🔅 Chapter 24 🔅

Comincia dall'inizio
                                    

        "I can make you more breathless." Bisiknya kelewat rendah, tepat di bawah cuping telinga Jimin. "You, me, and bed. Sounds amazing, right?"

        Tubuh Jimin berjengit, kalimat vulgar dari Jungkook membuat jantungnya berdegup kencang. Pompaannya membuat desiran darah mengalir deras hingga Jimin nyaris terlena. Tangannya menemukan kesadaran, Jimin mendorong cepat, meskipun itu hanya bisa membuat jarak setipis jengkalan tangan.

        "Ugh! Kau sudah tidak waras!!"

        Jungkook tidak bergeming, ia terkekeh seraya menggeleng kecil. Menggoda Jimin memang tidak akan pernah membosankan. Setelahnya, Jungkook melepaskan Jimin begitu saja, ia kembali pada posisi semula yaitu memegang roda kemudi. Kebetulan navigator sedang absen menjalankan tugas, jadi Jungkook mengambil alih kemudi.

        Namjoon mengajukan ijin mendadak kepada kapten kapal karena sang Kekasih sedang marah, dan Namjoon hampir gila untuk membujuk Seokjin yang merajuk. Salah Namjoon juga karena berani-beraninya menggoda gadis-gadis di pulau Barbados sebelum keberangkatan kapal. Itu pun terpaksa Namjoon lakukan karena kalah taruhan dengan awak kapal lainnya.

       Beruntunglah Jungkook sedang dalam suasana hati yang baik. Jadi ia menyetujui permintaan 'libur' dari Namjoon tanpa perkara panjang. Lagipula, jika Seokjin merajuk atau sedang marah itu juga akan mengancam kesejahteraan kapal. Seokjin akan menolak beraktivitas di galley dan membiarkan semua orang kelaparan.

Pluk!

        Jimin tersentak kecil, puncak kepalanya terasa memberat. Saat dirinya mendongak, ternyata topi Tricorne kepunyaan Jungkook sudah bertengger di atas kepalanya. Sedangkan pemilik Tricorne kembali bersikap acuh dengan membaca lembaran peta.

        Sinar matahari menuju ufuk barat masih menggencar, dan Jungkook merelakan wajahnya tersengat matahari setelah satu-satunya pelindung diberikan kepada Jimin.

        "Kembalilah ke kabin. You'll got sunburn." Jungkook berujar tanpa menatap Jimin sama sekali. Saat menyudutkan Jimin beberapa menit yang lalu, ia melihat titik-titik kemerahan di kulit wajah Jimin. Jungkook yakin, Jimin tidak menyadari dirinya tengah terbakar sinar sang Surya.

       "Tidak, topi ini sudah melindungiku. Terimakasih." Jimin langsung memalingkan wajahnya menghadap lautan. Rona merah tidak mau menghilang di pipinya, dan sekarang semakin bertambah berkali lipat.

        Geladak kembali tenang, suara gulungan ombak adalah satu-satunya yang terdengar. Ufuk barat mulai menyongsong petang, burung-burung mulai mengisi perut agar kembali pulang tidak dalam perut kosong. Jika dilihat dari pantulan bayangan, kira-kira sedang pukul setengah lima sore.

        "Captain!! Sail, Ho!!" Watcher boy di atas Crow's nest paling ujung berteriak lantang. Ia melipat teleskop dan melaporkan ada sebuah kapal bajak laut yang mendekat.

        Jungkook mengunci kemudi, tangannya merogoh saku dan langsung meraih teropongnya. Pipa-pipa diperpanjang dan lensa diputar agar fokus. Bola mata keemasan Jungkook menyipit, dan ia langsung memutar mata jengah saat melihat simbol Jolly roger yang ia kenali.

        Satu kapal besar, dengan warna cokelat mahoni mendekat ke sisi kapal utama Hawkins Jack. Sekumpulan bajak laut di atasnya seketika meninggalkan kegiatan masing-masing dan berlari menuju pinggiran deck. Mereka melongok penasaran ke atas dua kapal Jungkook, tak terkecuali kapten mereka.

        "Ahoy, me hearties!!" Kapten kapal berteriak keras kepada Jungkook, ia melepaskan kemudi dan membiarkan kapal oleng.

Brugh!!

🔅 Stealth 🔅 》KookMinDove le storie prendono vita. Scoprilo ora