Tidak ada nafsu didalamnya, hanya menyalurkan rasa rindu akibat tidak bertemu beberapa hari ini. Jaehyun melepaskan ciumannya saat Celine mulai meremat kemeja bagian lengannya tanda bahwa ia mulai kehabisan nafas.

"Dont't cry"

Jaehyun kembali membawa sang gadis kedalam gendongan koalanya, takut kalau kakinya kembali tergores ranting yang jatuh. Kali ini dirinya benar-benar kembali pada mobil yang terparkir pada pintu masuk hutan.

"Pulang" lirih Celine didalam mobil, Jaehyun menggenggam tangan mungil itu lalu mengangguk menuruti permintaan sang kekasih.

Mobilnya bergerak meninggalkan hutan belantara yang teramat sepi itu, bahkan disini tidak ada tiang listrik yang akan menerangi ketika malam hari.

Celine bernafas lega saat roda mobil itu kembali menyentuh aspal dan pandangan berubah menjadi terang kembali. Kekasihnya ini memang benar-benar gila dan tidak bermain-main dengan ucapannya.

Saat mobil dengan sempurna berhenti pada pekarangan mansion milik sang papa, Celine langsung keluar dan berlari masuk kedalam mansion besar itu meninggalkan Jaehyun yang memekik gemas melihat tingkah laku gadis berusia 20 tahun itu.

Celine langsung menerjang tubuh tegap Mr. Suh saat menjumpai sang papa yang baru saja turun dari lantai atas dan tengah memandangi ponselnya.

"Tepat tiga menit sebelum matahari tenggelam, good girl" ucapnya lalu memasukkan kembali benda pipih itu kedalam saku celananya.

Setelah itu Mr. Suh membawa sang anak bungsu kedalam gendongan koalanya karena Celine yang berusaha mencari perlindungan pada dada bidang sang papa.

"Kenapa hmm?"

"Dia nakal" tunjuknya pada Jaehyun yang baru saja memasuki rumah tanpa melihat pria tampan itu. "Dia membawaku kedalam hutan pa huaa, nanti kalau aku dimakan oleh harimau bagaimana?"

"Diamlah putri kecil, kau aman. Akan ku bunuh harimau itu walaupun ia hanya mengendusmu"

Beruntungnya dulu sang mama mendapatkan seorang pria yang mampu melindunginya hingga akhir hidupnya dan tuan Suh mampu menjaga cinta mereka hingga kini ia masih memutuskan untuk hidup dalam kesendirian dan menikmati sisa hidupnya.

"Apa kalian semua terus berdiri disana dan membiarkan semua makanan enak ini hah?!"

Tuan Suh merutuki dirinya sendiri, kenapa dahulu saat membuat Hendery tidak membaca doa terlebih dahulu dan hasilnya malah menjadi seperti ini.



Jaehyun mengecup lama kening sang gadis saat berhasil membuat Celine tertidur nyenyak malam ini. Dengan perlahan ia memindahkan kepala gadis itu dari lengannya ke bantal yang berada dibelakang gadis itu. Jaehyun menata dahulu bantalnya agar Celine merasa nyaman dalam tidurnya.

"Good night girl" Jaehyun bangkit dari ranjang lalu memakai sandal yang terletak tepat disamping ranjang dan keluar dari kamar.

Kaki jenjangnya membawanya menuruni anak tangga dan berakhir pada lantai dua mansion ini. Ia menoleh kekanan dan menjumpai bahwa pintu balkon terbuka lebar alhasil angin malam menerpa tubuhnya.

"Celine sudah tertidur?" tanya tuan Suh sambil mendongak melihat wajah Jaehyun yang sudah berdiri tepat disampingnya. "Duduklah"

Jaehyun mengangguk lalu menduduki sebuah kursi yang terletak disebelah tuan Suh. Pria pemilik tatto bunga matahari pada lengan kirinya itu menghembuskan asap rokoknya dengan perlahan.

"Apa lukamu sudah membaik?" tanya Jaehyun berusaha menanyakan keadaan sang calon mertua. Kekehan terdengar dari mulut tuan Suh "Aku tidak apa, hanya saja kedua anakku yang terlalu menyayangiku"

"Apa saya harus turun tangan untuk membantu membasmi semua musuhmu?"

"Tidak anak muda, aku tidak akan membawamu kedalam urusanku, namamu terlalu berpengaruh"

Jaehyun membuka kotak kecil miliknya sendiri yang ia keluarkan dari saku celana pendeknya. Mengeluarkan sebatang lintingan putih yang berada didalamnya lalu menghidupkannya dengan korek elektrik.

Menghirup rokok itu dengan dalam lalu menadahkan wajahnya keatas dan menghembuskannya dengan perlahan.

"Aku tau kau kekasih anakku" senyuman terukir jelas pada bibir tipis tuan Suh "Ternyata putri kecilku sudah tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik"

"Ya dia sangat cantik" Jaehyun setuju dengan pujian itu.

Tuan Suh menghembuskan asap terakhirnya lalu mematikan rokok yang masih menyala itu dengan telunjuk dan ibu jarinya itu yang sukses membuat benda kecil itu mati.

"Jangan sampai kau melukai hati putriku satu-satunya itu Jung" tatapannya sungguh sangat mengintimidasi sampai-sampai Jaehyun menelan ludahnya sendiri. "Selamat malam Jung Jaehyun"







✔ Celine | Jung JaehyunWo Geschichten leben. Entdecke jetzt