🍇 30

596 92 3
                                    

"Anjir, lama banget Bu Nunu!" kesal Pampam yang sudah semakin suntuk duduk di bangkunya.

"Bu ... udah bel ...." Genta berbisik dengan gemas. Ia bahkan mengepalkan tangannya sembari menggesek meja. Giginya juga menggigit dasi yang dipasangnya asal.

"Jam pelajaran telah selesai!" Pampam mengulang ucapan dari bel pulang dengan suaranya yang memang ia pelankan.

Genta dan Pampam, dua cowok itu benar-benar sudah seperti ulat bulu di barisan belakang Erkan.

Geram karena mereka berisik, Erkan seketika menghadap ke belakang. "Lama juga kenapa sih?"

"Anjir Erkan lo kesambet apa?" tanya Genta tak percaya.

Mengerti, Pampam pun tersenyum miring. "Ngulur waktu itu si Erkan ...."

"Anjay, anjay! Erkan otw pacaran!" goda lelaki bertubuh gempal itu.

"Berisik lo semua. Dengerin Bu Nunu ngomong, hargain," nasehat Erkan.

"Bjir ..., udah deket sama Kinta langsung beda gini." Pampam langsung terkekeh geli.

"Er, gue mau kasih wejangan nih," kata Genta yang memulai lagi dramanya.

Ia menatap Erkan dengan saksama meski cowok itu tidak melihatnya. Ekspresi Genta pun beralih sedih. "Pokoknya ... meski lo punya pacar, lo ga boleh lupa sama kita-kita."

"Lo harus inget awal kita semua bareng, awal kita sama-sama, merangkai cerita, mengangis dan tertawa ..."

"Berhenti gak lo, Gen? Gue geli anjir!" Yanfa berkomentar.

Melihat orang di depannya memutar tubuh ke belakang, Genta jadi teringat sesuatu. Maka darinya, ia pun memukul pundak Pampam. "Pam lo tau kagak, si Yanfa, udah nyiapin acara buat rayain ulang taun Yasmine."

"Kapan?" tanya Pampam yang sudah tidak kaget karena Yanfa pernah terang-terangan bercerita pada mereka semua bahwa ia selebgram satu itu.

"Pulsek, ya Yan?"

"Hm. Gue seret si Yasmine kalo gak ikut," ancam Yanfa sambil melihat ke luar jendela kelasnya.

"Keraddd."

Pampam melamun, kemudian ia melontarkan pertanyaannya. "Bentar. Ini kalo lo berdua pada jadian, gue sama siapa?"

"Jangan cari yang jauh Pam, liat sebelah lo. Genta masih jomblo. Sikat!"

"Bangsat!" kata Pampam dan Genta berbarengan.

Bu Nunu yang sedang berada di depan papan tulis langsung melepas kacamatanya. "Ibu dengar ada yang mengumpat?"

"Yang di belakang saya, Bu!" Erkan memberitahu.

Genta kaget, tapi spontan ia menunjuk ke belakang yang padahal sudah tidak ada siapa-siapa lagi. "Kelas sebelah, Bu!" alibinya segera.

"Oh."

Bu Nunu kembali menulis, sedangkan Pampam menidurkan kepalanya di atas meja sembari memejamkan mata dengan kesal. "Kita ngomong pelan kedenger anjir, itu bel bunyi sampe speaker soak juga kagak didenger."

***

"Vina, Adel, Kinta harus gimana?!"

Kinta berjalan mondar-mandir di depan bangku kelasnya dengan segala kepanikan yang menyertainya.

"Kan ... lo ... gue bilang juga apa. Erkan cemburu kalo liat lo sama Dariel!" respon Vina atas cerita yang baru Kinta sampaikan barusan sekali. Sebelumnya, Kinta benar-benar hanya diam dan tidak banyak bicara, ia baru mulai panik saat waktu mendekati jam pulangnya bersama Erkan.

Blackcurrant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang