Embracing The Immortality

250 36 3
                                    

Perlahan hujan badai yang disertai angin kencang menghilang dari area danau dan hutan di sekitarnya. Awan-awan gelap mulai menyingkir dari langit agar cahaya bulan dapat menyoroti danau, menyinari Harry dan Cyro dalam cahaya pucat bagaikan cahaya berkah.

Cyro bersandar pada tubuh pria yang dicintainya itu, melingkarkan lengannya di pinggang Harry dan menoleh ke arah danau yang rasanya seperti seolah-olah mereka telah berada di sini selama berabad-abad. Cyro mengalihkan pandangannya jauh ke belakang, ke arah di mana mereka sebelumnya datang, ke arah gedung panti asuhan yang tidak bisa dilihat langsung dari tempat ini karena tertutup pepohonan beserta bayang-bayangnya.

"Kurasa sebaiknya kau kembali ke sana untuk menyelesaikan tugas menghibur anak-anak itu. Dylan ada di sini untuk menemaniku."

Harry mendekap Cyro erat, lalu memegang wajah Cyro sebelum mendaratkan ciuman yang mengikat jiwa mereka berdua.

"Menurutku anak-anak itu sudah cukup mendengarkan banyak cerita malam ini. Lagipula aku masih punya banyak persediaan kisah untuk dibagikan bahkan sampai mereka tua."

"Tapi kita tidka bisa menghilang begitu saja. Apa yang akan orang-orang pikirkan nanti?"

"Mereka akan berpikir bahwa Harry D'Vasquez yang esentrik dan penyendiri ingin menghabiskan waktu untuk berduaan saja dengan pria keras kepala yang telah mencuri hatinya."

"Ahem... Sepertinya kalian tidak lagi membutuhkan kehadiranku di sini, aku akan kembali ke kastil." ujar Dylan memotong momen di antara mereka berdua.

"Ya, kau pergilah..." kata Harry tanpa menoleh ke arahnya yang membuat Dylan mengulas senyum masam dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Namun, baru beberapa langkah ia berjalan, Harry memanggil namanya, "Dylan..."

Dylan menoleh untuk menunggu apa yang ingin Harry katakan padanya.

"Terima kasih untuk malam ini, aku berhutang padamu." kata Harry akhirnya.

Dylan tidak membalas ucapan Harry dengan kata-kata, melainkan dengan membalikkan tubuhnya untuk lanjut melangkah sambil mengangkat satu tangannya yang masih memegang pasak besi ke udara dan melambaikannya. Menandakan bahwa ia mengerti dan menerima ucapan terima kasihnya.

Setelah sosok Dylan benar-benar menghilang dari hadapan mereka di balik bayang-bayang pepohonan, Harry mengembalikan pandangannya ke Cyro yang ada di pelukannya.

"Apa kau yakin kita tidak perlu kembali ke sana?"

"Ya, aku yakin. Aku ingin segera menikmati waktu keabadian denganmu."

"Oh," desah Cyro malu sambil tersenyum pada Harry, "Kalau begitu..." Cyro berhenti sejenak untuk melihat area danau yang kini kosong di sekeliling mereka dan memandang pantulan cahaya bulan yang berkilau di air danau yang tenang.

"Karena sekarang aku juga adalah seorang Hunter, apakah itu artinya aku bisa membuat diriku tak kasatmata?"

"Ya, kau bisa." jawab Harry dan matanya berbinar ketika memahami maksud ucapan Cyro.

"Lalu kenapa tidak kita manfaatkan saja kesempatan itu sekarang?" ajak Cyro dengan kilat mata penuh kesenangan.

"Boy, kau akan membuatku mati." kata Harry seraya tersenyum dan membuntuti Cyro yang berjalan ke arah danau.

Saat mereka sampai di tepian danau, Cyro mulai melepaskan pakaiannya satu per satu. Harry mengikuti aksinya dan menanggalkan seluruh pakaiannya sebelum meraih tubuh Cyro ke pelukannya.

"Sayang, jangan khawatir." Cyro tertawa lalu mendongak pada Harry, menyambut ciuman dari pria itu lalu menambahkan, "We are Immortal."


Immortal [Revised Version] [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang