Kisah Suami yang Bosan kepada Istrinya

50 8 0
                                    

Pada suatu hari di kota Konoha yang indah nan damai. Terdapat seorang pengusaha yang sukses dan terkenal diberbagai kalangan. Sebut saja namanya, Nara Shikamaru. Pria bermarga Nara itu memang memiliki otak jenius sehingga tak heran jika dirinya mampu mengelola dan membesarkan perusahaan sang ayah yang diturukan kepadanya sejak beberapa tahun yang lalu. Tak hanya tampan dan mapan, Shikamaru juga memiliki pribadi yang bijaksana dan religius. Persis seperti ayahnya.

Pria itu sudah memiliki seorang istri dan seorang anak laki-laki yang masih berusia 8 tahun. Mereka hidup bahagia dan berkecukupan. Sang istri, Temari adalah wanita tangguh yang tak kalah hebatnya dengan Shikamaru. Wanita itu adalah keturunan bangsawan dari negeri sebrang yang telah diluluhkan hatinya oleh Shikamaru. Sedangkan putra mereka, menjadi anak yang jenius dengan rupa yang juga menawan seperti ayahnya.

Namun, akhir-akhir ini Shikamaru merasa bahwa dirinya merasa bosan dengan istrinya. Terlebih Shikamaru memilki beberapa asisten perempuan yang cantik dan seksi. Tak jarang mereka merayu atasannya tersebut meski hanya sekedar untuk makan siang bersama.

Beberapa kali Shikamaru memiliki niat untuk berselingkuh dan menduakan Temari. Namun, niatnya itu selalu gagal dengan iman yang kokoh dalam hatinya. Shikamaru yakin bahwa Temari lah satu-satunya wanita yang Allah takdirkan untuk menjadi tulang rusuknya. Terlebih mereka sudah memiliki seorang anak yang akan menjadi penerus orang tuanya.

Sayangnya, semakin Shikamaru menguatkan imannya semakin banyak pula ujian dan godaan yang datang kepadanya. Dan setiap kali godaan itu datang, Shikamaru selalu mengambil air wudhu untuk kemudian melaksanakan sholat dan memohon pertolongan kepada Allah.

Hingga pada suatu ketika Shikamaru menemui seorang kyai didesanya untuk bertanya dan mencari solusi atas permasalahan yang sedang dihadapinya.

"Jadi, bagaimana nak Shikamaru apa yang ingin kamu tanyakan sampai-sampai harus datang kerumah seperti ini." Tanya sang kyai kepada Shikamaru

"Jadi begini pak kyai, saya itu kok akhir-akhir ini sering merasa bosan ya dengan istri saya." Jelas Shikamaru tanpa basa-basi lagi.

"Loh..Loh.. la kenapa, nak Temari itu kan cantik. Masak kamu bosa sama dia."

"Gimana ya pak kyai.. dulu sebelum manikah, saya melihat Temari begitu indah bahkan tiada duanya di dunia ini. Tapi ketika aku melamarnya, ternyata ada banyak wanita yang seindah dia. Ketika saya menikahinya, saya mulai merasa bahwa ada banyak wanita yang lebih cantik darinya. Hingga sekarang, setelah sampir 10 tahun kami menikah, saya merasa bahwa semua wanita lebih menarik dari istri saya." Ucap Shikamaru dengan nada penuh penyesalan.

Sang kyai hanya tersenyum lalu kembali bertanya "Apakah kamu tahu, ada yang jauh lebih parah dari yang kamu alami saat ini nak.?"

"Apa itu pak kyai.?"

"Seandainya, kamu menikahi seluruh wanita di dunia tanpa terkecuali. Maka kamu akan merasa bahwa anjing-anjing yang berkeliaran di jalan jauh lebih menarik bagimu daripada wanita manapun." Kyai itu memberi jeda sebentar pada penjelasannya lalu tersenyum dan melanjutkan "Masalah sesungguhnya bukan terletak pada istrim. Tapi terletak pada hati rakusmu dan mata keranjangmu. Mata manusia tidak akan pernah puas, kecuali jika sudah tertutup tanah. Jadi, apakah kamu ingin istrimu kembali seperti dulu, menjadi wanita terindah di dunia.?

"I –Iya pak kyai." Jawab Shikamaru dengan perasaan tak menentu.

"Tundukan pandanganmu, pejamkanlah matamu dari hal-hal yang haram. Ketahuilah, orang yang merasa cukup dengan yang halal maka dia akan diberi kenikmatan yang sempurna di dalam kehalal-an tersebut."

"Baik pak kyai akan saya coba, saya akan lebih memperhatikan pandangan saya terhadap hal-hal yang tidak boleh saya pandang."

"Satu lagi catatan nak Shikamaru, jika istrimu belum baik, bimbinglah dia sampai menjadi baik. Bukan malah meninggalkannya dan mencari yang lebih baik. Semoga Allah senantiasa meridhoi pernikahan kalian."

"Terima kasih pak kyai, kalau begitu saya permisi." Pamit Shikamaru kepada kyai yang ada dihadapannya. Tadinya ia hendak memberikan salam tempel sebagai ucapan terima kasih karena sudah membantunya menemukan solusi. Namun, pak kyai secara terus terang menolak dan berkata bahwa ia tak mengharapkan imbalan apapun dan merasa senang jika bisa membantu Shikamaru.

Akhirnya Shikamaru pulang kerumahnya dengan perasaan yang lega. Ia tersenyum ketika memasuki rumahnya dan langsung mencari keberadaan Temari. Pria itu tanpa pikir panjang langsung memeluk istrinya yang ada didapur. Tak peduli dengan keberadaan Shikadai yang sedang duduk dimeja makan, Shikamaru juga langsung mencium kening istrinya. Namun, hal tersebutlah yang mampu membuat kehidupan pernikahan mereka terasa begitu berwarna dan bahagia.

.

.

End.

.

.

Kamu Imam Ku (ShikaTema)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon