Woke Up

2.2K 126 23
                                    

Langit masih terlihat gelap menandakan matahari belum muncul ke permukaan. Setelah kemarin malam, para member baru kembali ke kamarnya masing - masing saat jam menunjukkan pukul 12. Dengan posisi seperti sendok, Jin memeluk Jungkook dari belakang sambil mencium dan membisikkan kata - kata penenang hingga akhirnya si bunny tertidur. Tak lama Jin juga terbang ke alam mimpi.

"Hyungie..."

Samar - samar, Jin seperti mendengar Jungkook memanggilnya.

"H-hyung.." merasakan hidung Jungkook yang mendusel - dusel ke leher Jin, matanya perlahan terbuka. Sambil mengumpulkan nyawa, Jin menguap. Ketika kepalanya menoleh ke arah pacar, ternyata dia sudah menatap mata Jin lebih dulu. Walaupun gelap, matanya terlihat sayu, seperti menginginkan sesuatu.

"Jungkookie? Kenapa bangun? Ada yang sakit?" Tanya Jin khawatir, mengelus pipinya dengan lembut. Yang dielus langsung menutup mata, menikmati sentuhan lembut dari hyungienya.

"Jin.." racaunya.

"Hm? Kenapa sayang?"

"Aku butuh kamu Jin.." tangan Jungkook meraba wajah hyungienya, diusap perlahan bibir plump nya itu. Lama - lama turun ke leher jenjangnya, ke dada, perut, dan terakhir ke-

"Sayang.." tangan Jin menahan tangan Jungkook agar tidak bergerak semakin ke bawah. Entah apa yang membuat Jungkook menjadi seperti ini.

"Please, Jin.. I want you," racaunya lagi.
Layaknya meminum obat perangsang, Jungkook tak bisa menahan hasratnya. Tangannya kembali menjelajah di bawah sana.

"Sayang, tidak bisa.." Jin menggenggam erat tangan Jungkook. Bukannya tidak mau, Jin sangat menginginkan itu untuk terjadi apalagi setelah sebulan lebih mereka tidak bertemu, tapi mereka masih berada di bawah pengawasan para staff. Belum lagi para member yang berada di sebelah.

"K-kau tidak menginginkanku?" Bibir Jungkook bergetar. Kembali menarik tangan yang Jin genggam.

Melihat itu, Jin langsung bertindak, "hei hei bukan begitu.." Jin mendekatkan tubuhnya pada Jungkook, tapi Jungkook memegang dada Jin, menahannya agar tidak mendekat.

"Sayang, dengarkan aku-"

"K-kau masih tidak percaya padaku? K-kau masih m-membenciku?" Air matanya kini turun. Ditengah remangnya cahaya, bulu mata lentik itu basah. Lagi.

"Jungkook." Rahangnya mengeras, nada bicaranya tegas. Menarik lengan Jungkook yang menahan dadanya, Jin langsung mengarahkan dagu Jungkook untuk menatapnya.

Kekasihnya menangis lagi. Ternyata kemarin malam tak cukup untuk memberantas rasa takut dan insecure yang Jungkook rasakan. Memang kalau perkataan orang sudah masuk ke hati, apalagi yang buruk, pikiran juga akan sulit untuk tidak ikut berpikir yang tidak - tidak.

"A-aku hanya menginginkanmu hyung.." mata sayunya menghilang, digantikan dengan tatapan takut, ingin segera menjauh dari hyungnya.

"Aku tahu sayang, aku tahu. Hyung bukannya tidak menginginkanmu, tapi sekarang kita tidak bisa melakukannya sayang. Kalau bisa, hyung ingin melakukannya juga. Hyung rindu juga padamu, kau tahu? Tak sabar ingin menjamah bunny hyung ini." Merasakan tangan Jungkook melemas, Jin menghapus air mata yang berjatuhan dan mencium kening Jungkook.

"Hyung tidak akan pernah tidak mau menginginkan Jungkookie," tangannya melingkar di pinggang Jungkook, "jangan takut lagi sayang."

Sekarang jam 5 subuh, Jin masih memeluk Jungkook dengan erat. Setelah keadaan lebih tenang, Jungkook mengelus pelan wajah Jin. "Hyungie,"

Yang dipanggil berdehum, "a-aku bermimpi kau jauh dariku. A-aku tidak mau jauh darimu h-hyungie.. tolong jangan jauh - jauh dariku." Jungkook tak menangis tapi nada bicaranya menunjukan ketakutan yang amat sangat dalam. Takut ditinggalkan oleh hyungienya. Mungkin karena mimpi itu hasrat Jungkook tiba - tiba naik.

"Itu hanya mimpi, Jungkookie. Sekarang hyung di sini. Dan selamanya akan ada di samping Jungkookie, ya?" Jawabnya lembut.

Jungkook mengangguk. Ketika beberapa menit berjalan tidak ada lagi suara Jungkook, mata Jin mulai menutup untuk kembali ke alam mimpi, "hyungie," eh, Jungkook memanggil lagi.

"Kenapa lagi sayang?" Jin takjub, apa Jungkook tidak mengantuk?

"Aku ingin ke sini lagi nanti. Temani aku.."

"Hm." responnya.

"Janji?"

"Hm."

"Hyungieee.."

"Iya sayang hyungie janji. Sudah tidur, hyung ini terlalu tua untuk begadang."

Sambil tersenyum, kaki dan tangan Jungkook langsung menempel ke tubuh Jin. Bak koala yang tidak ingin lepas dari pohonnya.

.

.

Matahari telah muncul sejak 3 jam yang lalu. Jin yang baru bangun karena cahaya masuk lewat celah jendela, menengok ke arah si bunny yang masih tertidur nyenyak sambil memeluk Jin dengan erat. Jungkook terlihat sangat soft, comfy, dan cuddly. Saking gemasnya, Jin ingin memasukan Jungkook ke kantong bajunya. Dia terlalu berharga untuk berada di dunia yang kadang tidak adil.

"Jungkookie, sayang.. bangun." Jin memberikan ciuman - ciuman kecil di lehernya. Alis Jungkook mengkerut, merasa tidurnya diganggu. Melihat itu, Jin mencium alisnya. "Bangun sayang..."

"Hum, nanti hyungie, masih mengantuk." Balasnya dengan suara baru bangun tidur. Jungkook menyelupkan kepalanya ke leher Jin, mencari kehangatan di sana.

"Aigoo, my big baby.."

Tok tok tok

"Hyung, sudah bangun? Ayo sarapan dulu. Bawa Jungkookie juga." Kata Hobi diseberang pintu.

"Iya Hobi." Melihat Jungkook yang terlihat masih sangat mengantuk, Jin memutuskan untuk meninggalkan Jungkook di kasur dan beranjak keluar kamar.

Merasa kehangatan dari tubuh Jin menghilang, Jungkook membuka matanya, "hyungie,"

"Ayo bangun sayang, sarapan sudah siap." Jin yang sudah di ambang pintu, kembali lagi untuk duduk di kasur.

Jungkook mengucek matanya, merasakan cahaya matahari menyerang. Sambil menguap, Jungkook bergerak mendekat ke arah Jin. Jungkook mengambil tangan Jungkook dan membantunya berdiri. "Ingin ke kamar mandi dulu?" Tanyanya.

Jungkook menggeleng, "aku lapar. Setelah makan saja." Merekapun keluar kamar, tentu tidak bergandengan tangan.

Note :
Ayeee, update juga. Maaf ya author baru sempet update hari ini karena udah mulai sibuk:'
One chapter to gooo. Semoga suka chapter kali ini!

Hyung, Please... | JINKOOK ✅Where stories live. Discover now