11. Ayah dan Anak

1.2K 180 10
                                    

"BOLT!!!" Teriakan Naruto di pagi hari kini mengundang penasaran Hinata, karena yang dia tau Naruto dan Boruto harusnya sudah berangkat.

"Hiks.. Mommy!!!" boruto dengan wajah yang dipenuhi air mata itu mendekat kearah Hinata yang baru saja ingin membersihkan meja makan.

Bisa dilihat Hinata dibelakang bocah kecil itu nampak suaminya dengan raut wajah penuh kemarahan. "Kamu jangan belain dia, sayang. Kali ini kesalahan dia udah fatal" ucap Naruto yang ingin mengambil alih Boruto dalam gendongan Hinata, sebelum Hinata sendiri pun menepis tangannya.

"Ini ada apasih? Pagi-pagi lho. Kenapa Bolt, kasih tau Mommy sayang" tanya Hinata lembut selagi menenangkan Boruto yang masih terisak.

Namun Naruto lebih dulu menjawab sebelum anaknya mengada-ngada cerita dan meminta pembelaan. "Dia ancurin kaca spion mobil baru aku! Dan sekarang kamu jangan belain dia, sini biar aku yang nyelesain masalahnya" namun Hinata tetap memberikan pandangan galak pada Naruto.

"Cuman karena kaca spion doang? Kamu itu kenapa sih sayang, kan bisa dibenerin lagipula-" ucapan Hinata terpotong karena Naruto lebih dulu menarik Boruto secara kasar dan membawanya keluar rumah.

Boruto? Bocah kuning itu langsung histeris kala kekasaran ayahnya saat menggendong tubuh kecilnya itu. "Daddy Bolt minta maaf, Bolt enggak akan ngulangin lagi" namun Naruto tetap diam dan membawa sang anak masuk kedalam mobilnya.

"NARUTO! BERHENTI ATAU KAU AKAN MENANGGUNG AKIBATNYA!!" Teriak Hinata memberikan ancaman, namun Naruto hanya mendekat dan mencium kening sang istri.

Hinata tentu saja syok, suaminya itu memang sangat aneh. Dalam keadaan marah pun dia bisa melakukan hal ini padanya.

"Tenang aja, aku enggak bakal ngapa-ngapain Bolt kok, paling cuman aku jual ke tukang kredit" Wanita berbadan dua itu melotot kala mendengar ucapan sang suami.

"Jangan macam-macam, Uzumaki Naruto! Dia anakmu!" namun Naruto malah memberikan raut wajah yang sulit diartikan Hinata.

"Aku berangkat" dengan cepat pria tampan itu berbalik arah menuju mobil dimana anaknya masih saja menangis karena takut, namun berbanding terbalik dengan keadaan Hinata sekarang. Merasa terabaikan wanita itu melempar sendal rumahnya kearah Naruto yang dengan cepat ditangkap pria itu.

"YAK! KEMBALIKAN ANAKKU BRENGSEK!" teriaknya yang benar-benar tak digubris Naruto, malahan sendal yang tadi dilempar sang istri juga turut ikut dibawa pria kuning itu.

Hinata kini panik, dia takut jika Naruto akan memarahi anaknya, "Sialan! Hanya karena mobil saja, dia sampai ingin menjual anak! Kemana otakmu itu Uzumaki Bajingan Naruto!" umpatnya kesal lalu menelfon sang kakak ipar dan kakak laki-lakinya untuk meminta bantuan.

Sedangkan ditempat Naruto dan Boruto sekarang.

"Daddy, apa Bolt enggak bisa dimaafin yah? Maafin Bolt hiks.. Bolt janji bakal gantiin kaca spion daddy. Please" Naruto masih memandang kearah depan memfokuskan dirinya berkendara dan tidak merespon ucapan sang anak.

Itu membuat Boruto sendiri makin terisak, Naruto sebenarnya sudah tidak tega, ingin rasanya memeluk anak pertamanya itu. Hanya dia akan merusak rencana yang sudah dia buat ini.

Flashback

"Sas, ancurin kaca spion ini" perintah Naruto yang membuat pria yang diajak bicara ini bingung, bagaimana tidak? Naruto sayang banget sama mobilnya itu. Apalagi harga mobilnya juga enggak main-main.

"Bro, Sehatkan? Ngapa dah lu tiba-tiba suruh gua begitu. Jangan bilang lu lagi mabok ya?" tebak Sasuke masih memandang mata biru langit milik Naruto itu. "Bisa enggak, gausah banyak nanya tinggal lu ancurin aja, jangan sampe lepas tapi bikin tuh spion kalau disenggol bakalan lepas, udah gitu aja" Sasuke masih tidak paham akan keadaan, namun karena takut di semprot lebih baik melakukan saja.

Saat sudah dilakukan sebaik mungkin, sasuke kembali duduk dan menatap wajah sahabatnya yang tidak menujukan tanda tertekan atau beban apapun yang sedang dia hadapi. "Berarti dia masih waras" gumam Sasuke.

"Menurut lu, bakalan lancar enggak?" Sasuke hanya menaikkan alisnya saat Naruto melemparkan pertanyaan mendadak itu. "Rencana apaan yang bakal lancar? Lu enggak berniat mau nikah lagi kan?" tanya Sasuke.

Bugh!

"Sialan, gua cuman cinta Hinata doang, ini buat anak gua. Udah lama enggak pernah hangout bareng, makanya mau punya waktu berdua. Dengan cara ngerjain dia sama Hinata" Akhirnya Sasuke paham kenapa Naruto nyuruh dia buat rusakin kaca spion mobil mewah Naruto yang baru dia beli tempo hari lalu.

"Semoga aja lancar Nar" Ujar sasuke menyemangati. "Thanks, bro" jawab Naruto.

Flashback off.

Naruto kini masih memandang wajah sang anak yang memelas dan juga tubuhnya yang bergetar karena takut itu. "Daddy, Bolt janji bakal jadi anak baik, enggak mau sentuh barang-barang Daddy lagi, kalau perlu enggak akan mau ketemu Daddy lagi kalau daddy marah sama Bolt, hanya jangan marahin Mommy. Bolt enggak mau kalian berantem hiks.. Maafin Bolt" ujarnya masih terisak.

Naruto menepikan mobilnya ketempat yang dia sudah sediakan untuk bersama dengan sang anak yang sudah lama tidak pernah dia perhatikan karena sibuknya bekerja.

"Kita duduk dulu yah, Bolt" Bocah itu hanya menurut saja dan menatap sang ayah dengan raut polosnya. "Sekarang Bolt bisa jelasin, kenapa Bolt ancurin kaca mobil Daddy? Dan kenapa Bolt nakal banget?! Emang Daddy ada apa sama Bolt sampai kamu hancurin mobil kesayangan Daddy" yang diajak bicara hanya menunduk, sedangkan Naruto sudah tidak tahan ingin tertawa melihat gelagat dan tingkah anaknya.

"Maaf, Bolt enggak tau. Bolt juga enggak rusakin mobil daddy, cuman kesenggol doang terus kacanya jatuh" jelas Boruto dengan ketakutan.

"Bolt tau kan, kalau mobil itu mahal!" masih dengan nada tegas dan mengintimidasi membuat Boruto makin takut. "Tau Dad" ucapnya pelan dan semakin menunduk.

"Ga sopan bicara dengan orang tua tetapi wajahmu tidak menatap, tatap Daddy dan katakan apa yang mau omongin!" anak yang merupakan copy paste Naruto itu mendongakkan kepalanya. "Hiks.. Maafin Bolt, Bolt salah! Bolt enggak akan ngulangin lagi"

"NARUTO!!!" Boruto dan tentu saja pria yang dipanggil itu langsung menatap kearah wanita yang tengah hamil itu, wajahnya penuh dengan kecemasan dan terlihat sangat lelah.

"Kenapa kamu disini? Bukannya seharusnya dirumah saja" Naruto mendekat kearah Hinata, dia juga melihat ada Neji dan Sarra disana. "Tolong maafin Bolt, dia hanya anak kecil yang tidak tau apapun. Aku akan menggantinya, tapi kumohon jangan lakukan apapun padanya. Dia itu anakmu Nar" ucap Hinata memohon dengan sangat, terlihat bahwa air matanya mengalir kala melihat anaknya yang masih ketakutan.

"Aku enggak marah kok, lagian aku ngelakuin ini biar bisa punya waktu sama anakku sendiri" ucapnya membuat Hinata menatap kearah wajah yang sudah menatapnya dengan tatapan usil.

"Hah? Jadi?"

"Semua itu udah aku rencanain, lagipula awalnya aku cuman mau punya waktu doang sama Bolt. Eh kamu malah ganggu" ujar Naruto santai, tanpa beban apapun.

"UZUMAKI SIALAN!!!!"

________________________________

TBC

My Lecturer, is my Husband?! [ NaruHina ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang