19. Minggu, Mie ayam, Meresahkan

43 13 57
                                    

Cuaca sore ini cukup bersahabat, langit tidak mendung dan semilir angin yang berhembus membuat keduanya sangat menikmati momen itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cuaca sore ini cukup bersahabat, langit tidak mendung dan semilir angin yang berhembus membuat keduanya sangat menikmati momen itu.

"Aleta ini nanti belok mana?"

"Belok kanan kak, bentar lagi sampai."

Tangan Aleta memegang erat kedua ujung kaos hitam lelaki itu. Sembari mengulas senyuman hangat dibalik punggungnya. Sejauh ini Aleta merasakan bahwa Xiaojun ternyata tidak seburuk yang ia kira. Xiaojun sangat baik, ramah pula dan secepat itu mereka bisa akrab.

Hari ini dilaksanakannya janji Aleta waktu itu, dimana dia bilang kalau menang lomba lari Xiaojun akan ia traktir mie ayam.

Perihal Hendery, mereka sudah saling berbaikan. Mana bisa Hendery seharian diem-dieman sama adiknya? Mana bisa Hendery seharian ga gelud sama Aleta? Hanya tinggal Dera saja yang masih belum mau berbicara sama sekali dengan Aleta.

Sepeda ontel bewarna biru akhirnya telah sampai tujuan. Kedai Mie ayam Minggu sore ini terlihat ramai sekali. Ya ga heran sih, ini salah satu kedai mie ayam paling terkenal dan terenak di daerah sini. Dan lagi yang jualan juga sangat tampan.

"Mas, mie ayam 2 dua sama es teh 2 ya makan disini." ucap Aleta pada Mas John, penjual mie ayam.

"Siap neng."

Atensi Aleta dan Xiaojun mengedar kesana-kemari berusaha mencari bangku yang kosong. Namun hasilnya nihil, tidak ada yang kosong, penuh semua.

"Yah Kak tempatnya penuh semua." keluh Aleta. Gadis itu menggaruk tengkuk kebingungan, "Oh itu kak, disana aja." sambungnya sambil menunjuk pepohonan yang tak jauh dari kedai.

Aleta seketika teringat oleh masa kecilnya, duduk lesehan dibawah pohon itu ia pernah disuapi mie ayam oleh sang papa. Ah Aleta jadi kangen dengan papanya yang lagi bekerja di luar kota.

Sebelum Aleta mendudukkan diri pada rerumputan rindang di bawah pohon, Xiaojun langsung melepaskan sepasang sandalnya sebagai alas duduk Aleta biar celana bagian belakang gadis itu tidak kotor.

"Eh gausah kak, nanti kaki Kak Dejun jadi kotor."

"Udah pakai aja, tidak apa-apa."

Jujur Aleta merasa tidak enak dengan kakak kelasnya itu, tapi Xiaojun terus memaksanya untuk duduk di atas sandal bermotif dinosaurus tersebut, "Makasih ya kak."

Dipastikan mie ayam akan datang sedikit lama karena ramai antriannya, keduanya pun berbincang sejenak.

"Kak Dejun tuh asli orang sini bukan?" tanya Aleta sebagai pembuka suara.

Those Bygone Years || XiaojunWhere stories live. Discover now