Ch.18 Why How & Who

100 12 6
                                    

Jiwoo P.O.V.

Ah....suntuk celetuk Jiwoo dalam hati,yg sedang rebahan secara hakiki. Beres latihan dan mandi,dirinya pun langsung terjun bebas ke kasur,pirouette satu putaran dan guling-guling satu setengah lap seperti biasa. Berhubung akhir minggu,biasanya setelah latihan,Jiwoo dan penghuni lain langsung meluncur ke sekolah,namun tidak kali ini. Yaiyalah hari sabtu.

Demi mengusir rasa suntuk,Jiwoo pun keluar kamar dan berniat membantu kak Kahei beberes rumah. Ditemui nya senior nya tersebut,tengah duduk di meja makan,dipangkuan nya terlihat sedang memberi makan Danish dengan pipet kecil berisi susu.

"OH! Danish udah melek! Waaaaa lucunya...!" ujar Jiwoo saat mendekati Kahei,lantas membelai-belai kepala Danish "btw kak Kahei udah selesai beberes?"

"udah....makanya kakak bisa santai begini"

"yaaaah,tadinya mau aku bantuin. Hehe"

Kahei lalu tersenyum simpul "telat nawarin nya...pagian dikit lain kali..."

Ditariknya handphone dari saku,terlihat sudah pukul sepuluh pagi. "iyasih,kesiangan ya,heuheu"

Dari arah tangga,turun sosok lain berambut hitam panjang. Bersetelan tomboy,jeans biru,kaos putih dan jaket kulit hitam,sama mengkilat dengan rambutnya.

"Ish,lupa. ERRY!" teriaknya sembari mendongak ke atas tangga "lemparin kunci! Pinjem!"

"Tangkap!" ujar Erry dari lantai atas. Satu set kunci lalu mendarat di tangan Hyejoo.

"Oh,Hyejoo,mau kemana?" tanya Jiwoo,kepo.

"ke PC-bang. Ketemu kak Nakyung. Kak Jiwoo mau ikut?" katanya,sembari mengantongi kunci tadi.

"Nakyung?"

"temen satu klub nya kak Seoyeon"

"ooooh,ayuk,bentar yak,ganti baju dulu." Jiwoo pun lalu beringsut balik kamar dan berganti celana jeans biru panjang,lantas mengenakan kaos rugby putih oversize dengan garis-garis pink horizontal.

"kalian gak mau sarapan dulu...?" tanya Kahei saat Jiwoo turun dari tangga.

"nggak kak,ntar aja dijalan,aku juga mau sekalian mampir dulu ke kafe kakak-ku" tolak Hyejoo. Jiwoo pun mengangguk saat Kahei mengalihkan pandangan padanya.

"ya udah...hati-hati di jalan."

Hyejoo dan Jiwoo pun lalu berjalan menuju pintu keluar,dilihatnya Hyejoo lalu berjalan lagi ke sebelah kanan asrama,menuju garasi.

"mobilnya pak Jun emang ada disitu? Bukan nya Heejin pulang ke rumah kemarin malem?" tanya Jiwoo bingung. "atau mau boncengan naek sepeda aja?"

"kita ke PC-bang nya gak pake mobil atau sepeda" Hyejoo pun lalu membuka pintu garasi. Diantara jejeran sepeda,terlihat sebuah scooter warna ungu,di kedua stang nya tergantung helm khas penunggang skuter warna putih "tapi pake itu"

"Hoooo,eh,emang nya Hyejoo bisa bawa motor? Lah itu,skuter siapa?"

"hehe,bisa lah. Punya Erry sih,2 hari lalu,ayah nya nganterin itu skuter. Biar gak capek ngeboseh kalo mau kemana-mana katanya. " jelas Hyejoo yg lalu mengambil helm.

"aih,perhatian banget."

"biasalah,enaknya anak sulung,dimanjain. Nih" ujar Hyejoo yg lalu menyodorkan helm pada Jiwoo.

"PC-bang nya dimana emang?" tanya Jiwoo sambil mengenakan helm

"Myeongdong." Jawab Hyejoo,yg lalu menunggangi dan menyalakan skuter. "pintu garasi nya kak,sekalian,tutup"

Myeongdong....jadi keingetan stalker saban hari,moga gak ada hal aneh lagi. Pikirnya sambil menutup pintu garasi. Jiwoo lalu menaiki skuter tersebut di jok belakang.

School of Female Martial Artist : A Loona fanfiction (Ongoing)Where stories live. Discover now