II - Sejarah yang Terulang

4 1 1
                                    

"Hubungannya sebenarnya sederhana." Lagi-lagi Sapiente menjawab tanpa menolehkan kepalanya ke arah Reva dan Lev. "Dulu, pada awal tahun 1900-an, lukisan Mona Lisa pernah dicuri dari Museum Louvre juga. Lukisan itu dicuri oleh orang Italia dan baru ditemukan dua tahun setelah hilangnya."

"Dua tahun?!" Reva membelalakkan kedua matanya yang sebenarnya sudah berukuran lebih besar daripada orang Indonesia pada umumnya. "Maksudmu, kalau memang sejarah kembali terulang, anak dari klien kami kali ini bisa saja terjebak dua tahun di Italia tanpa bisa pulang ke Jepang?!"

"Bisa saja, kalau memang sejarah terulang kembali," ulang Sapiente sambil mengangguk pelan. "Saya harap sejarah tidak terulang, dan tentu saja Anda berdua juga berharap seperti itu. Karena itulah, misi Anda berdua yang baru adalah menemukan lukisan itu dengan cepat—harapannya kurang dari dua bulan bahkan—agar sang anak tidak tertahan di Italia selama ... pahitnya, dua tahun. Lebih pahitnya lagi, lebih dari dua tahun."

Reva dan Lev tidak langsung merespons karena keduanya butuh waktu untuk mencerna informasi sambil menatap satu sama lain. Mencari lukisan yang hilang sama sekali bukan keahlian mereka. Selama ini, mereka selalu mengerjakan misi dengan tembak-tembakan dan adu fisik. Mencari lukisan hilang yang sudah jelas tidak boleh dirusak jelas sekali tidak boleh melibatkan adu fisik yang berpotensi merusak lukisan, bukan? Apakah mereka bisa melakukannya?

"Oke, kalau memang kita harus mengerjakan kasus ini, apa boleh buat." Lev mengangkat kedua bahunya, kelihatan acuh tidak acuh padahal pemuda itu juga sama khawatirnya dengan Reva. Lebih, bahkan. "Sekarang, kau akan membawa kami ke mana?"

"Apartemen dari Nakamura Ryo," jawab Sapiente sambil menunjuk secara acak ke jalanan. "Dia tinggal di Camplus Guest, sebuah apartemen untuk mahasiswa yang setahu saya, tidak jauh dari universitasnya, Rome University of Fine Art, biasa disingkat RUFA. Dia pasti tahu lebih banyak mengenai lukisan daripada saya. Setahu saya, dari apa yang Dilan sampaikan, ia ingin Anda berdua memeriksa kondisi Nakamura Ryo terlebih dahulu sebelum mulai melaksanakan kasus."

Anggukan kompak jadi jawaban yang Reva dan Lev berikan kepada Sapiente. Sejujurnya, mendengar Ryo sudah berada di apartemennya kembali membuat Reva dan Lev lega karena mereka tidak perlu berurusan dengan polisi dalam rangka "melawan" mereka. Kalau Reva bisa memilih, ia jelas akan lebih memilih mengerjakan kasus yang sedang dikerjakan polisi—mencari lukisan Mona Lisa yang hilang itu—ketimbang mengusahakan Ryo agar keluar dari genggaman polisi dengan cara yang tidak mengenakkan. Untung saja pendaratannya di Roma membawa kabar baik yang membuatnya tidak perlu melakukan pilihan yang kedua.

Tidak butuh waktu lama sampai mobil mereka tiba di depan sebuah gedung pencakar langit yang kelihatan mewah di mata Reva. Sapiente menjelaskan bahwa gedung tersebut adalah gedung apartemen yang ia maksud, Camplus Guest, apartemen mahasiswa tempat Ryo tinggal di Roma. Sapiente bilang, mereka hanya perlu menyebut nama Ryo di resepsionis, lalu resepsionis akan mengarahkan mereka ke kamar mahasiswa yang dimaksud.

Sapiente memarkirkan mobilnya di area parkir gedung, lalu Reva dan Lev segera turun untuk menemui Ryo. Selain untuk kepentingan kasus mereka, sebenarnya Reva merasa perlu menemui Ryo juga untuk mengabari Izanami bahwa kekasihnya itu baik-baik saja. Ia yakin Ryo pasti sudah bilang kepada Izanami bahwa ia baik-baik saja, tetapi Reva merasa bahwa akan lebih baik jika ia memberikan konfirmasi tambahan yang dapat menenangkan Izanami.

Kompak, Reva dan Lev melangkah ke dalam gedung tersebut dan disambut oleh angin pendingin ruangan di depan pintu—demi Tuhan, cuaca di sana sudah dingin! Keduanya cepat-cepat menghindari pendingin ruangan tersebut dengan menghampiri resepsionis yang berada lebih jauh lagi ke dalam lobi utama. Lev menyapa resepsionis itu, lalu menyatakan bahwa mereka tidak dapat bicara bahasa Italia. Resepsionis itu mengangguk dan membalas dalam bahasa Inggris, "Ada yang bisa saya bantu?"

The Bated NakamuraWhere stories live. Discover now