07 || Apa itu Cinta?

926 176 25
                                    

Perlahan Lisa membuka matanya. Gadis itu menoleh ke samping mendapati Yoshi menunggunya hingga ketiduran dan menggenggam tangannya.

Lisa mengulurkan tangan kirinya untuk mengusap lembut rambut laki-laki itu.
Karena merasa terusik, Yoshi pun mengangkat kepalanya dan mengerjapkan matanya. Laki-laki itu menatap wajah pucat Lisa.

"Baguslah kau sudah sadar" ucap Yoshi hendak berdiri namun Lisa menahan tangannya.

"Apa?" Tanya Yoshi. Lisa tersenyum tipis menatap wajah dingin itu.

"Terimakasih" ucap Lisa tulus. Yoshi hanya mengangguk kemudian keluar dari kamar itu. Sementara Lisa tersenyum kecil.

"Masih saja tsundere" gumam Lisa. Sedetik kemudian Ia meringis merasakan sakit di badan, tangan dan lututnya.

Cacian itu masih terngiang di pikiran Lisa.
Sampai kapan Lisa harus merasakan hidup seperti ini? Lisa juga masih ingat betul bagaimana Jihoon melemparinya dengan telur dan menatapnya dengan penuh kebencian.

Lisa berusaha agar tidak menangis dengan menggigit bibirnya. Tapi sayang, isakannya lolos begitu saja. Lisa kehilangan segalanya, Ayahnya meninggal, ibunya yang tidak peduli dengannya, Jihoon sahabatnya juga menjauhinya.

Apa kini Lisa juga harus menjadi beban di keluarga Yoshi?




Pintu terbuka membuat Lisa segera menghapus air matanya kemudian menoleh mendapati Yoshi berdiri di sana menatapnya.

Tanpa bicara, laki-laki itu membawa nampan berisi makanan. Lisa terdiam melihatnya. Apa laki-laki itu kesurupan? Kenapa dia mau repot-repot seperti itu?

Yoshi meletakan nampan di meja kecil kemudian duduk di sofa puff.
"Kau harus makan" ucapnya. Sementara Lisa hanya mengerjapkan matanya menatap Yoshi.

"Kenapa melihatku seperti itu? Jangan bertingkah sok imut" ucap Yoshi.

"Kenapa kau menolongku?" Tanya Lisa sambil merubah posisinya menjadi duduk.

"Aku hanya lewat" ucap Yoshi.

"Kau datang ke kampusku hanya untuk sekedar lewat?" Yoshi menghela nafas.

"Jangan banyak bertanya dan cepat habiskan makananmu, merepotkan" ucap Yoshi. Lisa mempoutkan bibirnya.

"Memang" ucap Lisa membuat Yoshi menaikkan alisnya. Gadis itu menatap ke arah balkon.

"Hidupku selalu menjadi beban untuk orang lain. Bahkan untuk ibuku sendiri. Kau tau, seorang anak tidak meminta untuk dilahirkan. Bahkan mereka belum tahu di keluarga mana mereka akan lahir. Ayahku meninggal karena kecelakaan, ibuku tidak pernah menginginkan keberadaanku. Kau ingin tahu satu fakta yang aku ketahui kemarin? Ibuku ternyata berselingkuh dengan ayah Jihoon, dan membuat ibu Jihoon meninggal. Jihoon membenciku, Jihoon menjauhiku, disaat aku sendirian, disaat aku sering dibully, dihina, dicaci maki, hanya Jihoon yang ada untukku. Hanya dia yang akan membelaku, memelukku disaat aku merasa takut..... Tapi sekarang. Aku juga kehilangan Jihoon" ucap Lisa kemudian menatap Yoshi.

"Apa menurutmu aku masih bisa bertahan? Atau aku harus mati seperti yang orang-orang harapkan?" Lirih Lisa dengan matanya yang berkaca-kaca. Ia tersenyum kemudian menunduk hingga isakannya kembali terdengar.

"Hiks hiks maaf jika aku juga merepotkanmu dan ayahmu. Kau benar, aku hanya menjadi penghalang kebahagiaan seseorang. Seharusnya aku tidak hadir dalam hidupmu dan tidak menuruti keinginan mama" ucap Lisa. Yoshi terdiam kemudian entah keinginan darimana tiba-tiba Ia menarik gadis itu dan membawanya ke dalam pelukan. Hal itu membuat respon tubuh Lisa membeku.

"Menangislah. Menangis sesukamu, keluarkan apa yang selama ini kau tahan" ucap Yoshi lembut.

"Kenapa kau menjadi baik....kenapa-"

Let's Talk About Memories✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora