Telur dan Tempe gosong

42 9 1
                                    

Naruto and all characters belongs to Masashi Kishimoto

ShikaTema/Romance/Rohani/Family/AU/OOC/Typo(s)/Plotless/Oneshot/SemiCanon

Warning.!: ISLAMIC CONTENT

ayah adalah laki-laki terbaik yang pernah kukenal. Dia selalu menghormati wanita apalagi istrinya. aku yakin ibu sangat beruntung bisa memiliki suami seperti ayah. Dan aku sangat bangga kepada ayah, aku ingin menjadi seperti ayah.!

DLDR

Enjoy Reading

.

.

Shikadai POV

Aku Shikadai, putra sulung dari keluarga Nara yang terkenal selalu hidup dengan bahagia. Usiaku sudah menginjak 12 tahun dan sebentar lagi aku akan lulus dari akademi yang membosankan itu. Shikamaru adalah ayahku, laki-Laki hebat yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata dan bekerja sebagai tangan kanan sekaligus penasihat tuan Hokage ke 7. Sedangkan ibuku adalah Temari, wanita paling cantik dan paling sabar yang pernah kutemui. Ibu dulunya adalah seorang politikus dari desa Sunagakure karena ia adalah kakak dari paman Gaara yang menjabat sebagai Kazegake. Tapi semenjak menikah ibu selalu dirumah untuk mengurusi kebutuhan rumah tangga, termasuk aku dan adikku. Adikku bernama Marumi, dia masih berusia 2 setengah tahun makanya Marumi tidak bisa pisah dengan ibu walau sebentar.

Cerita ini adalah cerita tentang kebijakan ayahku yang membuatku semakin mengangumi dirinya.

Pada suatu hari, adikku sedang sakit demam dan merengek meminta untuk terus digendong oleh ibu. Jika diturunkan pasti akan menangis dan merengek untuk digendong lagi. Sebenarnya aku kasihan melihat ibu yang sepertinya kewalahan, tapi aku tak bisa berbuat banyak karena Marumi tidak mau kugendong dan aku juga harus segera pergi ke akademi. Sedangkan ayah juga harus segera berangkat bekerja dikantor Hokage. Setelah sarapan dengan menu seadanya, aku segera meraih tas dan memakai sepatuku.

"Aku berangkat ya bu."

"Iya, hati-hati ya Shikadai." Ibu tetap memberikan senyum terbaiknya untukku dan itu berhasil membuat diriku kembali bersemangat untuk menjalani kegiatanku seharian ini.

Tapi seperti biasa, pelajaran diakademi selalu membosankan hingga membuatku tertidur sepanjang hari tanpa memperhatikan penjelasan dari para guru. Untungnya aku mendapatkan gen dari ayah dan ibuku yang sama-sama jenius jadi tidaklah sulit bagiku untuk bisa mengerti tentang pelajaran-pelajaran yang bahkan belum dijelaskan sama sekali.

Ketika pelajaran terakhir telah selesai, aku tak langsung pulang kerumah tapi aku pergi ke tempat latihan untuk berlatih ninjutsu bersama teman-temanku yang lain. Barulah ketika hari telah sore aku berpamitan kepada yang lain untuk pulang terlebih dahulu, sungguh dalam kepalaku hanya terus memikirkan Marumi yang sedang sakit.

"Shikadai kenapa buru-buru. Kita kan harus latihan kombinasi Ino-Shika-Chou sekali lagi." Kata Inojin berusaha menahan kepergianku.

"Maaf semuanya, aku harus segera pulang karena adikku sedang sakit."

"Oh Marumi-chan sakit ya, ya sudah tidak apa-apa semoga adikmu segera sembuh."

"Titip salam untuk Marumi dan bibi Temari ya."

"Terima kasih." Ujarku sambil berlalu, terima kasih kepada Inojin dan Chouchou yang telah memberikan doa terbaiknya untuk adikku.

Setelah aku sampai dirumah ternyata adikku masih berada dalam gendongan ibu. Aku jadi kasihan dengan ibu yang sudah bangun sejak pagi buta, bekerja keras sepanjang hari, membereskan rumah tanpa pembantu bahkan kali ini sambil terus menggendong Marumi.

Kamu Imam Ku (ShikaTema)Where stories live. Discover now