanam Haechan jadi meremang sendiri, ia menggelengkan kepalanya, menghapus bayangan-bayangan yang menggairahkan.

"Kenapa kamu?"

"Gapapa, kamu udah makan belum?"

"Belum, nanti aja makan siang bareng kamu."

"Belum sama sekali?"

Mark mengangguk, ia memberhentikan mobil miliknya karena rambu lalu lintas menunjukkan warna merah.

"Mampir aja di minimarket, beli roti kek apa kek, jangan kosong banget. Kamu ngerokok?"

Mark menggeleng kali ini, ia tidak akan merokok jika tidak mempunyai masalah. "Emang aku bau rokok?"

"Ya engga sih."

Sehabis perempatan Mark berbelok kearah kiri, ia menepikan mobilnya disebuah minimarket milik Mami Taeyong. Masih ada 15 menit waktu yang tersisa untuk mereka sampai kampus dan Haechan masuk ke kalasnya.

Saat memasuki minimarket tersebut Mark selaku berada di belakang Haechan. Ia memilih begitu daripada menggandeng tangan sang istri dan dia berjalan di depan. Karena baginya ia tidak bisa melihat Haechan baik-baik saja atau tidak. Dan Mark juga tipikal orang yang tidak sadar jika gandengannya sudah lepas.

"Kamu gak mau beli susu by?"

"Buat?"

"Buat kucing Mama, ya buat kamu lah, anak kita gak mau kamu kasih susu?" Mark mencubit dengan gemas pipi Haechan.

"Sakit! Kenapa sih hobi banget cubit cubit." Tanya Haechan dengan kesal, ia risih juga kalau di cubiti terus-terusan, ia dia tau pipinya nya ini empuk tapi kan sakit kalau di uyel-uyel sampe merah!

"Oh gitu ya, belum tau yang mana yang bagus plus enak juga, nanti aja deh tanya Mama, Minggu nanti Konsul loh, kamu ikut gak?"

"Ikutlah, mau liat calon anak."

Haechan mencebikkan bibirnya, ia lalu melanjutkan langkah, mengambil beberapa Snack untuk ia mengemil nanti, biasalah dikit-dikit laper, bawaan debay soalnya.

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang