Adab (Oneshot)

86 12 0
                                    

Disclaimer : All characters belongs to Masashi Kishimoto. I own nothing except the plot.

Warning : ISLAMIC CONTENT.!! Tidak ada maksud untuk membenarkan agama islam atau menyudutkan agama lain. Mohon pengertiannya. AU, OOC, Alur cepet, Diksi aca-acakan, Typo bertebaran. Mohon koreksi jika saya ada kesalahan fakta, penulisan, atau apapun. Insya Allah akan segera diperbaiki.

Bad Summary : Hari ini Shikadai dapat banyak banget pelajaran, dari bagaiman cara meminjam barang yang benar, apa saja yang harus dilakukan sebelum makan bahkan sampai apa saja yang harus dilakukan sebelum tidur. Shikadai senang sekali ayah dan ibunya tak pernah bosan mengingatkan dan memberitahunya.

Genre : Family, Romance (Maybe)

Rate : K+

Pair : ShikaTemaDai

Please, Don't like don't read.

.

.

Adab

Diakademi ninja, Shikadai selalu duduk disamping Inojin. Anak dari sahabat ayahnya itu juga menjadi sahabatnya sejak masih janin. Hingga sampai saat ini mereka terlihat sering bersama-sama. Dari belajar bersama, bermain bersama, makan bersama bahkan tidur persama pun pernah mereka lakukan.

Namun, agaknya hari ini mereka terlibat sebuah perselisihan yang justru menyita perhatian teman-teman sekelas mereka. Sedangkan sang guru sedang izin ke toilet.

"Kamu itu, kalau pinjam bilang dulu dong.! Biar aku ga nyariin gini, kan tadinya aku kira pensil warna ku hilang.!" Inojin berkata dengan nada yang tinggi dihadapan Shikadai. Anak yang satu ini kalau ngomong memang suka blak-blakan dan pedes. Namun kali ini Ia begitu kesal karena Shikadai tiba-tiba saja mengambil pensil warnanya tanpa ijin terlebih dahulu.

Pelajaran menggambar dan mewarnai memang selalu dilakukan seminggu sekali, dan hari ini Shikadai lupa tidak membawa pensil warnanya. Dia bingung harus meminjam pada siapa karena pasti teman-temannya yang lain tidak akan mau meminjaminya. Pada satu kesempatan Shikadai melihat Inojin sedang maju ke depan kelas untuk bertanya sesuatu pada sang guru, Ia pun langsung mengambil pensil warna teman sebangkunya.

"Iya, iya maaf. Aku lupa ga bawa pensil warna soalnya." Ujar Shikadai dengan suara yang lemah.

"Tapi kan jangan langsung ambil gitu dong. Ga sopan tau.!" Inojin masih meninggikan suaranya hingga suara sang ketua kelas mengintrupsi mereka berusaha untuk menengahi.

"Sudah sudah Inojin-kun, kan Shikadai-kun juga sudah minta maaf. Lebih baik, kita lanjutkan saja menggambarnya agar cepat selesai dan cepat pulang." Kata Sumire.

"Iya bener tuh, Shikadai kalau mau pinjem pensil warnaku gpp kok." Kini giliran si bocah bermata biru yang bersuara. Anak dari Hokage ke-7 itu dengan senang hati menawarkan pinjaman pensil warna kepada Shikadai.

"Ya sudah jangan diulangi ya." Kata Inojin, kali ini suaranya sudah tidak lagi tinggi, tidak lagi sewot seperti sebelumnya hingga akhirnya mereka pun kembali duduk ditempat duduk mereka masing-masing sampai sang guru kembali masuk ke kelas.

Suasana kelas menggambar itu tidak bisa dikatakan tenang, banyak anak yang mewarnai gamabarannya sambil bercengkrama dengan teman-teman sebangku mereka. Namun Shino selaku guru kelas tidak mempermasalahkan hal itu, karena menggambar dan mewarnai bukanlah pekerjaan yang bisa dilakukan dalam keadaan tegang.

Namun tak lama kemudian, pertengkaran kecil kembali terdengar dari 2 bocah berbeda warna rambut dan mata. Namun, karena keadaan kelas yang cukup ramai perselisihan itu tidak terdengar oleh Shino.

Kamu Imam Ku (ShikaTema)Where stories live. Discover now