31

66K 7.6K 2.5K
                                    

Satu Minggu sudah berlalu, semuanya nampak seperti biasanya, kedekatan antara Haechan juga Mark sudah semakin terlihat. Haechan yang lebih banyak menjukkan nya pada orang lain, seperti saat ini contohnya, ia menggunakan baju milik Mark hari ini, kadang juga ia suka memakai Hoodie atau bahkan sepatu milik suaminya itu. Entahlah mungkin juga tujuan nya adalah untuk memberitahukan kedekatannya pada Mark sudah sejauh mana.

Penampilan Mark juga sudah seperti apa yang Haechan inginkan, ia sedikit mensyukuri tentang hal itu namun juga terkadang dongkol, sebab banyak sekali perempuan atau Uke sekali pun yang mendekati Mark, melihat suaminya itu dengan tatapan memuja milik mereka, atau bahkan tak jarang ada yang langsung menyatakan cinta mereka. Hal yang membuat Haechan sedikit-sedikit marah, itu juga yang membuat ranjang mereka hangat di setiap harinya.

"KAK.."

Haechan beserta ketiganya menoleh ketika medengar panggilan tersebut. Haechan yang tahu siapa itu lantas saja merasa gugup sendiri. Masih ingat kejadian waktu itu? Saat dirinya dihukum karena Sungchan menciumnya. Juga ingat kan Sungchan menyatakan perasaan padanya? Seharusnya waktu itu ia tolak saja langsung, jangan mengatakan bahwa ia harus memikirkan tentang hal itu, jadi sekarang Haechan sendiri yang merasa bingung. Juga seminggu belakangan ini Sungchan benar-benar sangat gencar menunjukkan bahwa ia memang benar-benar menyukai Haechan. Contohnya seperti sekarang ini, laki-laki itu sudah berdiri tepat dihadapan Haechan.

"Kenapa?"

"Udah makan belum? Kalo belum ayo makan bareng." Sungchan tersenyum melihat kearah Haechan.

Haechan sendiri menoleh, melihat kearah ketiga sahabatnya, mengatakan lewat mata juga raut wajah bahwa ia harus menolak ajakan Sungchan ini, jadi Haechan harap teman-temannya ini bisa diajak untuk berkompromi.

Namun, sialnya mereka bertiga malah berlalu meninggalkan Haechan ketika sudah berbicara pada Sungchan bahwa mereka akan pergi lebih dulu. Sungchan hanya mengangguk, dalam hati berterimakasih karena membiarkan Haechan dapat berdua dengannya.

Haechan kemudian mendongak, ia tersenyum. "Yaudah ayo makan." Katanya lalu berjalan lebih dulu. Sedikit merasa was-was kalau saja ada Mark yang melihat mereka. Kalau hanya sekedar jalan berdampingan sih tidak apa-apa, tapi kali ini Sungchan sudah merangkul pundaknya. Masih ingat bahwa Mark tidak suka jika orang lain menyentuh dirinya, semoga kali ini keberuntungan berpihak padanya.

Setelah sampai di kedai depan kampus, tempat yang Haechan pilih sebagai tempat makan mereka kali ini. Tempat yang sama dimana Sungchan juga ia mengerjakan proposal waktu itu.

Haechan tak banyak berbicara, ia menikmati pesanannya yang baru saja sampai. Sungchan juga begitu, ia menikmati pesanannya sembari merangkai kata untuk ia tanyakan nanti pada Haechan, bukankah satu Minggu waktu yang cukup untuknya menunggu, waktu yang cukup untuk ia menerima jawaban dari seniornya ini.

Sungchan mendongak, melihat kearah Haechan yang makan dengan sangat lahap. Sungchan tersenyum, tangannya mengarah kedepan untuk membersihkan sisa nasi yang tertinggal di sudut bibir Haechan.

Ting

Haechan menoleh, entah kenapa kepalanya langsung saja menoleh ketika mendengar bunyi bel dari pintu kedai. Membelak ketika melihat siapa pengunjung yang baru saja sampai, mata mereka baru saja bertemu pandang.

'mati gue!' ujarnya dalam hati.

"Oii Minhyung, buset dah lama gak kesini dateng-dateng dah berubah aja tu penampilan." Salah satu pegawai kedai tersebut menegur Mark, yups benar sekali. Seseorang itu adalah Mark, makanya Haechan kelabakan, ia sudah seperti ke gep oleh dosen saat mengepek ketika ujian berlangsung.

Mark hanya tersenyum tipis, kemudian memesan makanannya, ah ada yang perlu di ingatkan bahwa seseorang itu tidak datang seorang diri melainkan bersama satu perempuan yang fashionable bersamanya.

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang