62

47K 5.5K 1.3K
                                    

"Sayang mau ikut."

Haechan hanya melirik sekilas ketika Mark merengek padanya, jadi siang ini Haechan akan mengecek kandungannya bersama dengan sang Mama.

"Boleh.." Katanya yang mana membuat Mark menunjukkan wajah sumringah, "sekalian tuh ajak selingkuhan, lagi hamil juga kan?" Lanjut Haechan yang mana membuat Mark kembali memberut seketika.

"Dia bukan selingkuhan aku Chan."

Haechan mengangguk anggukan kepalanya, "iya bukan, tapi calon ya kan?" Setelahnya Haechan berlalu untuk mengambil semangkuk kecil ice cream yang ia simpan kemarin.

Mark sendiri langsung membuntuti, ia kembali merengek untuk kesekian kalinya karena Haechan selalu membahas tentang perselingkuhannya dengan Koeun.

"Chan-

-besok aku udah pindah ke rumah Mama."

Kata-kata yang berhasil membuat Mark kalang kabut, ia melangkah dengan perasaan gusar menuju Haechan, sedikit meringis ketika jari kelingking kakinya terkena ujung meja.

"Chan kamu beneran mau pisah sama aku?"

Haechan mengangguk, wajah Haechan nampak santai sekali. Tak ada raut sedih-sedihnya sama sekali. Berbeda dengan Mark yang kini sudah menahan tangisannya. Biarkan saja Haechan tidak perduli dengan itu semua.

"Beneran? Chan aku tahu aku salah, tapi.. jangan gini yaa? Ayo kita omongin baik-baik." Mohon Mark pada Haechan.

"Apalagi yang mau di omongin, kayaknya kemarin-kemarin kamu emang lupain aku kan? Tapi sayangnya kamu inget tapi juga pura-pura lupa kalo ada aku, malah asik sama itu cewek."

"Chan.."

"Apa?! Udah ah pokoknya besok aku mau pulang tempat Mama."

"SAYANG? AYO UDAH SIAP BELUM"

Suara menggelegar milik Ten berhasil membuat Mark langsung menoleh, sedetik kemudian Mark menatap Haechan kembali, "mau ikut."

"Tsk, yaudah ayo! Gak usah ngerengek gitu, najisin banget sih. Geli tau gak!"

Mark tak menghiraukan makian tersebut, ia senang bukan main karena Haechan mengizinkannya untuk ikut melihat kondisi anak mereka di dalam sana.

"Loh katanya Mark gak ikut." Tanya Ten keheranan.

"Gak tau tuh, usir aja Mah. Ngeselin!" Kata Haechan sembari memasuki kursi mobil, ada Johnny juga menyetir mobil, sedangkan Mark ia duduk disamping Haechan dengan degupan jantung lebihi batas normal.

Ten hanya terkekeh lalu mobil kembali berjalan, "ihh baru sadar calon kakek gondrong." Haechan menyembulkan kepalanya diantara jok Johnny juga Ten.

"Iya tuh, mau balik jaman kuliahan." Ten menyugar rambut sang suami yang mana membuat Mark memejamkan matanya, sedangkan Haechan nampak sudah biasa. Mark rasanya ingin menjadi debu saja kalau begini, dan Mark yakin kalau mertuanya itu belum mengetahui masalah antara dirinya juga Haechan, Mark tidak bisa membayangkan bagaimana nanti keduanya jika mengetahui anak satu-satunya mereka hampir saja diselingkuhi.

🔹🔹🔹

"Gimana Kun keadaan cucu aku?"

"Sehat kok kamu tenang aja, udah 6 bulan ya, 3 bulan lagi mau ngelahirin, udah resmi jadi kakek kamu Ten." Dokter Kun tertawa, tawa tampan yang membuat Haechan terpanah, kalau saja ia tidak mengingat Yangyang mungkin saja Haechan akan langsung meminta pada Mama juga Papa untuk menikahkannya segera dengan dokter tampan dihadapannya sekarang ini.

"Dok kata Mama saya dokter ini- maaf sebelumnya duda kan? Nah saya ada tuh temen yang suka sama modelan dokter, mau gak?" Tanya Haechan dengan random, yang mana membuat Ten juga Johnny menatap anak manis mereka itu dengan tatapan was-was, Haechan ini memang suka mengada-ngada.

Dokter Kun hanya menanggapinya dengan senyuman saja, tak lama ia bersuara, "saya udah ada, seumuran sama kamu juga loh, anaknya manis."

Haechan melirik sekilas ketika Dokter Kun membicarakan yang sudah pasti Yangyang itu dengan sebutan manis. Kalau saja Yangyang mendengarnya sudah pasti anak itu klepek-klepek seperti ikan yang keluar dari air.

"Kalo gitu gak jadi deh dok. Keknya yang dokter maksud itu emang bener temen saya yang itu." Haechan tersenyum, hal yang membuat Dokter Kun menatap anak temannya itu dengan bingung, tak terkecuali Ten, Johnny juga Mark yang sedari tadi hanya diam.

"Maksud kamu?"

"Iya, temen saya itu calonnya dokter, namanya Liu Yangyang, iya kan?"

Sontak saja Dokter Kun terkejut mendengar itu semua, "ohh jadi kamu temennya Yangyang?"

Haechan mengangguk, membenarkan pertanyaan yang Dokter kandungannya ini lontarkan, "astaga, pantes aja."

"Kenapa dok?" Tanya Haechan dengan wajah penasaran miliknya.

"Keliatannya tuh sama-sama bobroknya." Dokter Kun tertawa yang mana membuat Haechan memberutkan wajahnya. Sedangkan yang lainnya hanya terkekeh menanggapinya.

"Oh iya Haechan, karena sebentar lagi mau melahirkan jadi kalau bisa perbanyak melakukan hubungan intim ya, saya sarankan sih begitu."

Mendengar perkataan Dokter Kun membuat Mark beserta Haechan saling melirik, keduanya nampak canggung seketika karena topik yang di bahas oleh Dokter Kun kali ini, berbeda dengan Ten juga Johnny yang menatap keduanya dengan senyum menggoda.

"H-harus ya Dok? Soalnya kan masih 6 bulan, masih ada 3 bulan lagi, masih lama." Haechan berkata dengan gugup. Yang mana di respon oleh Dokter Kun dengan sebuah senyuman.

"Gak juga gapapa, tapi saya saranin aja yaa. Tergantung kalian aja, oh iya kalau mau main tolong jangan semangat banget kasian nanti janinya kena gempa bumi." Dokter Kun tersenyum yang mana membuat Ten juga Johnny tersenyum.

"Saya kasih vitamin buat Haechan ya, di minum 3x sehari." Dokter Kun memberikan resep obat tersebut pada Haechan, Haechan pun dengan sigap mengambilnya.

Setelahnya mereka berempat keluar dari ruangan Dokter Kun, tidak bisa lama-lama sebab Dokter tampan itu memiliki janji dengan pasiennya yang lain. Di sepanjang jalan mereka pulang Ten sesekali memperhatikan interaksi antara anaknya juga menantunya yang terlihat canggung. Ten curiga namun tidak ada niatan bertanya, namun kali ini Ten gregat sekali rasanya.

"Kalian lagi kemusuhan ya? Apa gimana nih?" Tanya Ten ketika mereka sudah sampai di halaman rumah Mark juga Haechan.

"Gak kok Mah." Kata Haechan, ia melirik sekilas Mark yang juga sedang melihat kearahnya.

"Bener? Tapi kok dari tadi sedieman aja, kamu juga Chan kok judes banget mukanya kalo ngeliat Mark."

Haechan menggeleng, "gapapa Mah, lagi gak mood aja, itu orang ngeselin." Katanya sambil berlalu kedalam setelah Mark membukakan pintu rumah mereka, mempersilahkan mertuanya untuk masuk, wajah Mark terlihat sengsara sekali.

Ada alasan kenapa Haechan tidak mengatakan kalau hubungan keduanya sedang tidak baik-baik saja, alasan yang pertama adalah Haechan tahu kalau ini bisa diselesaikan oleh mereka berdua tanpa campur tangan orang tua mereka, Haechan merasa bahwa dirinya juga Mark sudah dewasa, ya meskipun Haechan meminta pada Taeyong dibuatkan surat cerai yang mana hal itu membuat Taeyong tahu kala hubungannya dengan Mark tidak baik-baik saja.

Yang kedua adalah bagaimana beringasnya Ten ketika tahu kalau anak semata wayangnya disakiti membuat Haechan bergidik ngeri. Mark bisa-bisa menjadi santapan Sandra beserta anak-anaknya sungguhan. Dan jangan lupakan Johnny yang akan menjadikan Mark samsak untuk ia pukuli dengan puas.

Dan yang ketiga Haechan tidak bisa membayangkan bagaimana nantinya jika Mama nya juga Mami mertuanya bersatu untuk menghardik Mark setelah mereka tahu kalau Mark mencoba untuk menyelingkuhi dirinya saat dalam keadaan hamil begini.

Haechan itu orangnya tegaan, tapi kalau soal ini sepertinya tidak dulu, masih punya sedikit belas kasih karena Mark adalah ayah dari anaknya nanti.

▫️▫️▫️

Apa yang Jee tulis ini:"

Kenapa jadi gini?

Sorry kalau gak jelas yaa:" part depan di usahakan gak gaje begini 🙄

See youu 💚💚💚

[END] Not Innocent {Markhyuck}Where stories live. Discover now