XXI

179 30 1
                                    

[WARNING: NSFW AND STRONG DEPICTION OF SEXUAL INTERCOURSE AHEAD, READER DISCRETION IS ADVISED]

Cyro baru berjalan beberapa langkah, tapi ia merasa seolah sudah sangat jauh dari Harry. Ia merasakan dadanya berdenyut nyeri dan sesak. Bibirnya sedikit bergetar sehingga ia harus mengigitnya. Ia tidak percaya kalau melangkah pergi dari Harry akan membuatnya merasa seperti ini. Seharusnya perasaan senanglah yang ia rasakan karena akhirnya ia punya alasan untuk melepaskan diri dari Harry. Namun kenyataannya saat ini, ia justru merasa gusar. Ia ingin lepas dari Harry, itu bukan kebohongan. Akan tetapi, saat ini ia ingin-

"Cyro, kau tidak akan pergi." ucapan itu terlontar dari mulut Harry ketika laki-laki itu menarik Cyro ke dalam pelukannya. Refleks, Cyro pun berusaha mendorongnya menjauh.

"Kau tidak bisa menghentikanku, Harry. Kau tidak boleh... aku... aku..."

Harry menarik dagu Cyro sehingga pria itu menatap wajahnya.

"Kumohon tinggal-lah." lanjutnya lembut.

"Aku... tidak bisa. Begitu ada kesempatan, aku pasti akan lari lagi." Cyro mengakui dengan suara pelan.

"Aku tidak akan membiarkanmu." tegas Harry.

"Aku tidak mau menjadi seperti yang kau inginkan, Harry." lirih Cyro.

"Aku ingin hidupku kembali. Aku ingin melupakan bahwa semua ini pernah terjadi." matanya sedikit berkaca-kaca, "Aku menginginkan-"

"Aku." Harry menyelesaikan ucapan Cyro dan mendaratkan ciuman di bibir pria itu.

Ciuman yang membakar seluruh saraf di tubuh Cyro. Ciuman yang mampu meruntuhkan kegusaran hatinya. Sejenis ciuman yang mampu melelehkan pertahanannya. Dan, ya Tuhan... Cyro tidak bisa tidak membenarkan ucapan Harry. Ia memang menginginkan laki-laki itu. Ia ingin agar Harry menghentikannya untuk pergi. Ia membutuhkan laki-laki itu. Untuk selalu berada di dekatnya. Di dalam benak dan jiwanya. Cyro ingin selalu bisa merasakan kehadiran Harry. Mungkin hal itu terjadi karena ia terlalu berusaha untuk menentang Harry. Terlalu menyangkal reaksi dirinya sendiri terhadap Harry. Meski semua itu benar, saat ini semua itu tidak penting baginya.

Lidah mereka saling beradu dengan liar. Saling berusaha mencecap satu sama lain sebanyak mungkin. Tidak ingin momen ini berakhir. Harry merasakan penyerahan diri Cyro padanya. Ia pun memperdalam ciuman mereka. Satu tangannya menjadi tumpuan di lekukan tengkuk Cyro, sedangkan yang satu lagi ia letakkan di pinggang Cyro untuk mendekap pria itu semakin erat. Ciuman mereka yang awalnya tergesa-gesa dan tak sabaran perlahan mulai melembut. Harry tidak ingin bertingkah seperti hewan liar yang kelaparan dalam memperlakukan Cyro. Ia ingin pria itu sebisa mungkin menikmati momen ini sama seperti bagaimana Harry menikmatinya.

Tangan Harry yang berada di pinggang Cyro perlahan menyusup ke balik kaos yang dikenakan pria itu. Dengan lembut dan hati-hati, Harry menelusuri tulang belakang Cyro. Naik dan turun. Merasakan sensasi menggelitik itu, Cyro pun mengerang pelan. Tapi tidak pernah sekalipun melepaskan ciuman mereka. Ia justru melingkarkan kedua tangannya yang tadinya berada di dada Harry ke leher laki-laki itu. Semakin larut dalam ciuman yang memabukkan itu. Bibir mereka saling berpagut, gigi mereka saling menggigit kecil, dan lidah mereka saling menjilat ringan.

Cyro tidak puas hanya dengan menerima, ia pun berinisiatif untuk memberi sebanyak yang Harry telah berikan padanya. Telapak tangan kirinya mengusap rahang Harry lembut, menelusur turun ke leher laki-laki itu, berhenti sejenak untuk mengusap dada bidang laki-laki itu sebelum akhirnya sampai di tempat tujuan. Tangan Cyro dengan lihai melonggarkan gesper yang dipakai Harry sebelum akhirnya tangannya menelusup masuk ke tempat yang panas membara, tegang, dan basah. Di bawah sentuhan telapak tangannya, kejantanan Harry berdenyut.

Immortal [Revised Version] [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang