11

69.4K 7.6K 437
                                    

"Mark!"

Sumpah, Haechan sedang kesal-kesalnya sekarang, sebab ia sedari tadi di uber oleh Ten untuk merencanakan keberangkatan bulan madu mereka. Ini siapa yang nikah siapa yang sibuk?!

Ten pikir mendapat libur kuliah itu mudah apa? Dikira kampus milik sendiri?! Haechan pusing ditambah Mark yang terlihat acuh tak acuh saja. Punya suami dablek emang kadang-kadang suka bikin naik darah.

Yang dipanggil menoleh sekilas lalu sibuk dengan ponselnya kembali, hal yang membuat Haechan bertambah dongkol setengah mati, bisa-bisa dia mati muda kalau seperti ini terus ceritanya.

"Mark Jung!" Tegas Haechan sekali lagi, melemparkan bantal sofa yang ia pangku sedari tadi, mereka lagi di ruangan santai di apartemen yang Jaehyun hadiahkan.

"Apaan sih Seo Haechan?" Mark dengan santai mengembalikan bantal tersebut sampai mengenai wajah Haechan yang banyak dosanya.

"Lo kok anteng aja sih, adem ayem kek gak ada masalah.. lo gak ada niatan buat mikir apa?"

"Mikirin apa sih?"

Haechan berdecak, kesal belum habis-habisnya menguasai diri, "Mama bilang nyuruh gue nentuin kemana kita honeymoon, lusa pergi"

"Ya bagus dong"

Haechan tentu saja membelak ketika mendengar Mark mengatakan hal tersebut. Gila apa? Mudah sekali si Mark sialan Jung itu mengatakan bagus.

"Kita kuliah goblok, lo kata cuma nebeng absen doang"

Mark terkekeh, "bukannya lo emang suka gitu"

Mendengus, entah kenapa tiba-tiba Haechan merengek pada suaminya itu, "lo bilangin dong sama Mama gue, gue gak mau asal izin izin aja, apalagi kemarin-kemarin gue gak masuk berapa hari Mark, gak lulus mampus aja gue", Haechan memelas, menatap Mark dengan wajah seakan-akan sangat menderita. Sedangkan Mark, ia menghela nafas panjang.

"Yaudah nanti gue coba bilangin sama Mama"

Seketika senyum terang Haechan tunjukkan, memberikan flying kiss dengan hati gembira pada sang suami.

"Terima kasih suami ku yang baik hati dan tidak sombong." Setelah mengatakan kata-kata yang menurut Mark menjijikan itu Haechan berlalu entah kemana.

🔹🔹🔹

Di dalam kamarnya juga Mark, Haechan sedang menyilang kan kakinya, duduk selonjoran dengan punggung yang menempel di dashboard kasur. Matanya lurus menatap ponsel yang berada digenggaman.

Grup Chat se circle nya sedang ribut-ribut nya, membalas pesan Jaemin yang mengajak mereka untuk ke klub malam ini. Tak ada penolakan sebab Haechan merasa dirinya bebas, ternyata ada untungnya juga ya menikah dan pisah rumah dengan orang tua. Pemuda manis yang sudah berganti marga menjadi Jung itu menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya dengan pelan.

Senyum bahagianya tercipta hanya karena membayangkan harinya akan seindah hari biasanya. Plusnya lagi tidak ada teguran dari Johnny ya memarahinya karena pulang dini hari.

"Gak lagi kesambet kan lo?", Mark datang-datang langsung menghunuskan tatapan ngeri kearah Haehcan.

"Kesambet cintaku padamu," Tawa menggelegar Haechan suarakan. Membuat Mark yang melihatnya hanya menggelengkan kepala.

Kasian, tsk tsk baru menikah beberapa Minggu Haechan sudah menjadi gila seperti ini. Mark jujur, ia tidak mau punya istri sinting. Bisakah sekarang juga Mark kepengadilan agama? Ia akan menceraikan Haechan apabila laki-laki yang sedang berada dikamar mandi itu tetap banyak melantur seperti orang gila sungguhan!

.
.
.

"ECHAAN lo tau gak sih hal yang paling penting di dunia ini apa?"

"Waktu lah, apaan lagi emang?", Haechan menatap nyolot kearah Yangyang yang duduk dihadapannya. Mereka sudah duduk manis di tempat sarang dosa, ia di klub.

"Salah!"

"Dih ngayal ya lu", laki-laki dengan kemeja kota-kota dilapisi jaket denim itu menyunggingkan senyum miringnya. Yangyang, laki-laki itu sok serius menatap kearah Haechan dengan wajah aneh miliknya.

"Ada yang bisa nebak lagi kaga? Gue kasih nih ceban", dengan gerakan ngesoknya Yangyang mengeluarkan selembar uang berwarna ungu dari dompetnya yang terlihat tipis.

"Dihh dapet apa Yang ceban begini?", Renjun mengambil uang selembar tersebut, mengangkatnya tinggi-tinggi. Menerawang apakah uang tersebut asli atau hanya mainan saja.

Yang untungnya uang tersebut asli, sebab tidak ada tulisan uang mainan disana.

"Yailah kalo mau banyak bokek gue", Yangyang tersenyum miris, menunjukkan betapa malangnya nasib bocah tersebut.

"Uang lah, ya kan?", Kali ini Jaemin yang mencoba menjawab. Memangnya apa lagi, selain dua hal itu? Ah mungkin satu lagi, otak.

"Salah juga"

"Terus apaan malihhh?!" Haechan menjitak kepala Yangyang dengan gemas. Awas aja nanti jawaban Yangyang tidak masuk akal, Haechan bersumpah, ia akan melemparkan temannya itu kepada Om-om tua yang haus akan kasih sayang!

"Niat." Yangyang tersenyum bodoh, tak lama kepalanya jatuh di atas meja bar. Laki-laki itu nampak tertidur disana. Haechan, Renjun juga Jaemin yang melihat hal tersebut hanya dapat menghela nafas panjang. Benar-benar definisi idiot yang sesungguhnya!

Tapi apa yang dikatakan Yangyang ada benarnya juga. Niat adalah hal penting yang harus tertanam dengan baik-baik sebelum mengerjakan sesuatu. Kalau kita tidak niat jangan harap apapun yang akan dikerjakan sesuai dengan keinginan, bagaimana mau sesuai kalau niat saja tidak ada!

"Chan!"

"Hmm"

"Noleh buruuu!" Renjun dengan heboh menggoyang-goyangkan lengan Haechan. Seolah-olah sesuatu hal yang ia lihat sangatlah menghebohkan.

"Apaan sih?"

"Makanya nolehhhh Udin!" Renjun geram sendiri. Maka dengan gerakan gemas ia memutar kepala Haechan dengan sekali hentakan. Jaemin yang penasaran juga ikut-ikutan menoleh, matanya membelak ketika melihat objek yang membuat Renjun menahan hebohnya mati-matian.

"Kannn! Apa yang gue bilang waktu itu benerr" Haechan menatap kearah Mark yang kini sedang mengambil tempat duduk bersama seorang perempuan yang.. seksi. Perempuan itu memakai baju kurang bahan, itu sudah pasti! Kalo pakek baju tertutup itu artinya salah tempat si mba nya.

"Gak marah Chan?" Tiba-tiba Jaemin bertanya, matanya masih menatap tajam kearah si perempuan yang bergelut manja. Ia sedikit tidak terima karena itu artinya Mark mempermainkan janji suci pernikahan mereka, iya kan? Yaa, meskipun Haechan sendiri sudah mengatakan itu tidak masalah.

"Ngapain?"

"Percobaan selingkuh itu namanya!" Renjun greget sendiri, mencubit pipi tembam sang sahabat, kalau bisa sih sampai copot saja. Biar cantik gak ada pipi si Echan.

"Gak lah, biasa aja. Terserah dia mau sama uke lain juga gue sok sok aja lah" Haechan kemudian berjalan kearah dance floor, musik jedag jedugnya menggiurkan sekali epribadehhh!

🔹🔹🔹

Aaaaa maafin Jee karena up NI lelet bangeettt 😖😖

Jee tu emang gituu, kalo buat cerita bisanya fokus ke satu cerita, kalo dua ya begini yang satu pasti terbengkalai. Dua aja begini apalagi banyaaakk yee kan:)

Yaudah dehhh jangan lupa Vote sama Komennya yaaa temaannn

See youuu 💚💚💚

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang