06. Rasa sayang seorang kakak

72 20 90
                                    

"Lucassssss

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lucassssss."

"Aletaaaaaa."

Kedua makhluk hidup berwujud manusia saling berteriak dan menatap satu sama lain. Kalau dipikir-pikir untung saja yang Aleta peluk kakinya ini tadi adalah Lucas. Bukan kuntilanak ataupun pocong.

"What are you doing man?" tanya Lucas yang bingung ketika melihat raut wajah Aleta yang terlihat ketakutan.

"Ada ghost man in my home, i'm so scared."

"Where is the ghost, i bakal lawan dia."

Jawaban dari Lucas mendapat sentilan pelan ke arah mulutnya dari Aleta. "Sok-sok an ngomong inggris ah, ditanyain Bu Wendy how are you  jawabnya i'm so handsome."

Lucas ternyata tidak datang sendiri, pagar rumah Aleta yang awalnya hanya terbuka sedikit, kini menjadi terbuka lebar secara perlahan. Memunculkan sebuah sepeda dengan seorang lelaki, tatapannya begitu datar.

Sepedanya ia parkirkan di pekarangan rumah. Perlahan lelaki itu berjalan kearah kedua manusia yang sedang menatapnya.

"Nah ini Ta kenalin, this is my new friends." ucap Lucas dengan penuh kebahagiaan.









Niat Aleta untuk pergi ke Indoapril menjadi tertunda lagi. Karena kedatangan dua lelaki dengan tampang tak berdosa. Hendery sendiri sudah mengabari kalau ia dalam perjalanan pulang.

"Buatin minum atuh Ta, orang tampan kehausan ini."

Sedari tadi hening diantara mereka bertiga, alhasil Lucas lah yang pertama kali membuka suara. Hanya satu kata yang menggambarkan Aleta saat ini.

Canggung.

Aleta canggung saat mengetahui ia sedang duduk berdampingan dengan lelaki yang tak lain adalah kakak sepupu Dera. Aleta selama seminggu sudah berusaha menghindari karena terlalu malu untuk muncul dihadapannya. Kejadian ketika menyapanya seketika terlintas lagi dalam benak gadis itu.

Walaupun Dera selaku sepupunya sudah berulang kali bilang ke Aleta kalau kakak sepupunya itu sama sekali tidak ada dendam ataupun marah kepadanya. Tapi tetap saja Aleta berpegang teguh tidak ingin muncul dihadapannya secara sengaja ataupun tidak.

Demi menghargai seorang tamu, Aleta akhirnya membuatkan minuman untuk mereka. Perasaan Aleta masih diselimuti ketakutan, apalagi sekarang ia harus berjalan ke dapur. Dalam hati sudah membaca doa namun baru 5 langkah, gadis tersebut memilih membalikkan badan ke belakang untuk menengok ke arah ruang tamu.

"Lucas, temenin dong ke dapur."

"Aduh Ta, gamenya udah mulai ini." jawab Lucas yang sedang memainkan ponselnya.

"Kak, temenin gih si Aleta ke dapur." sambungnya.

Terlalu kesal dengan Lucas, alhasil Aleta dengan buru-buru berjalan lagi, berbagai perkataan telah ia batin untuk Lucas saat mengetahui ternyata Lucas menyuruh Xiaojun yang menemaninya ke dapur. Jarak antara ruang tamu ke dapur pun cukup jauh. Karena terbilang sangat luas rumah ini.

Those Bygone Years || XiaojunWhere stories live. Discover now