34

21 12 7
                                    

Teresha Amadya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teresha Amadya

BAGIAN TIGA PULUH EMPAT

***

Teresha membuktikan bahwa ia bersungguh-sungguh dengan kalimatnya di kantin tempo hari. Mengejar Langga ke mana pun dan di mana pun merupakan rutinitasnya sehari-hari.

"Langga! Pagi! Hari ini lo udah sarapan belum?" Teresha menyandarkan tubuhnya yang setengah berdiri di sebuah meja di belakangnya, matanya mengamati Langga yang mengabaikan Teresha di ruangan kelasnya.

"Ih, Langga!" Kini, Teresha mengguncang-gunang bahu Langga hingga ia mendesis kesal.

"Bisa nggak ganggu gue?" tanya Langga dingin. Lagi pula, Langga tidak merasa bahwa ini merupakan kisahnya dengan Teresha, melainkan Dasha.

"Nggak," balas Teresha berani.

Langga menepis tangan Teresha yang berada di bahunya, lalu beranjak meninggalkan bangkunya untuk menemui Dasha.

"Dash. Ada yang gangguin gue, lo nggak marah apa?" Langga duduk di hadapan Dasha, kedua matanya menatap Dasha dengan saksama.

"Langga, gue nggak gangguin lo!" Teresha menyusul Langga dengan cepat, ia merengek seperti anak kecil yang keinginannya tak terpenuhi.

Dasha tetap membisu, sementara Natari di sebelahnya pun menghentikan percakapannya dengan Dasha karena merasa terganggu dengan Teresha.

"Lo nyasar apa gimana, sih?" sindir Natari yang sepenuhnya Teresha abaikan.

"Langga. Pas itu kan gue bilang kalau gue tertarik sama lo, bisa nggak lo hargai perasaan gue?" Teresha mengerucutkan bibirnya, kesal.

Langga menghela napas mendengar kalimat Teresha. "Lagian dari awal pun gue nggak tertarik sama lo. Lo yang nyimpulin sendiri kalau lo tertarik sama gue. Lo juga tahu kan gue tertariknya sama siapa?"

Teresha mengembungkan kedua pipinya hingga wajahnya membulat. "Lo kan liat orang di depan lo aja nggak peduli sama lo! Cuma gue yang peduli sama lo, Ga."

"Sotoy banget, sih."

"Duh, selain keluarga lo sama temen lo dan gue, lo nggak dipeduliin sama orang yang lo sukain, tuh."

"Berisik." Kedua mata Dasha menyorot Teresha dengan tajam. "Lo bukan siswa kelas ini yang berarti lo nggak ada hak buat bikin keributan di sini." Tegas namun tajam. Teresha dibuat keki jadinya.

"Duh, emangnya kenapa, sih? Lagian bener kan, lo nggak suka sama Langga?!"

"LAYARKAN KAPAL LANGGA-DASHA! SINGKIRKAN MUSUH BARU!"

Candra, entah dari mana muncul dan membentangkan sebuah kertas yang dirobek dari pertengahan buku yang menunjukkan sebuah kalimat "Kapal Langga-Dasha!" dengan ukuran yang besar ditulis oleh spidol papan tulis. Kalimat Candra disoraki oleh siswa lain, hingga keadaan kelas menjadi ribut.

Believe [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang