"Belilah sesuka hati kalian. Estelle, kau boleh memilih sepuasnya," ucap Elias. Eleanor bersorak gembira, sedangkan Estelle mengangguk. "Iya."

Eleanor membawa Estelle kembali ke kamar, lalu keduanya berbaring di ranjang, dan mulai mencari baju apa yang mereka inginkan.

"Sepertinya ini lucu," tukas Eleanor, sebelum menoleh ke arah Estelle. "Kau menyukainya?"

Estelle tampak ragu, namun gadis itu tetap mengangguk. "Iya."

Eleanor mengerutkan kening. Ia kembali menunjuk baju yang menurutnya paling buruk dan paling jauh dari selera Estelle. "Kalau ini menurutmu bagaimana? Menurutku bagus."

"Iya, bagus," jawab Estelle cepat.

"Kalau ini?" Eleanor kembali menunjuk gambar yang lain. Celana setengah jadi, dengan lubang dan tambalan dimana-mana.

"Menurutmu bagaimana?" tanya Estelle.

"Menurutku sih bagus."

"Iya, bagus," jawab Estelle lagi.

Eleanor meletakkan tabletnya, lalu duduk dan menghadap Estelle. Helaan napas Eleanor membuat Estelle gugup. Gadis itu segera duduk, lalu menunduk dalam.

"A-apakah aku melakukan kesalahan? Aku salah bicara, ya? M-maaf," ucap Estelle lesu.

"Tidak," jawab Eleanor. Ia meletakkan tabletnya di pangkuan Estelle. "Estelle, aku ingin kau yang memilih."

"Eh? Tidak, jangan aku. Seleraku jelek, kau saja." Estelle kembali mendorong tablet itu pada Eleanor.

"Tidak, kau saja." Eleanor kembali membaringkan tubuhnya seperti tadi. "Nanti, kau tanya pendapatku. Apakah aku menyukainya atau tidak, begitu. Kita tukar peran."

Estelle tampak kebingungan. Gadis itu takut memilih sesuatu yang buruk dan berakhir Eleanor membencinya karena seleranya yang benar-benar mengerikan.

Sebuah elusan lembut membuat Estelle kembali menatap kembarannya. Eleanor tersenyum, menyuruh Estelle untuk kembali berbaring.

"Tak apa, aku percaya padamu. Coba, pilih satu."

Estelle pun akhirnya menurut. Ia menatap layar tablet, lalu mulai mencari. Estelle tak begitu mengerti bagaimana cara menggunakannya sebenarnya, ia hanya meniru apa yang dilakukan Eleanor tadi.

"Bagaimana kalau ini?" tanya Estelle. Ia menunjuk sebuah dress merah muda dengan lengan balon. Sangat Estelle, dan ... sangat tidak Eleanor.

"Kau suka?" tanya Eleanor.

"Kau ... tidak suka, ya?"

"Suka," jawab Eleanor, berbohong. "Oke, ambil dua!"

"Benarkah? Tidak, mungkin yang lain lebih bagus. Bagaimana kalau ini? Kau menyukai yang seperti ini, kan?" Estelle menunjuk kaus garis-garis hitam putih.

"Aku sedang ingin menjadi imut," tutur Eleanor. "Ambil yang tadi saja."

Estelle menggigit bibirnya, ragu. "Benar? Tidak apa-apa?"

"Seratus persen benar, dan seratus persen tidak apa-apa." Eleanor menekan-nekan layar, memasukkan dress tadi ke dalam keranjang, lalu menekan tombol check out.

"Sudah terbeli," ucapnya sambil tertawa kecil. Tawa Eleanor membuat Estelle ikut tersenyum. Perasaan senang kembali melingkupi gadis itu.

Estelle merasa dihargai.

"Sekarang, ayo kita cari lagi yang lain. Kita kuras uang hasil kerja Elias!" ajak Eleanor bersemangat.

***

IMPRISONED ✓ [TERBIT]Where stories live. Discover now