XVI

186 33 1
                                    

Saat bibirnya mencium Cyro, Harry dapat merasakan sulur-sulur mengikat mereka semakin erat. Walaupun Harry mengira kalau dirinya sudah siap untuk merasakan kembali ikatan dengan calon Mate-nya, ia merasa dunia berguncang di bawah pijakan kaki-kakinya.

Hanya dengan satu sentuhan ke kulit Cyro dan merasakan kenikmatan manis dari pria itu, mampu memberikan Harry berbagai macam emosi dan sensasi yang belum pernah ia rasakan selama berpuluh-puluh tahun. Ketika perasaan itu dirasanya menipis, Harry mengerang demi memenuhi kembali gejolak hasrat yang menuntut jauh dari dalam dirinya. Harry menginginkan pria yang tengah ia dekap ini, benar-benar sangat menginginkannya dengan rasa rindu yang membuncah.

Suara-suara lirih di dalam kepalanya menyuruhnya untuk berhenti meneguk rasa manis murni dari Cyro. Memperingatkan Harry agar ia mengambil langkah mundur. Memintanya hanya untuk mendambakan Cyro dari jauh, menginginkannya hanya di dalam pikirannya agar ikatan di antara mereka berdua tidak semakin menguat. Seharusnya Harry tahu bahwa ia dekat dengan Cyro hanya untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuannya agar ia bisa menyelesaikan misinya kali ini. Sayangnya, Harry sama sekali tidak mendengarkan suara-suara peringatan yang bijak dan logis itu.

Justru hal yang sebaliknyalah yang terjadi. Hal-hal yang ditentang oleh nalarnya yang ia lakukan. Meski pikirannya mengatakan tidak, tapi hasrat tubuhnya jauh lebih kuat. Harry membuka diri sepenuhnya pada sulur-sulur ikatan yang mulai menjalar di antara mereka. Ia membiarkan pikiran-pikiran milik Cyro membanjiri pikirannya, meluapinya dalam bentuk-bentuk kusut dan tidak logis. Ternyata pikiran-pikiran milik Cyro memang sama rumitnya dengan sifat asli pria itu. Cyro penuh dengan warna-warna yang unik, warna-warna dari kehidupan.

Lidah Harry dan lidah Cyro saling bertaut. Jari-jemari Cyro menelurusi rambut Harry dan terkadang mencengkeramnya, menginginkan agar jarak di antara mereka semakin dekat. Lengan Harry yang kokoh melingkar sempurna di pinggang Cyro yang liat namun ramping. Mendekap tubuh pria yang lebih kecil erat-erat. Harry merasa setiap lekuk dan garis tubuh Cyro sudah benar-benar menyatu dengan lekuk tubuhnya. Sensasi panas membara menjalari sekujur tubuhnya dan sepertinya hal serupa juga dirasakan oleh Cyro. Hingga mereka berdua bahkan tidak tahu siapa yang lebih dulu menyebarkan sensasi panas itu.

Harry merasa setiap indera di tubunya menajam. Ikatan di antara mereka semakin menguat. Ia mendesah puas. Satu-satunya respon yang menggambarkan kelegaan perasaannya setelah semua hal yang terjadi dengan keberadaan Cyro yang menganggu kehidupan abadinya yang tentram.

Ciuman itu masih belum cukup. Harry tidak yakin ia bisa berhenti mencium Cyro. Ia harus merasakan Cyro lebih utuh lagi. Ia butuh merasakan pria itu. Cyro mengerang dalam ciumannya. Desahan lembut bak senandung musik merasukinya bersamaan dengan menggeloranya kebutuhan dan gairah yang belum pernah Harry alami.

Dengan dorongan lembut, Harry menangkupkan bagian belakang kepala Cyro ke telapak tangannya dan mulai memperdalam ciumannya. Sampai-sampai ia merasa bahwa ia tengah melahap Cyro hidup-hidup, mengambil segala hal yang Cyro tawarkan padanya. Semakin lama semakin menuntut untuk mendapatkan lebih banyak lagi. Harry terlihat seperti orang yang sekian lama kelaparan dan dihadapkan pada meja penuh jamuan makan sebuah kerajaan. Bersamaan dengan itu, semburat warna, sulur-sulur pikiran dan kenangan-kenangan diri Cyro menancapkan akarnya di benak Harry.

Sebuah hasrat. Ketakutan. Kehampaan. Dan... bayangan dari pria lain...

Gemuruh kecemburuan mulai mengoyak Harry bagaikan mata pedang tajam, merobek-robek jiwanya sampai sedemikian rupa hingga ia ingin rasanya menghancurkan sesuatu... pria itu... Sampai akhirnya Harry sadar bahwa yang tengah ia lihat adalah kelebatan kenangan-kenangan Cyro yang bisa ia saksikan.

Sebuah pengkhianatan... Pria yang Cyro cintai dengan sepenuh hatinya pergi meninggalkannya demi seorang wanita. Teman wanita Cyro. Air mata Cyro yang tertahan hingga berlinang, gigi yang menggigit bibirnya yang terlihat bergetar. Harry tercekat karena kemarahan Cyro yang menumpuk dan tertahan. Namun perasaan itu dengan cepat tersapu oleh ketakutan. Takut pada Harry. Takut pada gambaran pembunuhan teman-temannya. Takut pada makhluk-makhluk yang bersembunyi di kegelapan. Takut pada apa yang saat ini Cyro rasakan terhadap Harry.

Immortal [Revised Version] [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang