🔅 Chapter 8 🔅

9.3K 1K 656
                                    

Warning: some trigger content!
- mention of rape, violance, sexual harrasement, physical fighthing, gun war -

🔅

       "Nah, anak ibu sangat tampan." Tangan halus menyisir rapi rambut putranya.

       Senyum deret gigi terlukis lebar dari ujung ke ujung. Kaki-kaki kecil melompat girang, teramat senang bisa mengenakan pakaian baru. Dasi kupu-kupu terlipat lucu di kerah leher menambah kesan menggemaskan bagi bocah berusia sepuluh tahun.

        "Ibu ... apakah ayah yang memberikan ini kepadaku?" Matanya membesar penuh harap menunggu jawaban dari ibunya.

        Elena, ibu dari si bocah kecil, memulas senyum sedih di bibir merah muda alaminya. Tidak tega mengatakan suatu kebenaran. "I-iya, itu dari ayahmu."

        "Yeaayy!!!" Ujung kaki terjinjit, berjingkrak kesenangan. "Apakah kita akan menemui ayah, bu?"

        Anggukan diberikan beberapa kali, namun sinar mata berkebalikan dengan kegembiraan si kecil. Bahkan tangan terangkat untuk mengusap air mata sebelum meluruh dan disaksikan oleh sang Putra. "Jadilah anak yang baik, dengarkan setiap perkataan ayahmu, hm?"

        Kepala meneleng bingung, tetapi mengangguk antusias kemudian. Jemari kecilnya menaut jemari ibunya, berjalan beriringan meninggalkan rumah kecil yang jauh dari kata layak.

        "Ibu ... mengapa ibu sering memanggilku dengan nama Caspian?" Mata kecilnya memandangi sepatu baru yang sangat mengkilap usai disemir.

        "Karena ibu ingin kau menjadi anak yang tangguh, selalu menebar kebaikan, dan dipenuhi dengan cinta." Senyum teduh keibuan diberikannya.

        "Tapi namaku Jungkook, ibu." Bibirnya mencebik, menciptakan kegemasan bagi wanita dewasa di sampingnya.

        "Ibu, ayah itu orang yang seperti apa?"

        Satu kalimat pertanyaan telak menghentikan seluruh pergerakan. Jemari tangan lain bergetar merasakan sesak. Air mata menggenang ketika diminta untuk mengingat-ingat lelaki bejat yang menodainya beberapa tahun silam. Perilaku tak beradab yang membuatnya harus mengandung benih dari seorang pria keji.

        "Di-dia ... d-dia orang yang baik," Suaranya tercekat pada pangkal tenggorokkan. "Dia, di-dia seorang yang sangat terhormat." Tangannya mengepal kuat demi memuntahkan kebohongan bagi putra lugunya.

        "Uwaaahh, jadi ayah seorang bangsawan?" Mata bulat keemasan berbinar. "Jadi kita akan tinggal bersama ayah, bu?"

        "Hanya Jungkook, saja." Satu tetes air mata mengalir dan secepat kilat terhapus dengan kasar.

        "Kenapa?" Alis menyatu sedih setelah mendengar penuturan sang Ibu.

        "Karena ... ka-karena,"

        Karena ibu tidak bisa memberikan kehidupan yang layak untukmu – bisiknya menahan tangis.

        Kala itu Elena hanyalah gadis polos dari pasangan suami-istri yang bekerja sebagai tukang kebun di kediaman keluarga bangsawan. Keluguannya dimanfaatkan oleh seorang putra dari majikan ayah ibunya. Pria biadab yang merenggut kesucian Elena dan menuduh bahwa gadis miskin telah merayu seorang putra bangsawan dan menebarkan berita bohong. Bahkan saat itu Elena begitu hancur mengetahui benih dari kebejatan telah tumbuh di dalam rahimnya.

        Elena dianggap sebagai aib keluarga. Dicap sebagai gadis penggoda oleh seluruh desa akibat tuduhan dari pria pengecut. Membuatnya terusir dari keluarga dan hidup sebatang kara untuk menggelandang. Tetapi, Elena tidak menyerah, bayi kecil tengah bergantung nyawa di dalam perutnya. Meskipun dunia tidak adil kepadanya, ia tidak ingin bayinya merasakannya juga.

🔅 Stealth 🔅 》KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang