IX - Siasat Ryo

4 0 0
                                    

 Lev mengangguk tegas. Ditekannya pedal-pedal mobil tersebut dan dipindahkannya lagi persneling. Pria muda itu tampaknya tidak peduli lagi dengan risiko dikejar yang lebih besar karena faktanya, mereka memang sudah dikejar saat ini. Dikejar saja sudah cukup buruk, apalagi ditambah dengan senjata yang dengan sengaja diacungkan pengemudi mobil di belakang mereka! Belum lagi Ryo saat ini duduk di belakang. Jelas-jelas sasaran empuk!

Kecepatan mobil ditingkatkan sehingga dalam hitungan detik, mobil sudah melesat melewati beberapa kilometer. Lev berhasil menyalip beberapa mobil yang juga cepat, tetapi sedan merah marun itu masih saja berhasil menempeli mereka. Si pria berusaha mencari adanya celah di antara dua mobil besar, seperti truk atau bus, tetapi ia tidak bisa menemukan kendaraan yang ia maksud. Untuk sementara, Lev hanya menyetir ke kanan dan kiri, berusaha tetap berpindah jalur dengan kecepatan tinggi agar si sedan merah marun mau tidak mau berhenti mengikuti. Sayangnya, kondisi jalan yang tidak cukup ramai membuat harapan Lev kandas begitu saja. Tentu saja pria penguntit itu selalu bisa berada di belakangnya!

"Lev! Sekitar lima kilometer lagi akan ada belokan ke arah kota." Reva tahu-tahu bersuara, menunjuk ke salah satu arah. "Di sana, jalanannya lebih ramai, jadi mungkin kita bisa lolos."

"Oke." Tanpa pikir panjang, Lev segera mengarahkan mobilnya menuju belokan yang Reva tunjuk. Ia masih menyetir dengan kecepatan tinggi, hendak mengejutkan pria yang menguntitnya. Begitu belokan itu sudah di depan mata, Lev memutar tajam setir yang dipegangnya, membuat Reva dan Ryo yang meski sudah dipasangi sabuk pengaman tetap saja oleng. Reva nyaris saja menjatuhkan ponselnya jika genggamannya tadi kurang erat.

Sialnya, keberuntungan tidak berpihak kepada mereka karena pria tadi masih saja sanggup mengimbangi kecepatan mobil mereka. Lev berdecak pelan dan kembali memindahkan persneling serta menekan pedal gas, berusaha lolos, meski untuk saat ini tampaknya mustahil. Reva sibuk memberikan arahan jalan kepada Lev, tetapi tentu saja mereka tidak dapat selincah biasanya. Ini pengalaman baru mereka menyetir di Italia, dan pastinya pria di belakang mereka ini lebih tahu jalan daripada kedua agen. Otak Ryo bahkan belum tentu juga membantu untuk kondisi ini.

"Dia masih mengikuti kita," ujar Ryo yang sesekali menoleh ke belakang. Pemuda itu kebanyakan diam, tetapi tampaknya dia tidak tahan jika tidak membantu. "Apa ada hal lain, selain kabur, yang dapat kita lakukan?"

"Aku tidak yakin soal itu," sahut Lev sambil membanting setirnya ke kanan, berusaha menyalip mobil di hadapannya, lalu membanting lagi setirnya ke kiri. Sayangnya, pria yang mengikuti mereka berhasil melakukan hal yang sama karena adanya jarak yang cukup lebar bagi sedan merah marun itu untuk menyusul mobil mereka. Lev melanjutkan, "Tapi kita benar-benar butuh ide baru."

Reva menyipitkan kedua matanya. "Bagaimana kalau kita masuk ke area parkir?"

Spontan Lev membelalakkan matanya. "Bagaimana aku bisa menyetir dengan kecepatan tinggi di sana?"

"Memang tidak bisa, tetapi area parkir umumnya sempit dan penuh, jadi kita punya peluang untuk menyetir sedikit lebih cepat daripada pria itu, lalu kita bisa lolos dengan membawanya berputar-putar." Reva mengangguk pelan. "Hanya saja, kita perlu tempat parkir yang cukup luas untuk melakukan hal ini."

Ryo mencondongkan badannya ke kursi depan, lalu menunjukkan layar ponsel miliknya yang sejak tadi tidak lepas dari genggamannya. "Ada sebuah mal di sekitar sini yang dapat kita gunakan. Aku bisa tunjukkan arahnya."

"Oke, kamu yang bantu aku jadi pemberi arah kali ini, Ryo." Lev mengangguk cepat, tetapi kemudian melirik Reva sekilas sebelum berbicara dalam bahasa Indonesia, "Ini ... beneran bakal berhasil, Rev? Seyakin apa kamu?"

"Kalau ngebut nggak bisa bikin kita berhasil," Sang agen wanita mengangkat kedua bahunya, "mungkin nyetir lambat bisa."

Lev tidak membantah lagi. Kini, ia berusaha mendengarkan arahan Ryo yang harus diterjemahkan otaknya ke dalam bahasa Indonesia sebelum ia dapat pahami seutuhnya. Terdengar lebih berat, memang, tetapi bukan berarti ia tidak dapat melakukannya. Setidaknya, left dan right bagi Lev bukanlah sesuatu yang sulit diterjemahkan oleh otaknya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 24, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Bated NakamuraWhere stories live. Discover now