Ch.20 Those Who can't,Teach. and Always Learn

44 11 3
                                    

Haseul P.O.V.

Jam tangan di lengan Haseul memperlihatkan pukul 17.30. dimiringkan nya kepala ke kanan dan kiri,terdengar suara gemertak. Tugasnya hari itu telah selesai,hanya satu hal tersisa. Hari ini hari terakhir Pak Kepala Sekolah bertugas...beliau pensiun hari ini

iya,Pak Lee,Kepala Sekolah yang bijak dan hapal semua nama murid dan guru yang dibawahi nya hari ini pensiun. Pukul enam sore nanti rencana nya seluruh guru akan berkumpul di aula untuk melakukan perpisahan.

Beliau seharus nya pensiun seminggu lalu,namun bersikeras untuk memperpanjang masa kerja nya untuk mengamati meeting yang diadakan Kumite kemarin,menyoal peraturan turnamen. Saya senang melihat bibit atlit bela diri terbaik negeri ini berkumpul berderet di satu tempat,rasanya menyenangkan dan membanggakan ujar nya ketika ditanya mengapa.

Sekotak hadiah berbalut pita yang diikat rapi berisi ekstrak ginseng dan suplemen kesehatan lain nya sudah Haseul siapkan. Setelah memastikan diri nya terlihat rapi,lalu mengambil tas nya, Haseul pun keluar dari ruangan,tepat di kanan dan kiri nya keluar pula dua sosok guru lain,masing-masing membawa bingkisan juga.

"Wahahaha keluar nya barengan,bisa begitu yak" celetuk bu Yongsun,wali kelas 1A

"kalian nyiapin apa buat pak Kepala Sekolah?" tanya bu Eunbi di kiri Haseul

"Rahasia" jawab Haseul sambil menaruh telunjuk nya didepan hidung

"btw,pengganti nya belum dikasih tau ya?" imbuh Yongsun "katanya anak ketua direksi divisi media nya Jeon-Tech"

Jeon-Tech? Jgn jgn kerabat nya Heejin?

"Kalo kak Yongsun aja ga tau,apalagi kita" ujar Eunbi sembari mengunci pintu ruangan nya.

"Sepi banget,wali kelas yang lain udah duluan kali ya?" tanya Haseul setelah memperhatikan sekitar

"Seperti nya begitu...Yep,wali kelas 3 udah pada disana,wali kelas 2 lagi otw" jawab Eunbi sambil memperhatikan layar handhone

Ketiga nya bergegas menuju aula,sepanjang perjalanan Haseul jadi teringat lagi awal mula nya dia dipilih menjadi guru di SOFMA.

Awalnya dia menolak tawaran itu atas dasar kurang pengalaman mengajar,apalagi Haseul ditawari posisi itu langsung setelah lulus. tapi Pak Lee berhasil membujuknya.

di SOFMA kami tidak butuh guru pintar,kami membutuhkan guru yang faham seluk beluk sekolah dan dibentuk kepribadian nya oleh sekolah ini,terutama yang pernah memegang jabatan sebagai kapten atau anggota Kumite. Agar dia bisa mengerti dan memahami kesulitan yang akan ditemui murid berdasarkan pengalaman si guru. Penjelasan diplomatis pak Lee berulang lagi di benak Haseul. Sejumput senyum simpul merekah di bibir Haseul,ketika pak Lee saat itu lanjut nyeletuk tinggal ikuti kurikulum nya aja toh, kenapa anda tidak bisa? Jo Haseul,dari angkatan ke-33.

Setiba nya di aula,nampak bu Hyunjung,Hyojin,Hyojung,Chorong dan Joohyun tengah menyelesaikan dekorasi, tepat di tengah aula sudah disiapkan meja panjang, lengkap dengan makanan dan minuman nya sibuk disiapkan oleh Jisun dan para guru bahasa asing;bu Mina,Fei-Fei,Han Dong,Seungwan,Sakura dan Roseanne.

"Lho,kirain cuman duduk terus kasih hadiah aja?" celetuk Yongsun

"kalo gitu doang,garing lah,bantu ambilin soju nya gih" suruh Jihyo dari belakang

"buset,masih sore ini,masa minum" ujar Eunbi terheran-heran

"gak ada kata terlalu pagi untuk minum" balas Jihyo

"Sooyoung belum datang?" tanya Haseul

"lagi jemput pak Lee,dia gak tau kita lagi nyiapin ini. Moga gak jantungan pas ngeliat ini semua" seloroh Jihyo

Sesuai yang diperintahkan keempatnya lalu ikut menyiapkan soju ke meja. Segenap staff lain nya pun mulai berdatangan.

"Siap-siap,pak Lee sebentar lagi datang!" teriak Seungwan sembari berlari menuju saklar lampu aula dan mematikan nya. Otomatis hadirin langsung mengambil posisi di meja dan senyap diam seribu bahasa.

"Surpise!" sontak terdengar ketika Pak Lee dan Sooyoung memasuki aula

Terlihat raut terkejut jelas tergambar di wajah pak Lee,yg lanjut berganti jadi terharu.

Acara perpisahan pak Lee sore hingga malam hari itu pun berlalu dengan lancar dan hangat,tapi yang Haseul paling ingat adalah cerita perjuangan pak Lee pertama datang ke SOFMA dibebani tugas berat mengganti image sekolah yg tadi nya sekolah khusus wanita biasa,sarang siswi berandalan yang suka berkelahi menjadi sekolah terpandang seperti sekarang,bisa diakui dan diberikan subsidi langsung oleh pemerintah melalui Kementrian Pemuda/i,bahkan memiliki cabang di kota Busan dan Jeju yang menganut kurikulum yang sama. Tentu terlihat perasaan bangga dari wajah pak Lee saat menceritakan itu,hanya saja Haseul menangkap rasa khawatir yg tersembunyi dibawah nya.

Tepat pukul 10 malam,aula sudah mulai sepi saat Haseul kembali setelah dari toilet. Hanya tersisa pak Lee dan Sooyung serta beberapa staff kebersihan di sekitaran aula.

"ah,Haseul,udah siap pulang?" tanya Sooyoung

"sudah pukul sepuluh ternyata. Kalau tidak ada urusan lagi,kalian berdua pulanglah,istirahat. Terimakasih atas kerja keras kalian selama saya bertugas disini" pungkas pak Lee

Mendengar itu,Sooyoung tertawa "udah ada puluhan kali bapak bilang itu ke semua orang,gak capek?"

"gak secapek ngurus sekolah dan staff nya selama 28 tahun" jawab pak Lee sambil tertawa "agak sedih juga memang. Tapi yaa mau gimana lagi, sudah waktu nya yang tua memberi jalan kepada yg muda"

"ngomong-ngomong,pengganti nya bapak nanti siapa? Langsung orang dari kementrian juga?" tanya Haseul

Mendengar itu pak Lee diam sejenak sebelum bicara "sayang nya bukan,tadi nya saya merekomendasikan kolega saya yg dari Busan,tapi dari kementrian nya sendiri menunjuk orang dari Jeon-Tech nya langsung. Namanya siapa ya...saya lupa" jelasnya,sambil menggaruk-garuk dagu "oh,Dae Hansol"

"Hansol..."gumam Sooyoung yg lalu melihat ke arah Haseul "Hansol yg suka deketin Heejin itu bukan?"

"Sepertinya iya" jawab Haseul ragu

"kalian kenal?" tanya Pak Lee "anak muda yg sungguh bersemangat. Saat bertemu dengan saya,dia dengan menggebu-gebu nya menyampaikan visi dan misi nya untuk sekolah ini kedepan. Terutama untuk turnamen. Kedengaran nya memang bagus,hanya saja saya agak kurang setuju."

"Turnamen?"

"dia memiliki ide untuk menyiarkan turnamen di sekolah ini dalam skala nasional,dengan platform dari divisi media Jeon-Tech. Tadi nya akan mulai dilakukan saat turnamen untuk siswi kelas satu,tapi saya tolak,karena itu masih masuk jurisdiksi saya dan saya rasa itu terlalu berat,persaingan nya saja sudah sulit,apalagi ditambah sorotan media seperti itu. mungkin untuk turnamen kelas dua nya akan dia mulai. Yaaa apapun kebijakan dia kedepan,saya harap kalian mendukung nya sebaik mungkin" tak lama kemudian pak Lee pun pamit karena tak enak membuat istri nya di rumah menunggu terlalu malam.

Sesampai nya di rumah,Haseul pun mulai menggali siapa Hansol lewat internet. Sepanjang yang Haseul tau Hansol hanya anak dari petinggi Jeon-Tech yang naksir ke Heejin dari dulu,tak disangka nya dia akan melakukan hal drastis seperti ini,sampai menggunakan koneksi nya untuk menjadi kepala sekolah nya Heejin. Iya sih,semua fasilitas teknologi SOFMA seperti wi-fi,cctv dan perangkat keamanan nya difasilitasi Jeon-Tech tapi menunjuk orang dalam perusahaan tersebut untuk menjadi kepala sekolah SOFMA terasa sedikit janggal dibenak Haseul.

Setelah digali lebih dalam,ternyata Hansol adalah kepala direksi divisi media Jeon-Tech yang mengurusi portal berita olahraga. Namun saat menggali,Haseul menemukan sebuah artikel tentang salah satu anggota divisi tersebut tersangkut kasus judi online ilegal.

Lebih terkejut lagi ketika menemukan komplotan tersebut ternyata termasuk dalam jaringan kejahatan terorganisir dari Hongkong dan salah satu screenshot bukti nya diberi tanggal yang Haseul sangat ingat,hari ketika Kahei kalah di turnamen 2 tahun lalu...namun sekeras apapun Haseul mencari,nama pelaku nya tak dapat dia temukan,pun mengenai kasus tersebut sudah selesai atau belum nya. Hansol...apa dia terlibat dalam ini? Apa ini ada kaitan nya dengan kasus nomor misterius yang meneror siswi beberapa waktu lalu? Aku harus cari tau

School of Female Martial Artist : A Loona fanfiction (Ongoing)Where stories live. Discover now