59

42.6K 5.6K 5.7K
                                    

Sudah cukup lama waktu berjalan, Haechan yang tadi menunggu di tempat biasa, yaitu sofa depan TV kini sudah berdiri, ia akan masuk kedalam kamar miliknya untuk mengecek keadaan sang suami. Membuka dengan pelan pintu tersebut, ia melihat Mark yang sudah tertidur memunggungi dirinya.

Hatinya tiba-tiba saja mencelos, Haechan merasa dirinya dilupakan begitu saja oleh sang suami. Kenapa Mark tidak memanggilnya dan malah tidur lebih dulu? Menghela nafas panjang, Haechan melangkah untuk mendekat, saat jarak dirinya juga Mark satu meter Haechan memanggil nama suaminya itu.

"Mark.."

Tak ada jawaban, Haechan mencoba sekali lagi untuk memanggil sang suami, "Mark kamu gapapa?" Tanyanya dengan khawatir. Kejadian selanjutnya adalah hal yang tak bisa Haechan percaya. Dimana Mark yang melemparnya dengan sebuah bantal kecil hingga benda tersebut tepat mengenai bagian atas perut Haechan.

"Berisik! Gue mau tidur." Kata-kata yang Mark lontarkan setelahnya berhasil membuat Haechan membeku ditempat. Ia menatap kearah suaminya itu dengan tatapan tak percaya, benarkah yang berada dihadapannya sekarang ini adalah suaminya?

Kalau memang iya, kenapa Mark bersikap kasar seperti ini. Dengan gerakan pelan Haechan mengambil bantal yang tergeletak di lantai, ia mengambilnya dengan susah payah. Setelah itu tak ada lagi kata yang bisa Haechan keluarkan, ia hanya melangkah keluar dari kamar utama ini. Memilih untuk duduk kembali di sofa depan TV. Disana Haechan termenung, tapi ia tak menangis. Karena baginya tidak ada waktu untuk melakukan hal itu, yang ia pikirkan adalah kenapa Mark memperlakukannya seperti ini? Haechan rasa ia sama sekali tidak membuat suatu kesalahan bukan?

Apa memanggil untuk menanyakan keadaan sang suami menjadi suatu masalah? Haechan rasa tidak kan? Alhasil Haechan merenungkannya cukup lama apa yang baru saja terjadi, pusing karena tak kunjung menemukan jalan keluar Haechan memilih tidur di kamar sebelah saja. Mungkin Mark sedang tidak ingin di ganggu malam ini.

Saat jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, Mark tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya. Matanya mengerjap, tangannya meraba ke sisi kirinya namun nihil, kasur disebelahnya terasa dingin, Mark melirik kearah pintu yang ternyata tertutup dengan rapat. Menandakan bahwa Haechan sama sekali tak memasuki kamar mereka.

Dengan perasaan panik Mark melangkah keluar kamar, ia berjalan dengan langkah lebarnya untuk mencari keberadaan sang istri. Tujuan utamanya adalah sofa depan TV karena ia tahu itu adalah tempat favorit Haechan. Langkahnya terhenti dan dugaan nya ternyata benar, ia merasakan jantungnya seperti ditusuk ribuan jarum ketika melihat sang istri yang tertidur di sofa. Mark Mendekat, ia berjongkok di hadapan sang istri. Menatap wajah terlelap Haechan dengan raut  sendu miliknya, tersirat sekali bahwa ia sangat merasa bersalah pada istrinya itu. Ia ingat, ingat sekali bagaimana ia yang melontarkan kata-kata yang menyakiti hati Haechan.

"Haechan.. maaf." Hanya kata itu yang dapat Mark ucapakan. Menyelipkan tangannya di belakang leher Haechan sedangkan yang satunya lagi dibawah bawah paha. Mark mengangkat Haechan dengan mudah, membawanya ke kamar mereka, Mark meletakkan Haechan dengan sangat hati-hati.

"Kamu sampe ketiduran di sofa Chan, maaf. Aku suami yang buruk buat kamu." Kata Mark sambil terduduk di sisi kiri Haechan. Laki-laki yang memiliki marga Jung tersebut memasang wajah sendu, ia merasa sangat bersalah atas apa yang sudah ia lakukan terhadap istrinya ini.

Cukup lama ia dalam posisi yang sama hingga akhirnya Mark beranjak, ia merebahkan dirinya di samping Haechan, memeluk tubuh sintal istrinya itu dengan sayang. Mark berani bersumpah bahwa ia sangat menyanyi Haechan melebihi apapun. Mark mengecup kening Haechan dalam-dalam, sebelum akhirnya kembali tidur bersama dengan Haechan yang berada di dekapannya.

🔹🔹🔹

Malam ini Mark kembali tak berada dirumah, seperti malam-malam sebelumnya ia berkunjung ke markas karena ada Koeun di sana. Mark saat ini sedang menyeruput minuman yang ia beli tadi bersama dengan Koeun.

[END] Not Innocent {Markhyuck}Where stories live. Discover now