🍇 48

302 59 7
                                    

Bandara Husein Sastranegara.

Satu pesawat berhasil disewa sebagai kendaraan anak-anak Canopus kelas 12 yang kurang lebih berjumlah 400 orang untuk ke Yogyakarta.

Setelah mendapat boarding pass dan ada panggilan untuk boarding. Kinta lantas masuk ke dalam pesawat dan mencari kursinya.

Saat berjalan, tak sengaja gadis itu menabrak seseorang di depan.

Dia, Erkan, sempat berbalik ke belakang, sebelum akhirnya mengabaikan Kinta karena lelaki itu harus berjalan ke lorong sebab posisi kursinya adalah yang dekat dengan jendela.

Kinta melihat ke atas, lalu menyadari bahwa tempatnya duduk tepat berada di depan Erkan.

"Maju, Ta," suruh Vina.

Kinta kemudian mengangguk lalu berusaha tenang saat menuju kursinya sendiri.

***

Saat akan take off, Genta melirik ke sebelah kiri.

"Anda bangsat," kesal dia pada Yanfa karena lelaki itu duduk di bangku seberangnya dan sebelahan dengan Yasmine.

"Yas, mau?" Yanfa menawarkan camilan.

"BUCIN ANJER!" teriak Genta kesal.

"Mau disuapin?" Yanfa sengaja memanas-manasi, sedangkan Yasmine menolaknya dan hanya mengambil makanan itu.

Saat Yasmine makan, Yanfa mengusap-ngusap tangannya sendiri. "Yas, dingin."

"Selimutanlah," balas Yasmine.

"Selimutnya di mana sih?"

"Di kamar nenek lo anjing," ucap Genta sebal. "PAM!" panggil Genta keras karena ingin mengadu nasib, tapi Adel yang ada di depan Genta langsung berbalik ke belakang dan mengomelinya.

"Berisik woy!"

"Del, mau gue suapin?" tawar Genta tiba-tiba.

"Gak gue restuin sepupu gue sama lo, Gen!"

"Lo juga sama aja, berisik!" komen Adel.

"Mampus."

***

Selama di pesawat, Erkan hanya bermain game offline di ponselnya sambil mendengarkan lagu.

"Er, Anda tidak membuka suara, ada apa gerangan?" tanya Genta sambil meminta makanan yang sedang Pampam makan.

Erkan hanya menjeling.

Meneguk ludah, Genta kemudian mengangguk. "Iye iye gue paham, santai matanya."

***

"Ta!" Dariel yang duduk di depan Kinta malah naik ke kursi sembari menghadap ke belakang dan menumpu dua tangannya di atas sandaran kursi.

Sebuah benda lantas Dariel tunjukkan ke arah Kinta. "Kayaknya Airish masukin ini ke tas gue."

Kinta melihat bola plastik bulat kecil di tangan lelaki itu.

"Lempar tangkep yuk, yang gak berhasil nangkep dapet hukuman," ide Dariel dan Kinta pun setuju.

Lelaki itu melihat sekilas Erkan yang ternyata duduk dekat jendela juga di belakang Kinta, tapi Dariel tak menunjukkan ekspresi apapun, ia langsung duduk dengan benar di kursinya. Tangannya lantas mulai melempar bola tersebut.

Kinta fokus melihat pergerakan bola, lalu menangkapnya dengan cekatan.

"Dariel coba tangkep!" Kinta melemparnya ke depan. Lalu Dariel pun menangkapnya.

Blackcurrant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang