Chapter 11

232 41 10
                                    


¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


"Kak Fenly!" Krisha berjalan cepat menuju Fenly yang terduduk di pinggir ranjang di UKS.

"Yaampun, Kak. Kenapa bisa babak belur begini? Ikut tawuran ya?"

Fenly menggeleng. "Enggak, Sha. Lagian udah mendingan, kok." Pemuda itu terkekeh melihat kepanikan Krisha yang terlihat berlebihan.

"Mendingan, gimana, ini mukanya masih biru-biru gini." Krisha mengeluarkan minuman botol yang tadi sempat ia beli di minimarket. "Ini, minum dulu."

Fenly tersenyum. Mengambil alih minuman itu lalu mengacak rambut Krisha pelan. "Makasih, Sha."

Krisha menghela napas pelan. "Iya.. abis itu langsung pulang."

Krisha melirik seorang pemuda yang bersandar di pintu UKS sambil memperhatikan mereka berdua.

"Eh, maaf, gue ga liat lo tadi. Btw, lo yang tadi angkat telpon kak Fenly, ya? Makasih udah bantuin, ya. Makasih banyak." Krisha tersenyum sambil sedikit menunduk.

Pemuda berkacamata itu mengangguk. "Iya. Sama-sama," katanya.

"Son, lo bisa pulang sekarang, ya. Makasih udah obatin gue. Udah mau malem nih, cepetan balik." Fenly beranjak dari ranjangnya lalu meraih tas di atas nakas dan menaruhnya di bahu.

"Mau gue antar?" Tanya Fenly sambil berjalan mendekati Zweitson.

Zweitson menggeleng. "Engga usah, Kak. Kakak pulang aja, lagian itu lukanya belum sembuh betul. Mending istirahat aja, ya."

Fenly mengangguk pelan. "Oke deh kalo gitu. Lo hati-hati ya di jalan."

Zweitson mengangguk. "Aku duluan ya, Kak."

Pemuda itu akhirnya pulang, meninggalkan Fenly dan Krisha di UKS.

"Kak, dia siapa? Kok akrab banget?" Krisha memperhatikan Zweitson yang terlihat berjalan gontai menuju gerbang sekolah.

Fenly tidak menjawab. Ia berjalan menuju bilik lain di UKS tersebut lalu meminta izin pada Dokter Ribka yang sedang mengerjakan sesuatu.

"Kak!" Krisha yang merasa diacuhkan kini menarik lengan Fenly pelan.

Pemuda itu lantas tertawa. "Ngambekan banget, sih. Bentar dong, kakak mau pamit sama Dokter Ribka dulu," ujar Fenly. Pemuda itu menarik tangan Krisha keluar. "Yuk, pulang."

Gadis itu mencibir pelan. "Jawab dong!" Katanya lagi.

"Ha? Tadi tanya apa emang?"

Kesal, gadis itu melepas tangannya dari genggaman Fenly. "Udah ah, males." Kemudian berjalan lebih dulu ke depan.

"Hei, Sha. Hahahaha maaf maaf, jangan gitu dong. Kakak lagi sakit nih." Fenly berjalan terseok sambil mengejar Krisha yang akhirnya kembali memperlambat langkahnya.

Tak Seiring (Slow update)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora