09. Pesan suara

52 14 84
                                    

Bagi para murid terlebih lagi anak laki-laki sangatlah bahagia jika waktu pelajaran olahraga tiba-tiba ditinggal oleh gurunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Bagi para murid terlebih lagi anak laki-laki sangatlah bahagia jika waktu pelajaran olahraga tiba-tiba ditinggal oleh gurunya. Pastinya mereka akan bermain sepak bola dan jangan tanyakan anak perempuannya kemana. Sudah pasti mereka ke kantin, apalagi bel istirahat akan berbunyi dalam waktu dekat.

Kini di lapangan suasana cukup ramai, terdengar suara bola yang ditendang lalu disusul dengan sorakan dari para penonton. Namun, berbeda dengan suasana kelas 10 IPS 2. Pelajaran Sejarah tengah berlangsung, terlihat Pak Yunho sedang mencatat materi di papan tulis.

Jika diamati, banyak sekali murid kelas tersebut yang menidurkan kepalanya di meja. Berbeda lagi dengan gadis berambut hitam sebahu yang ia lakukan hanyalah menguap, atensinya memang masih fokus ke papan tulis namun pikirannya tertuju pada mie ayam di kantin.

"Yangyang bangun dong jangan tidur." Aleta mengguncang bahu Yangyang agar lelaki itu segera bangun dari tidurnya.

"Kurang berapa menit lagi istirahatnya?" tanya Yangyang sembari menutup mulut karena ia menguap yang kemudian jadi menular kepada Aleta.

"Sepuluh menit lagi."

"Semua ketua kelas diharapkan segera berkumpul di depan ruang tata usaha."

Pak Daniel selaku kepala sekolah mengumumkan informasi yang bertujuan pada ketua kelas di SMA Wayvision. Para murid yang berada di kelas 10 IPS 2 pun berdecak kesal karena sebentar lagi jam istirahat, tapi Pak Daniel malah membuat pengumuman.

"Ta ikut aku," ajak Renjun ke Aleta yang tempat duduknya tepat dibelakangnya.

"Lah kok aku sih njun kan wakilnya si Daehwi."

"Liat tuh si Daehwi ngapain."

Aleta menoleh kesamping kanannya, tempat duduk Daehwi si wakil ketua. Dan yang didapatinya adalah Daehwi yang tengah tertidur pulas. Aleta tak habis pikir, bagaimana bisa lelaki itu dijadikan wakil ketua.
Dengan berat hati Aleta pun menemani Renjun untuk datang ke ruang tata usaha.













"Hai kalian wahai temanku yang tampan dan menawan." teriak Aleta dari depan kelas. Pak Yunho sendiri telah selesai jam pelajarannya, beliau telah meninggalkan kelas tersebut.

"Apaan Ta cepetan mau ke kantin ini." cibir Chenle yang sudah tidak sabar ke kantin, rencana untuk memborong makanan jadi sedikit tersendat karena ada pengumuman dari Aleta.

"Gak usah ke kantin tuan muda, karena sebentar lagi kita bakal dipulangkan."

Mendadak seisi kelas menjadi siluman keong.

"Guru-guru mau ada rapat daripada nanti kita ramai, akhirnya dipulangkan aja," sambung Renjun.

Chenle yang tadinya menggenggam beberapa lembar uang pun refleks dihamburkan ke atas karena terlalu senang mendengar kabar tersebut.

Those Bygone Years || XiaojunWhere stories live. Discover now