07. Resmi berkenalan

68 19 78
                                    

Hari Minggu telah tiba, hari ini Xiaojun ada janji jam sembilan pagi sama Aleta karena harus memijat kakinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hari Minggu telah tiba, hari ini Xiaojun ada janji jam sembilan pagi sama Aleta karena harus memijat kakinya. Tapi di jam delapan ini saja Aleta tak kunjung bangun dari tidurnya. Begitupun dengan Hendery yang tidur disampingnya.

Dikarenakan kemarin mereka membuat sebuah acara yang berisikan tangis menangis antara kakak beradik itu. Yang paling banyak menangis tentu saja Aleta, tak henti-hentinya ia menangis dalam dekapan Hendery. Dan berakhirlah mereka baru tertidur pukul sebelas malam di kamar Hendery.

Perlahan Aleta meregangkan kedua tangannya ke atas, ia yang lebih dahulu bangun ketimbang sang kakak yang masih tertidur begitu pulas.

Aleta mulai menelisik wajah Hendery yang tertidur itu, sifat jahil gadis itu pun keluar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aleta mulai menelisik wajah Hendery yang tertidur itu, sifat jahil gadis itu pun keluar. Salah satu jarinya menusuk-nusuk pipi Hendery yang membuat kakaknya itu menggeram merasa terganggu. Tak berhenti disitu saja, Aleta menepuk-nepuk pelan dahi Hendery, tapi tetap saja Hendery masih berada di alam mimpi.

"Ganteng juga abangku ini." ucap Aleta seperti merasa tersihir, menyadari kalau kakaknya itu sangatlah tampan.

"Tapi dia ngeselin, tapi dia juga jadi moodboasterku." Aleta masih bermonolog sendiri, dan dikecuplah singkat pipi Hendery karena terlihat begitu menggemaskan bagi Aleta.

Sudah sepuluh menit Aleta membuang waktunya itu untuk melihat wajah Hendery, tak lama ia pun tersadar kalau jam sudah menunjukkan pukul delapan lebih sepuluh. Dan lagi Aleta baru tersadar kalau ini hari Minggu dimana ia ada janji dengan Xiaojun. Memang sedikit pelupa Aleta itu.

Dengan bergegas Aleta menuju ke kamar mandi tanpa membangunkan Hendery, karena merasa tidak tega jika membangunkan pangerannya. Berbekal ponsel yang mengeluarkan suara dari lagu yang disetel Aleta agar tidak terasa sepi.

"Aletaaaa."

Baru saja Aleta menapakkan kaki kirinya di kamar mandi, ia sudah dipanggil oleh mama.

Hah? Mama? -Aleta

Lantas Aleta turun ke bawah untuk mengecek apakah benar itu suara mamanya atau suara kuntilanak yang menyamar jadi mamanya. Syukur saja itu memang benar suara Mama Huang.

Those Bygone Years || XiaojunWhere stories live. Discover now