Istirahat Total

28 15 18
                                    

"Kisah yang kita tulis tak sebanding dengan kisah yang sudah Tuhan takdirkan. Penuh kejutan yang tidak dapat kita hindari ataupun prediksi sebelumnya"


            "Zaina Anastasha J."

"Kakek, pulang dulu ya. Inget nasihat kakek tadi."

Setelah itu, pak Hendrawan membereskan barang-barangnya dan keluar dari kamar. Setelah itu om Danu datang dan menghampiri Zaina dengan wajah sedikit khawatir.

"Sekarang kamu makan dulu setelah itu tidur!" perintah om Danu tanpa memandang wajah Zaina. Dari wajahnya sudah terlihat jelas kalau om Danu begitu khawatir dengan Zaina, hal itu dapat terlihat dari kecemasan yang ada di wajahnya.

"Kamu makan bubur ayam yang Om bikin ya? Mungkin enggak seenak bubur ayam di luar sana, seenggaknya masih layak makanlah." Gurau om Danu untuk menghibur Zaina yang terlihat lesu dan tak memiliki semangat untuk hidup.

Zaina tahu benar kalau masakan om Danu sebanding dengan para koki bintang lima. Tak ada yang bisa menandingi kelezatan masakannya termasuk Zaina sendiri.

"Om, kok itu daging semua? Hatinya mana? Ususnya mana? Ampela?" tanya Zaina yang udah mulai ngelunjak.

"Makan yang ada dulu! Tadi Om cuma beli daging ayam bukan jeroan ayam. Kamu itu nyari kok yang enggak ada, sesekali nyari yang ada biar gampang jawabnya." Jelas om Danu sambil sedikit demi sedikit menyuapi Zaina dengan penuh kasih sayang.

"Lah, ayam kan punya jeroan. Kita, manusia juga punya kalau enggak mati dong, Om?" tanya Zaina yang mencoba mencairkan suasana.

"Astaga ini anak, kamu kalau nakal lagi Om masukin ke rahim sapi lho. Biar waktu kamu lahir jadi anak sapi aja, biar enggak ngeselin." Jawab om Danu yang mulai kesal dengan pertanyaan Zaina.

"Astaga jahat bener sih, Om! masak Om tega memasukkan saya ke rahim sapi, memangnya enggak ada kandidat lain yang lebih bagus?" Tanya Zaina yang terlihat sudah mulai memiliki semangat walau sedikit.

"Ada! dugong, nanti Om ajak kamu ke laut buat masukin kamu ke rahim dugong. Biar waktu kamu lahir jadi putri dugong." Jawab om Danu lagi semakin asal.

"Astaga, Om! Malah makin hancur, masak saya jadi putri dugong? Putri Indonesia aja gimana?!" Teriak Zaina kepada om Danu yang begitu senang menggodanya.

"Kayaknya efek obatnya beneran manjur, buktinya kamu udah bisa teriak lagi." Ucap om Danu sambil menyentuh dahi Zaina untuk memastikan suhu tubuhnya.

"Namun, meski begitu kamu tetep harus istirahat total hari ini. Jangan berangkat sekolah dulu..."

"Tapi, Om...." Belum sempat om Danu menyelesaikan kalimatnya, namun Zaina sudah memotong ucapannya. Namun, belum sempat Zaina menyelesaikan kalimatnya sudah di potong kembali oleh om Danu.

"Enggak ada tapi-tapi, pokoknya kamu harus istirahat total hari ini. Nanti Om yang bikinin surat izinnya." Ujar om Danu kepada Zaina menenangkan.

"Kamu lupa ya, kalau Om bisa menirukan gaya tulisan dan tanda tangan yang hampir sembilan puluh sembilan persen sama persis. Jadi sulit untuk membedakan mana yang asli dan bukan. Jadi guru kamu enggak akan curiga kalau itu tulisan Om bukan kamu."

Zaina tak menjawab ucapan dari Om Danu karena pikirannya dipenuhi oleh ayahnya.

"Om Danu udah ngasih tahu Ayah kalau saya pingsan?" tanya Zaina lirih, meskipun dia tahu kalau ayahnya tidak akan peduli dengan keadaannya tetap saja Zaina menanyakan hal itu kepada om Danu.

"Belum, mau Om kasih tahu Ayah kamu? Sekarang udah pukul 04.30 WIB mungkin Ayah kamu udah bangun." Ucap om Danu sambil membereskan bekas makanan Zaina yang ada di selimut maupun di wajah Zaina.

"Enggak usah, Om. Lagian Ayah juga  enggak akan peduli mau saya sehat atau sakit, mungkin dia akan sedang mendengar kematian saya!" seru Zaina kencang dengan berlinang air mata.

"Atas nama Devano, Om meminta maaf sama kamu karena sikap dia selama ini." Om Danu duduk termenung di pinggir kasur. Dari raut wajahnya Zaina dapat melihat penyesalan yang sangat dalam.

"Enggak usah minta maaf, Om. Om Danu enggak salah sama sekali kok, kenapa jadi Om yang minta maaf?" tanya Zaina yang heran melihat sikap aneh Om Danu.

"Tidur!" bukannya membalas pertanyaan dari Zaina, om Danu malah mengalihkan pembicaraan dan menyuruhnya tidur.

Mau tidak mau Zaina mematuhi perintah om Danu dan mulai tertidur dengan lelap.

Setelah memastikan bahwa Zaina benar-benar tertidur om Danu langsung keluar kamar dan mulai menelepon seseorang.

"Halo .... iya, ini saya Danu. Saya punya tugas untuk kamu..."

Tok .... tok .... tok!

Bruk!
Brak!

Pryang!

Saat Zaina sedang berada di bawah alam mimpi di kaget kan oleh suara yang entah datang dari mana.

"Assalamualaikum ya ahli neraka!" teriak Zaina yang terbangun dari tidurnya.

Hai semuanya

Duh, lama juga Nat enggak update cerita Rahasia Waktu.

Gimana ceritanya kali ini, bagus enggak?

Maaf kalau enggak memuaskan, jujur aja Nat belum dapat feel untuk bagian ini 😭

Silahkan vote, comment ya

Follow juga. Follback? DM aja

Rahasia Waktu [ Proses Terbit]Where stories live. Discover now